"Dhira," panggil Elina sambil mengenggam tangan Dhira dengan sangat kasar.
"Apa-apaan sih lu. Ga usah pegang-pegang bisa kan."
"Lu kan yang udah lakuin semuanya. Lu kan yang udah sengaja lempar bola itu ke arah Lavanya. Iya kan?"
"Kalo iya emangnya kenapa?"
"Dasar lu ya ga pernah berubah. Masih aja terus-terusan jahat. Pantesan Galang ga mau sama lu."
"Eh, jaga ya ucapan lu."
Tiba-tiba saja Kaila juga datang menghampiri Jane dan Elina yang sedang bertengkar.
"Elina lu ngapain di sini," ucap Kaila.
"Lu juga. Lu kok masih mau aja sih temanan sama Dhira? Dia itu toxic. Ga pantas di temani. Lebih baik lu jauhin orang kaya gini daripada nantinya lu juga akan dipermalukan seperti gua," jawab Elina yang kemudian setelah itu Elina pergi meninggalkan Dhira dan Kaila.
"Kurang hajar. Lu tuh yang toxic. Ngaca lu," teriak Dhira yang hanya diabaikan oleh Elina begitu saja.
Kemudian Dhira tiba-tiba menatap Kaila dengan sangat dalam. Tidak seperti biasanya Dhira manatap Kaila seperti itu.