Kimberly dan Nathan pulang ke rumah. Gadis itu tak berhenti menggenggam tangan suaminya. Tapi dia tak mengatakan apapun. Kimberly gelisah karena Nathan akan pergi ke luar negeri untuk urusan yang tidak diketahui.
"Kau harus menghubungiku setiap hari," ucap Kimberly saat berjalan masuk ke ruang tengah rumah itu.
"Pasti. Tentu saja. Kau tak perlu khawatir, Sayangku. Aku pasti akan menghubungimu." Nathan mencoba tersenyum, tapi raut kesedihan di wajahnya tak bisa disembunyikan.
Mereka berdua segera naik ke lantai dua. Keduanya sama-sama berganti pakaian. Kimberly lirik pada Nathan dan ia beberapa kali mengenal nafas. Tinggal berbeda kota dengan suaminya saja sudah cukup berat. Dan kini ia harus merelakan suaminya pergi ke luar negeri dalam kurun waktu yang belum ditentukan sampai kapan.