Chereads / Benar-Benar Cinta / Chapter 24 - Kebenaran Tersembunyi

Chapter 24 - Kebenaran Tersembunyi

Alex melangkah keluar dari rumah, lalu ia menaiki motornya yang sudah di kirim oleh Thomas siang tadi. Tanpa menunggu lama, Alex melaju keluar dari bagasi menuju ke tempat yang sudah di janjikan bersama kedua temannya itu.

20 menit kemudian, Alex tiba di depan area parkir sebuah mall ternama. Di sana sudah ada Ryan dan Thomas yang menunggu di samping motor mereka masing-masing, setelah memarkirkan motornya pun Alex pun bergabung dengan kedua pria itu.

"Yo Alex, akhirnya datang juga!" sapa Thomas pada Alex.

"Lama deh! Gw sampai jamuran nih nungguin Alex datang," protes Ryan pada Alex.

"Ya sorry aja namanya orang sibuk," ucap Alex dengan sombongnya.

"Aih mulai deh songongnya," balas Ryan dengan malas.

"Salah sendiri mancing-mancing, kena kan tuh!" jawab Thomas dengan seringainya.

Alex hanya mengangguk santai mendengar perkataan Ryan dan Thomas, lalu ia pun melangkah lebih dulu masuk ke dalam mall tersebut.

"Kalian lama, gw duluan deh!" ucap Alex sambil melambaikan tangannya pada Ryan dan Thomas.

"Dih, benar-benar ya tuh orang. Udah di tungguin lama-lama malah ninggalin, emang dasar teman laknat!" tukas Ryan tidak terima.

"Sudahlah, kebanyakan komen juga tidak ada gunakan. Ayo jangan sampai Alex main duluan!" balas Thomas sambil berjalan.

Ryan menghela nafas panjang, lalu ia pun menyusul kedua temannya itu dan melangkah cepat masuk ke dalam mall. Sesampainya di dalam mall, Alex dan kedua temannya itu langsung melaju ke zona permainan. Namun sebelum tiba di zona permainan, Alex seperti melihat siluet familiar berada di area resto nusantara.

"Kenapa Lex? Lo lapar?" tanya Thomas heran karna Alex tiba-tiba berhenti.

"Ah tidak, tapi gw mau ke toilet dulu," jawab Alex berbohong.

"Oh, ya udah. Kita duluan ya? Nanti lo nyusul aja," balas Thomas tidak memperpanjang hal itu.

Alex mengangguk pelan, lalu Thomas dan Ryan pun melangkah lebih dulu menuju zona permainan sedangkan Alex ingin memastikan apakah yang tadi ia lihat itu beneran mereka atau bukan. Alex pun masuk ke dalam resto itu, dan ternyata memang benar jika kedua orang itu adalah Adijaya dan Santi. Alex langsung mencari tempat yang berdekatan dengan kedua orang itu agar bisa mendengar jelas percakapan kedua orang itu, tentu Alex penasaran dengan pembahasan mereka.

"Memang apa saja yang Alex katakan padamu?" tanya seorang pria yang tidak lain adalah Adijaya.

"Alex mengatakan jika aku tidak akan pernah bisa menggantikan posisi ibu kandungnya di rumah itu, dan aku menyetujuinya. Memang sampai kapanpun aku tidak akan bisa menggantikan posisi Dena, baik itu di rumah ataupun di hati kalian. Dena tetaplah Dena, dan aku adalah aku!" Jawab Santi dengan jujur apa adanya.

Alex terkejut mendengar perkataan Santi, ternyata wanita yang akan memasuki usia paruh baya itu mengenal ibu kandungnya. Bahkan panggilan yang Santi berikan pada almarhumah ibu kandung Alex itu terdengar akrab, seakan-akan mereka sudah saling mengenal sejak lama.

"Seharusnya kamu tidak perlu menyetujuinya San! Walaupun pernyataan Alex itu benar-benar terjadi tetap saja kamu bagian dari rumah itu," Balas Adijaya sendu.

Santi tersenyum tipis, lalu ia menatap Adijaya dengan serius. Semua ini harus di selesaikan, termasuk memberitahu Alex sebelum anak itu tau dengan sendirinya.

"Di, tugasku hanya menjadi perantara untuk perdamaian kamu dan kakakku. Masalah pernikahan kita, kurasa itu bukan hal yang harus di perpanjang. Bahkan kita menikah atas permintaan Dena, yang ingin Alex tetap memiliki keluarga lengkap di saat ia sudah tiada. Aku rasa kita harus segera menyelesaikan semuanya, sebelum terlambat!" ungkap Santi dengan serius.

Adijaya menunduk sendu mendengar perkataan Santi, sedangkan Alex benar-benar terkejut mendengar hal itu. Ternyata mimpi tentang ia bertemu ibu kandungnya itu memang benar, Santi tidak bersalah dalam hal ini. Dia menikah dengan Adijaya atas permintaan Dena, ibu kandung Alex.

"Astaga, apa yang sudah aku lakukan sebenarnya? Selama ini aku selalu menyalahkan wanita itu, tanpa tau masalah yang sebenarnya. Aku berpikir jika dia ingin merebut posisi ibu dari hatiku dan ayah, tapi nyatanya tidak. Justru wanita itu mengorbankan masa depannya demi permintaan ibu, ibu yang ingin wanita ituYa tuhan, kenapa aku baru mengetahuinya sekarang? Wanita setulus itu malah aku musuhi?" batin Alex menyesal.

"Maaf, karna masalahku kamu jadi ikut terbawa. Aku benar-benar tidak tau bagaimana menebus semuanya, jika saja waktu bisa di putar kembali aku pasti tidak akan mau melakukan kesalahan itu kembali," jawab Adijaya penuh penyesalan.

"Sudahlah, tidak ada gunanya juga kita terus membahas masalah itu. Lebih baik sekarang pikirkan cara untuk memberitahu Alex, sudah saatnya ia tau yang sebenarnya!" balas Santi dengan bijak.

"Itulah yang sedang aku pikirkan, sudah sejak lama aku ingin mengatakan semuanya tapi aku selalu ragu. Aku takut Alex akan marah dan membenciku, aku memang egois karna menyimpan semuanya sendiri sedangkan kamu menderita karna Alex terus saja menyalahkanmu. Maafkan aku Santi aku benar-benar takut untuk mengatakan semuanya," ungkap Adijaya jujur apa adanya.

Santi terdiam, ia mengerti jika memang itu alasan Adijaya menyembunyikan semuanya. Tapi tidak selamanya bangkai bisa di tutupi, dan rasa curiga Alex lah yang akan membawa anak itu untuk mencari tau semuanya.

"Aku mengerti, tapi jangan lupa kalau sekarang Alex sudah dewasa. Dia pasti menyadari kejanggalan dari pernikahan kita, dan di saat dia mulai bertanya maka kamu harus memberitahu semuanya. Alex berhak tau agar dia tidak lagi membuat ibunya bersedih dengan salah paham padaku," balas Santi dengan tenang.

Adijaya terdiam, ia tau saat-saat seperti ini akan tiba. Tapi tetap saja hatinya ragu, ia terlalu takut anaknya jadi membencinya karna masa lalunya yang buruk.

"Ya, aku hanya bisa pasrah. Tidak ada jalan lain untuk memutar, mau tidak mau aku akan melakukannya!" jawab Adijaya pasrah.

Alex tercengang mendengar pernyataan itu, semua pemikirannya benar-benar patah sekarang. Nyatanya Alex tidak tau apapun tentang masalah keluarganya, bahkan untuk alasan pernikahan kedua ayahnya pun ia tidak tau. Tanpa berkata apapun lagi Alex langsung melangkah keluar dari resto itu, beruntung Adijaya dan Santu tidak menyadari kehadiran Alex di sana.

Inilah kenyataan, terkadang jauh berbeda dari apa yang kita pikirkan. Mereka yang kelihatannya bersalah, belum tentu sepenuhnya bersalah. Dunia ini sangat rumit untuk di jalani, tapi mudah untuk di pahami. Jika memang takdir berkata baik, maka akan baik. Tapi jika sebaliknya, hanya bisa menerima dengan lapang dada.

Dan itulah yang Alex alami, dimana dia mengira dirinya mengetahui semua hal. Padahal kenyataannya tidak, bahkan Alex tidak tau apapun.