Chereads / Perfect Marriage : The CEO's Scandal / Chapter 26 - Love at first sight

Chapter 26 - Love at first sight

Sepanjang perjalanan menuju bandara Reagan dan Jarvis terlibat pembicaraan serius, Reagan yang sedang kesal pada sang kakek beberapa kali bahkan secara terang-terangan menyindir Crystal yang tengah duduk di sampingnya. Reagan sama sekali tidak peduli dengan perasaan Crystal.

"Jangan kau pikir kita akan tidur satu ranjang sata sudah sampai di Sumba, kau dan aku akan tidur secara terpisah sama seperti saat kita ada dirumah. Dan aku harap kau tidak mengatakan hal ini pada kakekku," ucap Reagan ketus, kembali mengingatkan Crystal soal pisah ranjang yang sudah mereka lakukan selama lima hari terakhir ini.

"Aku tidak akan mengatakan apapun pada kakek."

"Bagus, karena memang itulah yang sejak awal harus kau lakukan. Tugasmu sebagai istriku adalah mengikuti semua instruksi yang aku berikan, meskipun ada kakek yang selalu melakukan sesuatu tanpa berkonsultasi terlebih dahulu kepadaku kau tetap harus mengikuti semua perintahku," ucap Reagan kembali.

"Aku mengikuti semua perintahmu Reagan." Crystal mengulangi perkataan Reagan dengan tangan meremas ujung gaun yang dipakainya saat ini.

"Bagus, sekarang serahkan ponselmu."

Crystal langsung mengangkat wajahnya keatas, menatap bingung pada Reagan.

"Ponsel, berikan ponsel yang diberikan kakekku kepadamu siang ini." Reagan memperjelas perkataannya.

"Untuk apa?" tanya Crystal tanpa sadar.

Reagan menaikkan satu alisnya. "Untuk apa? Kau berani memberikan pertanyaan itu padaku? Really?"

"Maaf, a-aku hanya…"

"Berikan saja, aku tidak akan membuang atau merusak ponsel itu. Aku hanya ingin menambahkan nomor ponselku saja, aku tidak mau kakek curiga pada kita jika dia tidak menemukan nomor ponselku di ponsel itu. Bukankah sebagai suami istri kita harus menyimpan nomor ponsel satu sama lain seperti pasangan yang lain, ya?"

Perkataan Reagan membuat Crystal terdiam beberapa detik sebelum akhirnya dia tersadar dan kemudian mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jaketnya. Reagan pun langsung meraih ponsel berwarna putih itu dari tangan Crystal dengan cepat dan segera menambahkan nomor ponselnya ke dalam ponsel itu dan langsung melakukan panggilan pertama ke ponselnya.

"Ini nomor ponselku, kau bebas memberikan nama apa di ponselmu," ucap Reagan pelan. "Aku juga akan menambahkan nomor ponsel Jarvis untuk berjaga-jaga."

"Untuk berjaga-jaga?"

"Aku adalah orang sibuk yang tidak bisa memegang ponsel selama dua belas jam lebih, jadi aku akan memberikan nomor Jarvis padamu. Misalkan suatu saat kau membutuhkan aku dan aku sedang tidak bisa dihubungi kau bisa menghubungi Jarvis," jawab Reagan dengan cepat seraya melakukan panggilan ke ponsel Jarvis yang langsung berdering keras ketika panggilan yang dilakukan Reagan tersambung ke ponselnya.

Crystal mengangguk pelan. "Aku mengerti."

"Bagus dan ini ponselmu, simpan kembali ponselmu. Aku yakin kakek pasti akan segera menghubungimu."

Dan ucapan Reagan langsung terbukti satu menit kemudian, Roman West yang begitu perhatian dan peduli pada Crystal langsung menghubunginya padahal mereka baru terpisah selama tiga puluh menit.

Selama Crystal dan sang kakek terlibat pembicaraan menyenangkan Reagan sama sekali tidak tertarik untuk bergabung, dia justru memilih menyibukkan diri dengan ponselnya. Puluhan pesan yang Ariel kirimkan membuat Reagan harus fokus membacanya satu demi satu.

"Sepertinya kami sudah sampai di bandara, kek," ucap Crystal pelan seraya menunjukkan kemegahan bandara yang paling sibuk di London pada Roman West melalui ponselnya.

Roman West tersenyum. "Baiklah kakek akan menyudahi telepon ini, segeralah turun dan jangan terlambat. Dan nikmatilah bulan madu kalian."

"Terima kasih kek, aku akan mengabari kakek jika akan terbang," ucap Crystal lembut.

"Ok, kakek menunggu kabarmu sayang."

Crystal kembali tersenyum, karena mobil yang dikendari Jarvis sudah berhenti Crystal pun segera menyimpan ponselnya kembali kedalam jaketnya begitu sambungan teleponnya dengan sang kakek terputus. Reagan yang sudah turun terlebih dulu dari Crystal tidak berkomentar apapun, Reagan benar-benar malas berurusan dengan sang kakek lagi jika dirinya memberikan komentar pada Crystal. Meskipun Crystal berjanji untuk patuh padanya namun dia masih belum percaya hal itu, Reagan belum sepenuhnya yakin jika Crystal bisa diajak bekerja sama dengan baik. Karena itu dirinya lebih memilih untuk menjaga jarak aman dan segala tindakan.

"Sampai bertemu satu minggu lagi Reagan," ucap Jarvis pelan ketika sudah selesai mengantar Reagan di gate keberangkatan. "Nikmati liburanmu."

"Fuck you."

Jarvis terkekeh. "Memangnya ada yang salah dengan ucapanku?"

"Sudahlah, aku tidak mau bicara denganmu. Urus semua pekerjaanku dengan baik selama aku pergi. Jangan lakukan kesalahan apapun, jangan biarkan James mengacaukan semuanya, karena itu kau harus benar-benar fokus." Reagan kembali memberikan peringatan pada Jarvis untuk tidak main-main ketika bekerja tanpa dirinya selama satu minggu kedepan.

"Yes sir."

Reagan menghela nafas panjang, karena namanya kembali disebut oleh petugas untuk segera masuk kedalam pesawat akhirnya Reagan pun meninggalkan Jarvis. Meskipun dengan berat hati namun Reagan tetap memutuskan untuk mengikuti keinginan sang kakek untuk pergi berbulan madu dengan Crystal ke Indonesia, negara kepulauan yang begitu indah dengan jutaan pantai menakjubkan yang harus dikunjungi.

***

"Kenapa kau terus tersenyum anakku, ada apa denganmu? Apakah kau sedang jatuh cinta atau…"

"Ya bibi, aku sedang jatuh cinta. Aku benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang gadis yang begitu menakjubkan," jawab Virgo sambil tersenyum lebar. "Dan besok pagi aku akan mendatangi tempat dimana kami bertemu hari ini, aku harus mendapatkan namanya dan memastikan dirinya untuk tidak menolak ajakan makan malam dariku."

Bersambung