"Aku mengajukan syarat itu di awal karena aku pikir hanya aku yang menaruh perhatian pada gadis itu. Masalahnya sekarang tak lagi sama. Tentu saja aku tidak ingin bertahan untuk hal yang sama sekali tak pasti. Untuk apa aku bertahan di sini kalau kau yang dulu mengatakan ingin memangsanya dan kau yang dulu seolah mengejekku saat aku mengatakan menyukai gadis yatim piatu dan miskin itu, kini justru ikut berbalik menyukainya," Valdo menyampaikan pendapatnya.
"Sejak kapan kau menjadi begitu serakah? Apalagi pada seorang perempuan?" tanya Vano.
"Hmh, kenapa kau berbelit-belit. Hanya katakan saja kau akan mengikuti keinginanku atau tidak!" kesal Valdo mulai berteriak.
"Hmh, terserah kau saja. Lakukan apapun yang kau mau!" ucap Vano yang akhirnya memilih pergi dari ruangan baru itu.
"Tunggu dulu! Aku belum selesai bicara!"
"Apa lagi yang kau inginkan?"
"Belakangan ini kau dan Lexa sering bertengkar. Aku ingin kau melakukannya lagi dan lagi. Mengganggunya hingga dia membencimu."