Chereads / Istri ke Dua Suamiku / Chapter 17 - 17. Mencoba untuk Melenyapkanmu

Chapter 17 - 17. Mencoba untuk Melenyapkanmu

Melihat wajah Kasih yang begitu kalut, membuat Luki tidak tega untuk membiarkan wanita itu berangkat sendirian ke rumah sakit.

"Aku akan mengantarmu ke sana," kata Luki. Dia pun membawa Kasih menggunakan mobilnya menuju rumah sakit.

Dalam perjalanan Kasih terlihat tidak baik baik saja. Wanita itu tampak lebih gusar daripada waktu di rumah tadi.

"Aku percaya kalau Cinta keguguran bukan karenamu. Pasti itu karena dia sendiri—atau mungkin dia berbohong."

"Mana mungkin dia berbohong mengenai keguguran itu. Padahal anak itu lah yang membuat Lukas yakin untuk menikahinya."

Luki diam. Ia tidak tahu mengapa Kasih masih begitu memercayai sahabat yang sudah menusuknya dari belakang.

Sesampainya di rumah sakit, dia melihat Lukas sedang duduk di kamar rawat Cinta. Lelaki itu menundukan wajahnya, merasa sangat sedih karena sudah kehilangan anaknya.

Mendengar suara langkah mendekat, Lukas menoleh. Dia pun tersenyum sinis ketika melihat jika yang datang saat ini adalah Luki dan Kasih.

"Bagaimana? Kamu sudah puas membuat Cinta keguguran?" tanya Lukas langsung menuduh Kasih. Tanpa mau mendengarkan ucapan istrinya.

"Lukas, aku sungguh minta maaf padamu. Tapi aku sungguh tidak melakukan apa apa."

"Tidak melakukan apa apa katamu?! Lalu bagaimana mungkin Cinta bisa kehilangan anaknya. Pasti kamu sudah membuatnya sangat stress sampai dia harus kehilangan buah hati kami."

"Bahkan kamu tidak percaya pada Kasih," sahut Luki.

"Diam kamu, ini bukan urusanmu," desis Lukas. "Kalau kalian mau melihat keadaan Cinta sebaiknya urungkan saja niat kalian. Karena Cinta tak akan aku izinkan untuk bertemu dengan kalian."

"Tapi Lukas. Dengarkan aku, aku sungguh tidak melakukan apa apa pada Cinta. Cinta lah yang tadi pagi datang padaku dan dia yang memprovokasiku."

"Tck. Kamu menuduh Cinta karena saat ini dia tidak bisa membela dirinya, kan?"

Lukas hendak masuk ke dalam ruangan Cinta. Oleh Kasih tangan itu digapainya. Namun tangan Kasih ditepis kasar oleh suaminya hingga membuat Kasih terjatuh.

Mata Luki melebar melihat perlakuan Lukas pada Kasih.

"Kamu—tidak apa apa, kan?" tanya Luki. Ia membantu Kasih untuk berdiri.

Kasih mengangguk, dia hendak ikut masuk Lukas. Namun dilarang oleh Luki.

"Sebaiknya tunggu keadaan Cinta membaik dulu, dia pasti tak mau bicara padamu."

Kasih pun mengangguk, ia menuruti apa kata Luki.

**

Clara semakin kesal setelah mengetahui jika Kasih lebih diperhatikan usai diusir dari rumah.

Dia pun merasa jika rencana Cinta juga sama sekali tidak menguntungkan dirinya. Malahan dari kejadian semua ini, Cinta lah yang mendapatkan hasilnya.

Lukas kembali padanya. Dan kini setelah Cinta keguguran Luki semakin memperhatikan Kasih.

"Sepertinya aku harus menggunakan caraku sendiri. Aku tidak bisa mengandalkan Cinta karena dia juga memiliki keinginan yang sama sepertiku," gumam Clara.

Setelah dia berpikir semalaman malam itu. Akhirnya dia memilih untuk menghabisi Kasih bagaimanapun caranya.

Dia akan membuat Kasih menghilang dari hidup Luki dengan cara membunuh Kasih.

Clara menelepon seseorang. Suara serak terdengar seperti baru bangun tidur.

"Ada apa?" tanya lelaki di ujung telepon. "Ini masih terlalu pagi untuk merengek padaku, Clara."

"Bantu aku," kata Clara.

"Bantu apa? Kamu tahu kan, kalau aku membantumu tidak cuma cuma."

"Iya aku tahu. Aku akan memberikan uang yang banyak untukmu."

Suara tawa dengan nada mengejek terdengar di telinga Clara.

"Aku tak membutuhkan uang. Uangku sudah banyak."

"Lalu?"

"Tidur lah denganku. Aku akan membantumu apa saja."

"Apa saja?" Clara menaikkan satu alisnya.

"Hmm apa saja."

"Kalau begitu bantu aku untuk membunuh wanita yang bernama Kasih. Dia menghalangiku dan mengangguku."

"Kasih? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu."

Clara memutar bola matanya. "Dia adalah wanita yang pernah dijebak oleh suruhammu. Tapi dia bisa lolos dengan mudah karena Luki."

Kali ini suara tawa lelaki itu meledak, semakin membuat Clara kesal. Ia mendengus dan mendesak Deri untuk melakukan perintahnya.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menghabisinya. Tenang saja, serahkan saja padaku."

Clara tersenyum lebar. Dia hanya perlu menyerahkan tubuhnya, bukan uang banyak seperti yang Deri minta seperti kemarin.

**

Pagi itu Kasih pergi ke rumah mertuanya untuk menjelaskan pada mertuanya jika dia tidak melakukan apa apa pada Cinta. Namun sayangnya pintu pagar itu tidak dibukakan oleh pelayan karena perintah majikan mereka.

"Maaf tapi Nyonya besar meminta kami untuk tidak membukakan pintu untuk orang asing."

"Orang asing?" Kasih mengulang tak percaya. "Aku—aku adalah istri Lukas."

"Tapi nyonya besar berkata seperti itu pada kami."

Ketika Kasih ngotot ingin berdiri di sana, muncul Lukas yang hendak bersiap untuk berangkat bekerja.

Matanya sempat berserobok dengan Kasih. Namun dia memilih untuk mengalihkan pandangannya.

Kasih benar benar terluka saat ini. Bagaimana bisa Lukas melakukan hal itu padanya?

"Sebaiknya kamu jangan temui mereka. Mereka sudah jelas jelas membuangmu Kasih." Mungkin terdengar jahat. Namun apa yang dikatakan oleh Luki itu benar.

Tak peduli Kasih berkata dan menjelaskan jika itu bukan lah salahnya. Tapi tetap saja mereka tidak akan mau percaya karena mereka tidak menginginkan Kasih di rumah itu.

**

Seorang lelaki melihat Luki baru saja keluar dari rumah Kasih. Deri tersenyum sambil mengisap rokoknya dalam dalam.

"Jadi dia yang membuat Clara jadi seperti orang gila?" gumam Deri.

Ia pun menghubungi seseorang atau lebih tepatnya bawahanya untuk melakukan aksinya malam ini.

"Buat semuanya terlihat seperti kecelakaan," suruh Deri.