Soal hadiah, Jose mengalihkan semua pembicaraan ini. Kami disambut akrab dengan sang paman. Kurasa, paman terlihat baik-baik saja. Tapi, jika diperhatikan dengan saksama, wajahnya memang pucat pasi.
"Kenapa aja di luar sono?" Pamanku memekik ringan.
Setelah membahas tentang nilai di kampus. Dua bersaudara mendahului kami untuk memasuki rumah mereka. Rumah bertingkat yang terlihat sangat rapi dan nyaman. Halaman yang cukup luas dengan ditanamkan beberapa bunga dan kehijauan.
Di dalam ruangan, aku tidak langsung menduduki kursi. Tapi, aku mencari sosok sang bibi yang mungkin sedang sibuk di dapur.
Dia memang wanita karir, dia tidak pernah lengket di rumah karena bisnisnya menunggu. Akhirnya aku menemukan bibi di sisi dapur, berbatas dinding ruang tengah.
"Tante," panggilku mendekati posisinya berada.
Bibirku berbalik menyambutku dengan tersenyum hangat. "Eh, ada Ocha. Mau makan nggak, Cha? Ajak Jose ke sini."