"Sekali lagi, gue hanya minta Oslan kembali jadi manajer gue."
"Oke, kalo itu mau lo!" Baron mendorong gelasnya ke puncak lemari di sudut dinding ruangan tersebut. Tubuhnya langsung menghindar dari posisiku berada. Kakinya melangkah ke dekat pintu.
Kurasa, dia tidak tahan lagi berbincang denganku. Kepalaku sedikit melesat pelan ke arahnya, tepat keberadaannya telah menggenggam ujung knop pintu.
Napas terengah kesal akhirnya memutarkan tubuhku menjadi datar, berakhir ke posisi Baron yang berada di sisi pintu. Tangannya mulai menarik knop pintu untuk mengusirku secara halus. Kepalanya sedikit tertunduk lesu, menaikkan alis menyinggung.
Langkahku sengaja diberhentikan di sisi sampingnya.
Dengan rasa halusnya, aku pun berkata demikian. "Terima kasih karena sudah memenuhi kesepakatan kita berdua. Saya senang berbisnis dengan anda! Sekali lagi, saya akan memenuhi semua keinginan anda selanjutnya. Karena saya tahu, anda adalah bos terbesar kami—pelayanan kami bekerja."