"Aku hamil anak Luki," kata Cinta dengan yakin. Ia memegang perutnya yang masih rata.
Sedangkan Eli, sahabatnya Cinta menatap tak percaya padanya. Bagaimana mungkin dia bisa hamil dari Luki yang tak lain adalah suami Eli?
"Aku serius, karena Luki tak mau mengatakannya padamu. Makanya aku bilang sama kamu sekarang. Tapi sebentar Lagi Luki akan datang ke sini."
Eli masih mematung. Membeku mendengarkan kalimat Cinta yang lama-lama terdengar samar.
Saat ini padahal dirinya masih hamil. Bahkan sebentar lagi ia akan melahirkan anak pertama mereka berdua. Tetapi kenapa ia harus mendapatkan kabar buruk seperti ini?
Eli mengelus perutnya. Merasakan rasa sakit di dada dan juga perutnya.
"Gak mungkin," gumam Eli.
"Aku tau kamu pasti gak percaya. Jadi aku membawa ini untukmu." Cinta membawa sebuah alat tes kehamilan, dengan strip dua berwarna merah.
