"Davina. Makan sini," ajak Nesya.
"Iya Mah. Aku makan di kamar aja ya. Aku ambil dua bungkus ya. Yang satu buat Ayah."
"Buat Ayah?"
"Iya. Kan Ayah juga harus makan. Apalagi Ayah udah kerja seharian ini. Kalo gitu aku mau ke kamar dulu ya Mamah, Tante. Aku mau makan sama Ayah."
Setelah mengambil dua bungkus nasi, kemudian Davina pergi ke kamarnya lagi untuk makan malam bersama dengan Adrian. Davina bahkan tidak ada niatan sedikit pun untuk makan bersama dengan Nesya dan kak Farah.
"Itu anak kamu yang di pikirin Adrian terus. Kapan si di berpihak ke kita? Kan enak kalo dia berpihak ke kita. Kita pasti bisa manfaatin dia buat minta uang atau yang lainnya dari Adrian. Kamu si dari dulu ga dekat sama anak kamu sendiri. Jadinya kaya gini kan," ucap kak Farah.
"Kok kakak salahin aku kaya gitu si? Kan kakak sendiri yang bilang kalo Davina itu ga penting dulu. Sekarang aja malah salahin aku kaya gini."