Akhirnya Febian bisa menahan amarahnya. Dia hanya diam saja ketika di ledeki oleh Ayah dan kakak tirinya sendiri.
"Febian. Kamu ingat ya. Papah ga akan bantu perusahaan kamu lagi. Dan pastinya secepatnya Papah akan cabut investasi Papah di sini. Papah si ga yakin ya kalo kamu akan sukses tanpa bantuan Papah."
"Terima kasih Pah sebelumnya atas bantuannya kali ini. Tapi saya yakin, saya akan tetap bisa sukses tanpa Papah. Orang yang sangat licik selama ini. Saya permisi."
Kemudian Febian keluar dari lift dan meninggalkan mereka berdua. Karena sekarang Febian sudah tiba di ruang kerjanya. Ayah tiri Febian setelah mendengar ucapan Febian barusan merasa sangat marah dengannya.
"Munafik sekali itu anak. Bisa-bisanya dia bicara seperti itu seolah-olah dia ga membutuhkan uang dan bantuan dari Papah. Dia lupa apa kalo selama ini perushaannya bisa sebesar ini juga karena bantuan Papah."
"Sudah, Pah. Biarkan saja. Karena aku punya ide yang bagus untuk kita, Pah."
"Ide apa?"