"Apa yang anda lakukan di tempat ini seorang diri Nyonya?" Nafas Alonso tersengal-sengal saat bicara. "Apa Nona Ariel melakukan hal buruk pada anda?"
Crystal tersenyum. "Tidak, Ariel tidak melakukan hal buruk kepadaku. Dia benar-benar hanya mengajakku berbicara."
"Jika memang hanya mengajak anda bicara lantas kenapa dia meninggalkan anda seorang diri di lantai ini?"
"Dia tidak sengaja meninggalkan aku, saat kami masih berbicara Ariel mendapatkan telepon. Tidak lama setelah itu dia lantas pergi dengan terburu-buru menuju lift dan aku yang sedang terpesona dengan pemandangan diluar lupa untuk segera naik ke atas, karena itulah aku masih ada disini seperti yang kau lihat sebelumnya," ucap Crystal panjang lebar. Crystal berusaha membuat alasan se masuk akal mungkin supaya tidak membuat Alonso curiga. "Apakah kakek mencari aku?"
"Iya."
Crystal tersenyum. "Ya sudah ayo kita naik."
Alonso menghela nafas panjang, berusaha menahan dirinya untuk tidak memberikan pertanyaan lagi pada Crystal.
Beruntung ketika Crystal sampai di lantai lima belas Roman dan Reagan belum kembali dari lantai satu. Beberapa saat lalu ketika Ariel mengajak Crystal pergi, pintu ruangan Reagan terbuka. Roman West didorong oleh Virgo yang ingin pulang, hal itu membuat Reagan dan yang lain pun ikut mengantar Virgo pulang. Hal ini benar-benar membuat Alonso merasa tenang, Alonso ingin merahasiakan apa yang dilakukan Ariel pada Crystal sementara waktu. Dia tidak mau membuat keadaan menjadi panas, Alonso cukup sadar jika saat ini Crystal sedang menjadi favorit Roman West. Roman West pasti akan marah besar jika dirinya tahu perlakuan Ariel pada Crystal.
Setelah lima menit berlalu akhirnya Roman West dan yang lain kembali, lelaki tua itu memekik keras saat melihat Crystal seolah mereka sudah lama tidak bertemu. Roman West terlihat begitu senang dengan keberadaan Crystal dikantor, tanpa mengajak Reagan yang langsung mematung di depan lift bersama Jarvis yang setia, Roman West lantas mengajak Crystal berkeliling. James yang setia pun mengikuti Roman West yang sedang menjalankan kursi rodanya dari belakang dengan senyum merekah, James suka dengan cara komunikasi Crystal.
Secara tiba-tiba Jarvis menyandarkan kepalanya di pundak Reagan yang sedang menatap kearah sang kakek yang langsung menyabotase Crystal. "Istrimu terlihat sangat cantik hari ini, sepertinya dia sudah pintar berdandan dan memilih pakaian. Kau sangat beruntung mendapatkannya Reagan."
"Shut up, aku tidak sedang meminta pendapatmu tentang Crystal. Secantik apapun pakaian dan riasan wajahnya tetap saja hal itu tidak bisa menutupi fakta darimana asal perempuan itu. Bunga yang tumbuh di lumpur tetap saja berbau lumpur seindah apapun bentuknya," jawab Reagan ketus seraya melangkahkan kakinya menuju ruangannya dengan cepat.
Melihat sifat kekanakan yang ditunjukkan Reagan membuat Jarvis menggeleng pelan. Karena tidak mau membuat Reagan semakin marah, Jarvis pun lantas bergegas menuju ruangan atasan sekaligus sahabat baiknya itu untuk melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda karena kedatangan Virgo yang tidak terduga itu.
Setelah dua puluh menit kembali sibuk dalam tumpukan berkas yang harus dikerjakan tiba-tiba Reagan membanting file diatas meja dengan kasar, suaranya yang begitu keras membuat Jarvis yang sedang sibuk dengan pekerjaannya tersentak kaget.
"Ada apa?"
"Apa yang kakekku dan perempuan itu lakukan? Kenapa mereka tidak kunjung kembali?!" ucap Reagan kesal. "Kakekku tidak sedang berencana membuat perempuan itu juga bekerja bersamaku disini, bukan?"
Jarvis tersenyum. "Aku rasa tidak, Tuan besar tidak mungkin membiarkan cucu menantu kesayangannya bekerja."
"Kalau begitu kenapa mereka lama sekali? Kenapa mereka tidak kembali?"
Jarvis menipiskan bibir, otak jahilnya tiba-tiba datang. "Sebenarnya apa yang membuatmu tidak tenang saat ini Reagan? Kau tidak sedang merindukan istrimu yang cantik itu, bukan?"
"Hell no, jaga ucapanmu."
Jarvis tertawa terbahak-bahak. Menggoda Reagan yang sedang uring-uringan seperti ini membuatnya serasa memiliki energi baru.
"Tapi aku harus jujur padamu, Reagan. Crystal benar-benar cantik. Dia memiliki kecantikan alami yang tidak dimiliki oleh para wanita di luar sana, seperti para mantan kekasihmu yang terbiasa menggunakan riasan yang tebal. Jadi kalau seandainya saat ini kau terpesona kepadanya aku tidak bisa berkomentar apa-apa karena memang Crystal sangat cantik."
"Cantik, perempuan itu kau sebut cantik," Reagan langsung bereaksi cepat. "Matamu sudah mengalami fungsinya untuk melihat rupanya, aku benar-benar sangat kasihan padamu," ucapnya sarkas.
"Sepertinya perkataan itu pantas disematkan pada dirimu sendiri Reagan, jangan menyesal jika suatu saat kau terlambat menyadari betapa cantiknya wanita yang kau bawa jauh-jauh dari Melbourne itu dan semoga saja saat itu belum ada laki-laki lain yang lebih dulu menyadari kecantikan Crystal."
"Dan jika sampai saat itu terjadi maka aku akan dengan lapang dada mengucapkan selamat pada laki-laki itu," sahut Reagan ketus dengan wajah merah padam, kalimat terakhir yang terlontar dari bibir Jarvis cukup mengusiknya.
Bersambung