Di antara meja bulat yang elegan. Kepalaku yang tertunduk ringan, akhirnya terangkat perlahan. Aku menatap raut wajah Jose berubah serius. Mendengar ucapan itu, aku jadi melupakan sisi kiri dan kanan sedang mengawasi.
Kurasa mereka tidak akan terlalu memperhatikan diriku, atau diri Jose sendiri.
"Sssts!" Aku mendesis tanpa harus menaikkan telunjukku, supaya Jose menyadari akan mata-mata yang bersampingan dengan kami berdua.
Aku menenggak air dari dalam gelas. Jose malah memanggil seorang pelayan untuk menghidangkan makanan spesial untuknya.
"Baron? Hmm … maksudku anak buah mereka?" Aku pura-pura bertanya. Ya, garis keningku menjadi sangat datar, sedikit melirik menyamping, seperti mengawasi keadaan di sekitar.
Jose santai saja, seakan dunia ini milik kami berdua. Disebabkan suara Jose selalu hadir dan menyeruak ke segala penjuru ruangan. Salah satu pria dari sudut meja beranjak. Mataku mendelik untuk menyadarkan posisi Jose di depanku.