"Gimana kalo gue terima ke dua-duanya?" Riko mengusulkan. Garis keningnya datar, mencoba meyakinkan kami semua yang menyimak segala pembicaraan.
"Eh, Kak Riko udah gila ya!" Meila dengan alis yang meninggi ikut bersahutan.
Karena mendengar itu sangatlah lucu bagiku, jemariku menepuk-nepuk bahu Riko lalu tertawa lantang. "Hahaha. Riko, nggak bisa gitu dong! Lo harus fokus di salah satu perusahaan. Seenaknya lo ngomong kayak gitu."
"Nggak apa-apa, gue ngerti maksudnya Riko. Lagian, gue cuma butuh penguatan server perusahaan gue. Jadi, Riko bisa kerja di mana aja." Jose menjelaskan.
Riko mengacungkan telunjuknya meninggi. Tidak heran, dia memang cepat pulih dengan isi hatinya yang sempat menyimpan rasa kesal. Baru sekarang kami mencoba untuk tetap bersama, Riko sudah tertarik dengan tawaran Jose yang cemerlang.
Aku melihat sisi keduanya, mereka menyalurkan jaringan kebahagiaan. Bisa dibilang, ini semacam taktik Jose untuk berbaikan dengan adik sepupuku.