Chereads / Benar-Benar Cinta / Chapter 23 - Mimpi Bertemu Ibu

Chapter 23 - Mimpi Bertemu Ibu

Alex menatap istri kedua ayahnya itu dengan tatapan tidak percaya, bagaimana mungkin wanita itu tidak ingin merebut posisi ibunya sedangkan dia sendiri menikahi sang ayah?

"Lalu?" balas Alex tidak percaya.

Santi menatap Alex ragu, sebenarnya ia ingin mengatakan semuanya tapi apa Alex bisa terima dengan masa lalu ayahnya? Santi takut jika Alex malah membenci ayahnya, mungkin lebih baik Santi tetap menutup mulut hingga Adijaya sendiri yang mengatakan semuanya pada Alex.

"Sudahlah, pokoknya kamu tenang saja. Aku tidak akan merebut posisi apapun di rumah ini, sekarang kamu istirahat ya? Aku permisi dulu," jawab Santi seadanya.

Alex menatap aneh pada Santi, ia tau ada sesuatu yang sedang wanita itu sembunyikan. Tapi bagaimana caranya agar Alex bisa mengetahui rahasia itu?

"Ya sudah," balas Alex langsung melangkah menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya.

Santi menatap punggung Alex dengan sendu, sayangnya ia tidak bisa mengatakan semua kebenarannya begitu saja. Harus Adijaya yang membongkar hal itu, karna semua masalah ini berasal darinya.

"Maafkan aku Alex, aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya padamu. Karna hanya ayahmu yang memiliki hak untuk membongkar semuanya, aku hanya perantara di sini. Aku pun berharap jika mereka akan kembali membaik seperti dulu," gumam Santi dengan sendu.

Tanpa Santi sadari, Alex mendengar semua perkataannya. Alex sengaja tidak menutup pintu karna ingin tau apa yang akan Santi bicarakan saat dirinya tidak ada, dan nyatanya ia malah di kejutkan dengan teka-teki baru yang sangat membingungkan.

"Kebenaran, hak untuk membongkar, perantara, mereka, seperti dulu? Apa maksudnya si?" gumam Alex tidak mengerti.

Alex pun mulai merasa curiga, sepertinya ada sesuatu yang sengaja di sembunyikan darinya. Melihat Santi yang tidak mau memberitahu semuanya, berarti hanya Adijaya saja yang bisa menjawab semua pertanyaan Alex itu.

"Sebenarnya apa yang ayah sembunyikan dariku? Masa lalu seperti apa yang wanita itu bicarakan? Aku harus bertanya pada ayah karna hanya ayah yang bisa menjawab semuanya," putus Alex akhirnya.

Alex melangkah menjauh dari pintu, lalu ia berbaring di tempat tidur sambil menatap langit-langit. Pikirannya melayang pada kejadian-kejadian tidak terduga yang terjadi pada hari itu, semua keanehan terasa saling berhubungan. Tapi sayangnya Alex tidak tau dimana kata penghubungnya, dan apa yang sebenarnya terjadi.

"Benar-benar hari yang menguras emosi, rasanya aku jadi lelah setelah mengalami semua masalah yang ada," gumam Alex sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

Alex pun bangkit dari posisi baringnya, lalu ia melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai Alex mengganti pakaiannya lalu kembali berbaring di tempat tidur, tanpa menunggu lama Alex pun tertidur dengan pulasnya.

Baru saja Alex membuka mata rasa terkejut langsung menyapanya, kini Alex berada di suatu sebuah tempat yang indah dan di penuhi bunga berwarna-warni. Alex melangkah masuk ke dalam taman bunga itu mengikuti jalan setapak yang ada di sana, rasanya tempat itu sangat asing sekali untuknya.

"Sebenarnya dimana aku?" gumam Alex pada dirinya sendiri.

Alex melirik ke kiri dan kanan, tidak ada siapapun selain dirinya di sana. Alex tidak tau harus kemana dan bagaimana, ia hanya mengikuti kata hatinya untuk terus melangkah di jalan setapak itu. Dan akhirnya Alex tiba di pertigaan jalan, di sana ada seorang wanita yang tersenyum menyambut kedatangan Alex.

"Ibu,," gumam Alex tidak percaya.

Tanpa menunggu lama, Alex berlari dan memeluk wanita itu dengan erat. Ia menangis, menumpahkan semua emosi kesedihannya di pelukan sang ibu.

"Aku merindukan ibu, aku benar-benar merindukan ibu. Kenapa ibu pergi? Aku sendiri bu, aku terluka sendiri. Aku kesepian, aku selalu ingin bersama ibu tapi itu tidak bisa. Kembalilah bu, temani aku!" ungkap Alex dengan tetesan air mata yang jatuh dari matanya.

Wanita itu melepaskan pelukan Alex, lalu ia membelai kepala Alex dengan lembut dan penuh kasih.

"Anakku, ibu juga merindukanmu nak. Tapi kita tidak bisa lagi bersama, jalan hidup ibu dan kamu berbeda," jawab wanita setengah baya itu dengan senyum tenang.

"Kenapa? Kenapa kita harus berpisah bu, kenapa? Sekarang ayah sudah menikah lagi, ayah sudah melupakan ibu dan aku!" balas Alex tidak terima.

"Semua ini sudah takdir nak, kamu tidak bisa menyalahkan siapapun dalam hal ini. Takdir akan selalu berjalan dengan caranya sendiri, dan tidak ada satu orang pun yang bisa menghentikan ataupun merubahnya. Satu hal yang perlu kamu ingat, ibu yang meminta ayahmu untuk menikah dengan wanita itu," jelas ibu kandung Alex dengan serius.

Degh..

Mata Alex terbuka dengan lebar, lalu ia melirik ke sekelilingnya yang terlihat familiar. Seketika Alex bangkit lalu mengusap kasar wajahnya, ia benar-benar terkejut dengan mimpi yang terasa bagai nyata itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada masa lalu ayah? Sampai-sampai ibu datang ke dalam mimpiku dan mengatakan hal itu?" gumam Alex tidak mengerti.

Alex semakin yakin, ada sesuatu yang terjadi di masa lalu dan membuat semua masalah yang ada menjadi terhubung. Jika apa yang ibunya katakan dalam mimpi itu benar, maka selama ini Alex salah sudah bersikap dingin dan tidak baik pada Santi.

Akhirnya Alex memilih untuk bangun dan melangkah ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, semua yang terjadi itu benar-benar membuat Alex menjadi bingung. Ia tidak tau harus percaya pada siapa, dan ke arah yang mana. Selama Alex tidak tau inti masalahnya, maka sampai kapanpun jalan yang ada akan tetap buntu.

Tiba-tiba ponsel Alex berdering, nyatanya sebuah panggilan telepon dari Ryan. Tanpa menunggu lama Alex pun menjawabnya, kembali ia memakai topeng dinginnya.

"Ada apa?" tanya Alex langsung tanpa menyapa.

"Ayo main, masa iya hari libur di rumah terus?" ajak Ryan pada Alex.

"Kemana?" tanya Alex lagi memastikan.

"Tracking? Atau game zone?" usul Thomas terdengar dari sambungan telepon itu.

"Boleh, gw otw!" jawab Alex setuju.

"Oke deh, tempat biasa ya?" balas Ryan semangat.

"Hm," jawab Alex bergumam.

Panggilan telepon itu pun terputus, lalu Alex mengambil jaket dan kunci motornya. Setelah itu Alex melangkah keluar dari kamar dan menuruni tangga, suasana rumah tampak sepi padahal jam menunjukan pukul 7 malam.

"Kemana semua orang?" gumam Alex bertanya-tanya.

Tiba-tiba ada seorang pelayan yang ingin ke dapur, Alex pun langsung bertanya padanya.

"Kemana perginya semua orang?" tanya Alex tanpa memanggil.

Pelayan yang lewat itu pun menoleh pada Alex, lalu ia berhenti melangkah dan menunduk hormat.

"Tuan dan nyonya kedua sedang keluar. Ada acara perusahaan," jawab pelayan itu dengan kaku.

"Oh ya sudah," balas Alex seadanya.