"Kamu yakin?" tanya Palupi sekali lagi.
Tangan Palupi meraba dada bidang Juna. Beberapa saat lalu keduanya baru saja menyelesaikan percintaan hebat mereka.
"Tubuhnya tinggi dan ramping. Rambutnya bergelombang dan berkilau. Matanya juga indah, dan bibirnya itu begitu seksi." Palupi menguraikan tentang fisik Lintang yang sempurna.
"Kulitnya juga terlihat licin, nyamuk kayaknya bakal terpeleset kalau hinggap di sana. Dan yang paling penting..." Palupi menatap suaminya yang masih memejamkan mata dengan tenang. "Bokong dan dadanya terlihat padat dan berisi. Aku yakin dia jago di atas ranjang."
Semua yang Palupi katakan benar. Tapi Juna sudah tidak menginginkan semua itu lagi. Hidup bukan hanya sekedar wanita seksi dan ranjang. Masih banyak hal penting yang lebih utama.
"Iya, kan?" pancing Palupi lagi.
"Nggak tau," balas Juna masih dengan mata terpejam, namun tangannya mengusap lembut lengan Palupi.