"Tuh kan. Lu dengar sendiri kan Din keadaan Arzan saat ini. dia kondisinya sangat kritis Din. Dan gua sekarang ga bisa melakukan apa-apa buat dia. Padahal tadi Arzan yang udah selamatin gua. Seharusnya biarin gua aja yang ngalamin semuanya. Ga usah Arzan."
"Udah lah Dhir, luga usah menyesali apa yang udah terjadi. Yang bisa kita lakukan saat ini hanya berdo'a. Kita harus terus berdo'a supaya ada keajaiban nanti huat Arzan sehingga Arzan bisa sembuh dengan sendirinya."
"Gua ga akan biarin ini semua. Ini semua salah kakak ipar lu, dan salah lu juga. Maka dari it ulu harus bertanggung jawab juga Lavanya. Lu liat aja pembalasan guan anti," ucap Dhira di dalam hatinya.
Tidak lama kemudian Lavanya dan yang lainnya datang di rumah sakit itu dan menuju ke ruangan ICU.
"Itu bukannya Lavanya ya Dhira?"
Dhira langsung melihat kea rah Lavanya.