"Maafkan aku ..."
Beru memeluk Ku.
"Maafkan saya tuan !! Pasti karena anda terlalu banyak menggunakan Mana. Karena permintaan egois saya".
Claire menundukkan kepalanya, telinganya pun ikut menekuk, betapa menggemaskannya pemandangan ini. "Sudah lah, jangan terlalu dipikirkan ..."
"Kalau boleh tau ini rumah siapa ?!"
"Tenang tuan, ini adalah pondok milik ku. Ini menjadi tempat ku beristirahat sejenak ketika sudah menyelesaikan misi ... Aku menjamin keamanan anda disini". Dia juga seperti sedang memasak. Perabot di dalam pondok ini cukup lengkap. Tungku perapian, alat memasak, serta persediaan air bersih pun tersedia.
"Kamu ternyata cukup rajin, ya ..."
"Ahh ... Tidak juga tuan !!". Wajahnya kembali memerah.
"Claire ... Kalau boleh tahu, sejak kapan kamu menjadi seorang petualang !? Dan bagaimana kehidupan seorang petualang bagi dirimu ?!"
"Hahaha ... Tuan ... Anda benar-benar seorang pemula rupanya !!". Dengan wajah meledek dia mentertawakan ku.
"Hmm ... Diam kamu ..."
"Baiklah, akan aku ceritakan ... Jangan memasang muka kusam seperti itu ... Hahaha !!". Entah bagaimana terasa kami menjadi semakin dekat, meskipun hanya dalam hitungan menit. Aku bertemu dengan Claire mungkin tidak lebih dari 60 menit
Namun setelah melakukan proses penjinakan ikatan ini mulai semakin terasa kuat. Seperti halnya pertemanan, terkadang aku mengerti apa yang sedang mereka pikirkan. Atau mungkin ini seperti berbagi pikiran.
Sama hal nya saat berhasil menjinakkan Beru, yang awalnya dia adalah Dark Slime liar yang mencoba menyerang ku dengan sepenuh tenaga. Sekarang kami lebih akrab dari pada seorang teman.
"Menjadi seorang petualang adalah cita-cita ku. Karena aku besar dari keluarga petualang. Ayah ku adalah seorang petualang besar, dia membantu sang pahlawan menaklukkan raja iblis ... Meski pun di kala itu pasukan pahlawan kalah telak ..."
Tunggu dia bilang raja iblis ? Di dunia ini berarti masih ada sosok Raja Iblis. Sepertinya ini akan semakin menarik. "Oh ... Jadi itu adalah dorongan masa muda, ya ?! Cita-cita yang bagus ..."
"Hehehe ... Iya, terima kasih tuan !!".
Dia terlihat akan menyelesaikan masakannya. Aku tidak sabar ingin mencicipinya. "Dan untuk kehidupan seorang petualang, bagi kami, petualang bebas menentukan jalan hidup masing-masing. Bagiku, bisa melakukan sesuatu yang berguna dan menolong orang adalah kebanggaan".
"Wahh ... Selain cantik, kamu memiliki pandangan hidup yang luas !!". Menatap masakan yang akan di hidangkan oleh Claire.
"Ahh- ... Tuan, jangan genit !!"
"Eh ?? Ahh ... Maaf- ... Maafkan aku !!". Sambil merapatkan tangan untuk meminta maaf.
"Ruu ... ruu ruu ruu ?!"
"Beru ... Sudah diam lah !!". Seperti meledek ekspresi lendir ini pun seakan aneh menatap Ku.
"Hahaha ..."
"Beru ... Ini untuk mu !". Dia memberikan Beru semangkuk makanan. Begitu pula dengan ku, Claire mempersilahkan aku untuk mencicipi masakannya. "Ini tuan, maaf hanya ini yang bisa saya sajikan sementara ini !!"
"I-Iya ... Tidak masalah, ini sudah cukup ..."
Ini adalah kentang tumbuk, yang dimasak menyerupai bubur. Memiliki aroma herbal yang kuat, dan juga ada aroma telur. Tanpa basa basi aku segera memakannya, di atas tempat tidur. Karena aku masih dalam proses pemulihan Mana.
"Enak ... Sungguh, ini enak sekali !!"
"Ruu ..."
Beru pun menggeliat karena suka. Entah bagaimana itu habis dalam sekejap, menyisakan mangkuk kosong. "Hoei ... Beru ... Bagaimana bisa kamu serakus itu ?! Dasar"
"Hahaha ... Tidak masalah tuan. Lendir tidak memiliki sistem pencernaan. Tapi dia menyerap makanannya".
Ohh ... Aku baru mengetahuinya, selain cantik dan cekatan. Pengetahuannya pun sangat luas. Aku rasa ini adalah penjinakan yang tidak sia-sia. Aku terharu hingga meneteskan air mata.
"Tuan baik-baik saja ?! Apa ada yang salah ?"
"Tidak apa-apa, Claire ... Aku benar-benar beruntung !!".
... ??
"Hahhaha ... ??! Sebaiknya tuan segera habiskan makanannya. Agar Mana tuan cepat pulih". Suasana ini yang sangat aku rindukan, jika dia adalah ibuku, betapa lengkapnya kebahagian ini.
Tapi mengingat kembali, mungkin aku tidak akan bisa kembali ke dunia sebelumnya. Aku putuskan untuk hidup bebas serta menaklukkan dunia ini bagaimana pun caranya.
...
Setelah beristirahat cukup lama akhirnya Mana ku sedikit demi sedikit berangsur membaik. Aku buka panel 'Status'
[ Status ]
Nama : Mahiro
Ras : Manusia
Kelas : Tamer
Level 8
Exp : 240/3170
EP : 21
Strength : 100
Durability : 100
Endurance : 100
Intelligence : 10
Sense : 10
EP / Experience Poin : Poin yang didapat ketika menaikkan level. Setiap naik level mendapat 3 EP, yang dapat digunakan untuk meningkatkan status.
Sepertinya aku mendapatkan banyak poin karena telah mengalahkan Forest Dragon dan berburu. Bahkan sampai sekarang aku belum memeriksa material apa saja yang aku dapatkan dari drop itemnya.
Semuanya ada didalam 'Inventory' Ku.
[ 1x Tanduk Forest Dragon ]
[ 1x Sisik Forest Dragon ]
[ 1x Hati Forest Dragon ]
Hmm ... Apa yang akan aku lakukan. Mungkin akan aku jual saja. Aku butuh saran, namun Claire sedang tidak ada ditempat. Dia berkata akan menyelesaikan misinya terlebih dahulu. Bahkan Beru pun ikut bersamanya, kenapa bisa makhluk itu menjadi penurut dengannya.
"Ahh ... Bosan !! Apa sebaiknya aku gunakan EP milikku, ya ? Sekarang aku sangat butuh Mana dan Stamina, jadi aku akan menaikkan ..."
Ep : 1
Strength : 100
Durability : 100
Endurance : 110
Intelligence : 20
Sense : 10
"Dengan begini jumlah Mana ku akan bertambah ..."
[ Status ]
HP : 2.500
MP : 1.000
ATK : 320
DEF : 210
...
"Aku pulang ... Maaf tuan, sudah membuat anda menunggu". Claire pun pulang dan Baru berada diatas kepalanya.
"Ruu ..."
"Dasar kau, Beru !! Beraninya kau meninggalkan Ku sendirian ?!"
"Hahaha ..."
...
Tidak terasa hari sudah sore. Hari ini aku benar-benar tidak melakukan apa-apa. Tapi besok aku berencana ikut ke kota untuk mendaftarkan diri sebagai petualang resmi. Tentu saja bersama Claire, aku akhirnya sangat bergantung padanya. Mulai dari menyiapkan makanan, bahkan bak mandi.
"Selamat malam tuan ... Semoga tidur anda nyenyak !!"
"Ya ... Selamat malam juga".
Masalah utama malam ini yaitu, karena pondok ini hanya memiliki fasilitas untuk satu orang. Malam ini kami tidur di atas ranjang yang sama. Bukan sebuah ranjang yang besar, tetapi cukup untuk berdua. Namun kenapa harus bagian dada Claire menyentuh punggung Ku.
Di antara aku beruntung dan malangnya nasibku.
Entah dalam keadaan sadar atau tidak, tiba-tiba dia memelukku dari belakang. Rasa empuk dan nyaman dari dadanya sangat membuat candu.
"Terima kasih, Dewa ... Untuk malam ini"