Chereads / Dalam Jeratan Dendam SANG MAFIA / Chapter 16 - Suara Tembakan

Chapter 16 - Suara Tembakan

Kimberly begitu gugup dan takut di saat yang bersamaan. Kenapa sejak awal pindah ke kota ini, ia harus bermasalah dengan pria ini?

"Tolong, lepaskan aku!" ucap Kimberly tiba-tiba.

Nathan mengerutkan keningnya. "Aku tak memegangimu. Kenapa kau memintaku untuk melepaskanmu?" ucap Nathan.

"Kalau kau benar-benar seorang mafia. Tolong lepaskan aku. Aku hanya gadis biasa. Aku hanya ingin hidup tenang di kota ini," ucapan Kimberly. Ia memejamkan matanya. Ia takut menatap wajah Nathan. Apalagi tatapan matanya yang garang.

Nathan menyeringai saat melihat Kimberly yang ketakutan karena dia. "Kenapa kau baru takut padaku sekarang? Sebelumnya kau bahkan sama sekali tak meresponku," ucap Nathan.

"Kumohon .... " Tangan Kimberly gemetaran. Sepertinya dia memang takut karena mengetahuinya siapa Nathan.

"Sayangnya aku tak bisa menuruti apa katamu. Aku sudah mengatakan kalau kau adalah buruanku. Kalau kau menyerah begitu saja. Sama sekali tak asyik."

"Katakan apa yang harus kulakukan agar kau mau melepasku!" pekik Kimberly sambil masih tetap menutup matanya.

Nathan masih tak bergeming. Ia masih menatap Kimberly yang memejamkan matanya. "Aku tak tertarik dengan tawaranmu," ucap Nathan.

"Kau mau tidur denganku? Akan kulakukan jika kau mau. Tapi lepaskan aku!" Terpaksa Kimberly mengajukan tawaran yang sangat berbahaya. Jangankan tidur dengan pria. Ia bahkan tak pernah mencium pria. Ayahnya dulu selalu berdiri bagai bodyguard saat tahu Kimberly dekat dengan pria.

Nathan diam saja saat mendengar tawaran Kimberly. Namun, sedetik kemudian dia tertawa. Tertawa begitu lepas. Seperti sedang meledek Kimberly.

Kimberly menatap tak suka kepada Nathan. Padahal dia sudah melepaskan harga dirinya karena tawaran berbahaya yang ia lontarkan. Kenapa Nathan malah menertawakannya?

"Apa ucapanku lucu bagimu? Kau suka mempermainkan orang lain?" tanya Kimberly kesal.

"Kau pikir siapa kau ingin tidur denganku? Wanita-wanita di kampus bahkan mengantre untuk bisa bersanding di sisiku. Dan kau menyerobot antrean begitu saja?"

"Aku tak ingin berkencan denganmu. Aku mau tidur denganmu sebagai balasan agar kau melepaskanku dari jeratanmu," ucap Kimberly.

Raut wajah Nathan seketika berubah. "Kau pikir aku mau tidur dengan wanita sepertimu?"

"Aku juga tak mau tidur dengan pria menyeramkan sepertimu!"

"Apa?" Sekali lagi Nathan takjub dengan keberanian Kimberly padanya. Selama ini siapa yang berani menentang Jonathan Drigory? "Kau sungguh sudah tahu siapa aku, kan?"

"Ya, kau seorang mafia. Dan aku ... aku takut padamu. Sejak pertama kali bertemu, aku takut padamu!" pekik Kimberly.

Entah kenapa perkataan Kimberly justru melukainya. Padahal ia sama sekali tak mengenal gadis ini.

"Aku tidak melakukan apa pun padamu. Kenapa kau berkata begitu?" protes Nathan.

"Kau membakar kebun apel di belakang rumahku! Kau bisa saja membunuh orang-orang di desa tempat tinggalku. Bagaimana bisa aku tak takut padamu! Kau ingin tahu kenapa aku ke sini? Karena aku ingin mengecek, apakah benar kau seorang mafia! Heuh, dan ternyata benar. Kau seorang penjahat!"

Seketika Nathan meraih leher Kimberly dan mencengkeramnya. "Apa katamu? Aku penjahat? Kau bilang aku penjahat!" Suara lantang Nathan membuat Kimberly semakin takut. Apalagi tangan Nathan benar-benar mencekik lehernya.

"To-tolong ... To .... "  Kimberly berusaha keras untuk melepas tangan Nathan yang mencengkram lehernya. Namun, tangan pria itu sangat kuat. Kimberly hampir tak bisa bernapas.

"Siapa yang akan menolongmu di sini? Ini adalah kediaman keluarga Drigory. Tak akan ada yang menolongmu di sini. Kau bilang apa? Aku seorang penjahat? Kalau begitu ayo kita buktikan. Aku akan menghabisi nyawamu di sini. Akan kujadikan kau makanan untuk anjingku!"

Mata Nathan terlihat begitu mengerikan. Terlihat jelas kemarahan dalam dirinya. Entah, sepertinya bukan karena kata-kata Kimberly. Gawat, saat ini Kimberly dalam bahaya. Bagaimana kalau dia benar-benar di bunuh saat ini?

Suara tembakan tiba-tiba lantang terdengar dari gerbang depan kediaman keluarga Drigory. Seketika Nathan melepaskan tangannya pada leher Kimberly.

Kimberly jatuh tersungkur dan batuk-batuk. Nathan pergi begitu saja ke depan untuk melihatnya apa yang baru saja terjadi.

"Ada apa ini?" teriak Nathan.

Beberapa orang penjaga di rumah Nathan tergeletak dengan luka  tembakan. Sepertinya ada yang menyerang rumah ini.

Tuan Drigory yang tengah asyik bercumbu dengan Lucy seketika mengakhiri aktivitasnya. Ia segera berdiri dan mengecek melalui jendela. Ia melihat putranya di dekat gerbang melihat beberapa pengawal rumah mati tersungkur.

Viona yang tak pernah mendengar suara tembakan seumur hidupnya kecuali di TV pun sangat panik. Ia teringat akan Kimberly yang ia tinggal di dalam mobil sendiri.

"Kim! Kim !" Viona segera bergegas keluar dari ruangan Tuan Drigory. Namun, saat ia hendak keluar dari rumah. Black dan anak buahnya menghalanginya.

"Kau tak boleh keluar, Nyonya Watson!" pekik Black.

"Aku harus melihat anakku!"

"Anak?" Black mengerutkan keningnya. "Kau ke sini membawa anak-anak?"

"Bukan anak-anak. Anakku sudah remaja. Dia menunggumu di mobil. Dan mobilku di luar!"  pekik Viona.

"Aku tidak tahu situasi di luar. Kau tak boleh sembarangan keluar!" ucap Black.

"Lalu bagaimana dengan anakku! Anakku pasti ketakutan!"

Tuan Drigory keluar membawa senjatanya. Mata Viona membelalak saat melihat senjata. Benar-benar senjata. Ia tidak pernah melihat senjata secara langsung seperti ini.

"Siapa kau?" tanya Viona.

"Black, bawa Nyonya Watson ke tempat yang aman! Si bodoh Nathan ada di luar tanpa pengaman!"

"Nathan?"

"Tuan! Tuan! Tolong anakku, anakku di luar. Dia ada di luar sekarang!" teriak Viona begitu frustasi.

"Black!" hardik Tuan Drigory.

"Baik, Tuan!" Black segera membawa Viona pergi. Sementara Tuan Drigory langsung keluar rumah. Ia melihat Nathan masih tak bergeming di depan gerbang.

"Nathan! Masuk!" ucap Tuan Drigory sambil menenteng pistolnya.

"Mereka sudah pergi," ucap Nathan.

"Apa?" Tuan Drigory tak mengerti dengan ucapan Nathan.

"Sepertinya ini adalah sebuah peringatan," ucap Nathan.

Black yang baru saja dari memindahkan Viona ke tempat yang aman segera datang menghampiri Tuannya.

"Black, bereskan ini!" perintah Tuan Drigory.

"Tuan .... " Black tampak bingung dengan Tuannya itu.

"Aku akan membuat perhitungan dengan Peterson!" ucap Tuan Drigory.

Tuan Drigory kembali masuk ke dalam rumah dengan langkah cepat. Black menatap ke arah Nathan seolah bertanya.

"Mereka berbuat ulah lagi," ucap Nathan.

"Astaga," keluh Black.

Tiba-tiba Nathan teringat akan Kimberly. Ia segera bergegas menuju ke taman tadi tempat ia bertemu Kimberly. Ia melihat Kimberly ketakutan duduk di tempat itu.

"Kau tak apa?" tanya Nathan.

"Ada mayat di sana?" ucap Kimberly gemetaran.

"Bangunlah. Cepat pergi dari sini. Katakan pada ibumu, tak usah bekerja di sini," ucap Nathan dengan ekspresi wajah yang serius. "Tempat ini berbahaya untuk kalian."

Bersambung ....