"Mas Arzan. Mas Arzan matanya bengkak. Pasti Mas Arzan semalaman ga tidur ya?"
"Gimana saya mau tidur Indira. Saya aja terus kepikiran Davina."
"Udah makan belum? Kalo belum aku ambilin makanan dulu ya buat kamu."
"Ga usah. Saya bisa makan di sana."
"Yakin Mas?"
"Iya. Sekarang lebih baik kita berangkat aja dulu ya."
"I... Iya Mas kalo gitu."
Tanpa sarapan terlebih dahulu, Arzan memutuskan untuk langsung pergi ke pengadilan agama bersama dengan Indira. Di sana juga sudah ada Gerry dan istri yang menunggu kedatangan Arzan.
******
Selama perjalanan, Arzan dan Indira hanya saling terdiam. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut mereke. Arzan yang sedang menyetir hanya fokus pada jalanan saja. Sedangkan Indira hanya bisa melihat pemandangan di jalan dari jendela mobil yang ada di sebelah kirinya. Sambil sesekali Indira melihat ke arah Arzan. Tetapi Arzan tidak menyadarinya karena pikiran Arzan hanya tertuju pada masalah perceraian dan hak asuk anak saja.