Chereads / Istri ke Dua Suamiku / Chapter 9 - 9. Masih Perawan

Chapter 9 - 9. Masih Perawan

Cinta membuka matanya. Tangannya meraba-raba kasur di sebelahnya tetapi tidak merasakan ada Lukas di sampingnya.

Tadi malam lelaki itu memang pergi usai pertengkaran yang terjadi. Namun Cinta tidak menyangka jika ternyata Lukas tidak tidur di dalam kamarnya.

"Pasti di kamar Luki, iya kan?" gumam Cinta dengan yakin.

Ia pun turun dari ranjang dan segera menemui Luki. Namun ketika Luki keluar dari kamar dia malah melihat aneh pada Cinta.

"Ada apa? Ini masih pagi untuk memancing keributan," kata Luki, dia mengusap matanya yang masih lengket.

"Lukas—ada di sini kan semalam? Apa dia masih tidur?" Cinta benar benar berharap jika Lukas ada di dalam kamar Luki. Jangan sampai tebakannya itu meleset.

"Lukas? Tidak ada di sini," jawab Luki dengan santai.

"Jangan berbohong, Lukas tidak bersamaku semalaman!" Cinta mendorong Luki sampai lelaki itu memundurkan kakinya sampai beberapa langkah.

Ia mengikuti Cinta yang sedang mencari suaminya di sana.

"Aku sudah bilang kalau Lukas tidak ada. Kenapa kamu tidak percaya sih?"

"Lalu di mana dia?"

"Kamu kan istrinya, kenapa malah tanya padaku."

Cinta berpikir, mungkin Lukas ada di kamar Kasih. Tapi apakah itu mungkin? Tidak mungkin kan kalau lelaki itu ada di dalam kamar kakaknya yang kampungan itu.

"Jangan jangan," gumam Cinta tak yakin. Dia langsung keluar dari kamar Luki dan menekan bel dengan tak sabaran di pintu kamar Kasih.

Tak lama kemudian Kasih membuka pintu. Cinta membulatkan matanya tak percaya ketika melihat Cinta keluar hanya dengan berbalut selimut untuk menutupi tubuhnya.

Luki yang melihat ikut terkejut. Apa mereka sudah melakukan malam tadi?

Cinta mendorong tubuh Kasih. Dia melihat Lukas masih tidur. Sama seperti Kasih, lelaki itu juga tidak mengenakan apa apa.

"Lukas!" seru Cinta membuat lelaki itu terkejut.

Ia membuka matanya lamat lamat. Di depannya sudah ada Cinta yang marah marah dan Kasih yang menatapnya bingung.

"Apa yang sudah kamu lakukan di sini? Tadi malam kamu tidak kembali, dan kamu—" Cinta melihat ada bercak darah di sprei Kasih yang belum dibersihkan. "Kalian—jangan jangan."

"Iya, aku melakukannya dengan Kasih. Kenapa?" tanya Lukas balik. Dia turun dari ranjang kemudian mengenakan pakaiannya. Masuk ke kamar mandi dia mencuci mukanya.

tak lama dia keluar dari kamar Kasih.

"Kenapa kamu melakukanya dengan Kasih?" Pertanyaan konyol itu keluar dari mulut Cinta.

"Kenapa? Karena Kasih juga istriku!" jawab Lukas.

Dia masih tak mengerti ketika orang orang mengatai Kasih dengan sebutan jelek dan menjijikan. Padahal tadi malam ketika dia melihat wajah wanita itu dia tidak merasa seperti yang dikatakan ibu dan Cinta itu benar.

"Dia masih perawan, setelah sekian lama aku menikah. Aku baru bisa tidur dengannya tadi malam. Dan dia masih perawan," kata Lukas. Dia membayangkan wajah Kasih yang kesakitan tadi malam, menggugah nalurinya lagi.

"Apa?" Cinta semakin marah dibuatnya. "Dia masih perawan karena tak ada yang tertarik padanya."

Lukas mendelik ke arah Cinta. "Dan kamu bangga karena banyak yang tertarik padamu? Entah aku lelaki ke beraps yang tidur denganmu."

Mata Cinta membulat lebar. Mengapa Lukas jadi berubah drastis?

**

Siangnya Cinta menghubungi ibu mertuanya dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi padanya.

Ibu mertuanya itu hanya mengatakan agar dia segera membawa pulang Lukas jika tak ingin kehilangan lelaki itu.

"Urusan kalian kapan selesai? Sebaiknya segera pulang," kata mertuanya.

"Itu—sebenarnya—"

"Sebaiknya kamu segera pulang, atau kamu akan kehilangan Lukas."

Mendengar ibu mertuanya berkata dengan yakin seperti itu. Membuat Cinta semakin takut. Hingga akhirnya Cinta pun berlutut meminta maaf pada Lukas dan merengek mengajaknya pulang.

"Bukankah kemarin kamu yang tak mau pulang? Dan ingin di sini sampai beberapa bulan?" tanya Lukas meledek.

"Tidak, sepertinya sudah cukup," jawab Cinta. "Aku ingin kita segera pulang, ada banyak pekerjaan kan di kantor?"

Lukas berdecih. "Aku masih ada urusan pekerjaan di sini, sebaiknya

kamu pulang saja duluan."

"Dan kamu akan berduaan dengan Kasih?"

Lukas diam.

Jika itu yang akan terjadi, maka aku tak akan kembali, batin Cinta.

**

Meski malam ini mereka berdua tidak bertengkar. Tapi Lukas memilih untuk tidur dengan Kasih lagi di kamar hotelnya.

Cinta semakin takut dan menghubungi ibu mertuanya lagi.

Ibu mertuanya mengatakan, jika Lukas seperti itu terus. Maka dia akan kehilangan Lukas.

Cinta pun memiliki ide yang konyol. Dia melakukan percobaan bunuh diri dengan menyayat tangannya. Dan tentu saja itu hanya pura pura saja.

Ia hanya ingin menarik perhatian dari Lukas.

Di dalam kamar Kasih. Lukas menerima telepon dari Cinta. Wanita itu mengatakan jika saat ini dirinya telah menyayat nadinya.

"Ada apa?" tanya Kasih cemas.

"Cinta, dia ingin bunuh diri," jawab Lukas. Dia menyibak selimutnya kemudian segera memakai pakaian dan pergi dari sana.

"Bunuh diri?" Sontak Kasih pun khawatir. Dan mereka berdua pun membawa Cinta ke rumah sakit yang ada di dekat hotel.

"Apa kamu sudah gila? Kenapa kamu melakukan ini?" Lukas ingin marah, tapi dia tahan begitu melihat Cinta seperti itu.

"Aku—aku kesepian," kata Cinta. "Bisakah kamu jangan pergi?" Cinta menangis kemudian memeluk Lukas.

Lukas berada di dunianya sendiri lagi dengan Cinta. Kasih yang sama sekali tidak dianggap oleh mereka berdua pun memutuskan untuk pergi.

Di lobi rumah sakit. Luki yang mendapatkan kabar jika Cinta sedang dirawat di rumah sakit pun datang. Namun dia melihat Kasih baru saja keluar dari sana dengan langkah yang gontai membuatnya lebih khawatir.

"Kasih" panggil Luki. Kasih sampai tidak tahu jika dia baru saja berpapasan dengan Luki.

Kasih menoleh. "Oh, Luki."

"Kamu kenapa?"

"Tidak apa apa," jawabnya. Ia kemudian membalikkan tubuhnya memandang Luki. "Luki, aku ingin pulang malam ini."

Luki berpikir sebentar. Mungkinkah ada yang terjadi pada wanita itu saat ini?

"Baiklah, kita pulang."

"Pulang ke rumah, aku ingin pulang ke rumah malam ini."

Mata Luki membulat karena terkejut.

"Kamu yakin?"

Kasih mengangguk dan tersenyum hambar. "Iya aku yakin, maaf dan terima kasih karena kamu sudah mau membantuku. Dan maaf karena aku sudah merepotkanmu selama aku di sini."

"Tidak, kamu tidak merepotkanku."

Dan malam itu, Kasih dan Luki kembali ke negaranya tanpa mengatakan apapun pada Lukas.

Ketika Lukas kembali ke hotel, dan menekan bel kamar Kasih tapi wanita itu tak kunjung keluar.

Ia pun bertanya pada petugas hotel, dan petugas itu mengatakan jika yang menginap di kamar itu sudah kembali tadi malam.

Cinta yang berada di samping Lukas tersenyum diam diam, setidaknya dia berhasil menyingkirkan Kasih.

Lukas semakin kecewa karena ternyata Luki juga pulang bersama dengan Kasih.

"Pasti mereka saling jatuh cinta," komentar Cinta membuat darah Lukas semakin mendidih.