Santi berhenti menangis, ia menatap Alex dengan tatapan dalamnya. Anak tirinya itu begitu bijak, apalagi dia terlihat begitu santai berdekatan dengannya. Santi senang, setidaknya ia memiliki alasan baru untuk tetap berjuang. Demi cinta Alex dan Clara, Santi akan terus berusaha mendamaikan dua orang itu.
"Kamu benar, tidak seharusnya aku menangis terus. Sebaiknya aku memikirkan cara untuk membuat mereka berdamai, kali ini bukan hanya demi dua keluarga. Tapi demi cinta anak tiriku dan juga keponakanku," kata Santi dengan senyumnya.
Alex terkekeh mendengar perkataan Santi, bisa-bisa di saat seperti ini wanita itu malah menggodanya. Tapi di sisi lain Alex merasa tenang, karna wanita itu sudah tidak menangis lagi.
"Sudah lebih baik sekarang ibu mandi, sebentar lagi ayah pulang loh. Masa iya penampilan ibu seperti ini?" saran Alex pada Santi.
"Oh iya? Memang sudah jam berapa?" balas Santi sambil melihat jam di tangannya.