Vano menikmatinya tentu saja walau sesekali dia masih membayangkan sosok Lexa yang berada dalam kungkungannya. Gadis itu sepertinya memikatnya dengan luar biasa kuat. Bahkan Daisy yang terlihat sangat polos tanpa sehelai benang di tubuhnya itu pun tidak sepenuhnya bisa mengalihkan perhatiannya. Wanita itu sangat hebat di ranjang saat dia ingin dan Vano tidak terlalu terkejut juga. Dia hanya butuh partner yang tepat untuk menyalurkan kegilaannya itu.
Setelah hampir dua jam berjibaku dengan keringat, dua insan itu melenguh cukup kencang saat Vano menghujam tubuh Daisy untuk terkahir kali. Tepatnya saat Vano menyemburkan benih cintanya ke dalam tubuh Daisy dari belakang tubuhnya. Daisy bahkan sampai harus jatuh tersungkur karena pria itu ikut menimpa tubuhnya. Vano mengecup pundak basah itu beberapa kali sebagai bentuk ucapan terima kasih.
"Kau mengeluarkannya di dalam?" tanya Daisy dengan ketus.