Kami berangkat, di tengah kegelapan malam, dengan cahaya lampu gantung di antara tepi jalan. Jose bersama kedua pengawal, menyeret Adrian untuk memasuki bangunan bertingkat di depan sana, tepat di sebelah timur.
Aku menduga, kalau rencana ini benar-benar Jose lakukan demi membantuku untuk mengingat segalanya, termasuk mimpi buruk.
Kami melewati beberapa koridor dalam bangunan, hingga melewati satu pintu dekat anak tangga. Sontak, kepalaku merasakan sesuatu yang tidak terlihat dari sana. Seketika merasa pusing perlahan.
"Akh!"
Hingga akhirnya, dua tanganku merampas lengan Jose yang lebih mendahului langkahku.
"Lo kenapa?" Jose berputar, memperhatikan reaksi singkat pada diriku.
Aku menggelengkan sejenak kepalaku, sehingga tidak berkelanjutan. Rasa pusing yang sempat mengarahku pada pembukaan memori masa itu.
"Nggak kenapa-napa." Aku menjawab dengan keyakinanku.