Ancaman yang bergelut luka. Tuan Darwis berdengus kesal kepada Jose. Walau sebenarnya, ada rahasia yang mereka sembunyikan.
Nyonya Elina segera bergegas menghampiri Jose yang sedang berdekam tunduk. Dua tangannya mencegah perbuatan suami kontrak putrinya sedang berserah diri.
"Nak Jose. Bangun! Tante nggak akan bisa nyalahin kamu gitu aja, hmm?"
Alis nyonya Elina naik turun, genggaman tangannya di lengan Jose cukup kuat. Mereka saling menatap, sedangkan tuan Darwis memandang sengit sambil berkacak pinggang.
"Eh, Sayang. Biarkan dia kayak gitu. Orang kaya memang suka mempermainkan orang rendahan seperti kita. Dia pikir, kita akan kalah melawannya. Tapi, hari ini saya akan berbaik hati kepadamu." Tuan Darwis melupakan jati dirinya saat ini.
Kakinya melangkah dekat ke posisi Jose yang sedang patuh. Kemudian, jemari tuan Darwis terjulur ke hadapannya sambil memaksa senyum.
"Bangun! Saya masih harus berutang budi sama kamu."
