Chereads / PAWANG WANITA / Chapter 11 - Cara Yang Menyebalkan

Chapter 11 - Cara Yang Menyebalkan

Sekretaris centil itu terus saja berulah. Berharap jika Frans akan terpengaruh dan memberikan cuan ternyata gagal.

Frans memang memanfaatkan sekretaris tersebut untuk membantunya dalam mengerjakan proyek yang diberi oleh papinya.

Manjaan sang sekretaris yang gagal itu tentunya membuat Frans malah justru undur dari ruangan pribadinya.

"Rantai aku gak papa kok sayang, ya lagian juga aku benar-benar tidak ada isinya ATMku. Ya kamu tahu kalau aku tidak mungkin seenaknya ngatur uang dan beri kamu terus. Ya sudah kamu kerjakan saja dulu proyeknya, aku mau keluar sebentar."

"Ya udah deh, tapi tolong ya sayang kasih lagi ya? Ya, ya, ya?" Paksa sekretaris itu.

"Iya."

Tak ada yang bisa menghentikan pertanyaan dari sekretaris selain memberi jawaban meski belum tentu dikabulkan.

Frans yang meninggalkan kantor sejenak berpas-pasan dengan kendaraan miliknya. Hati cukup berbunga dan dirasa menggunakan mobil pribadi jauh lebih leluasa untuk pergi.

Kali ini Frans berniat untuk menuju ke sebuah salon. Dimana Mawar yang dijanjikan akan dinikahi sedang perawatan di sana.

"Lebih baik aku belikan dia kalung berlian, ya lumayan kan satu demi satu nantinya bisa aku manfaatkan."

Menuju ke toko perihiasaan termahal di kota itu dibuatkan Frans sengaja tak memberitahu wanita itu.

Sebuah kejutan yang mungkin dinilai sangat diterima ditambahkan kado lain yang sekiranya menambah cinta Mawar terhadapnya.

Tiba di toko dan seketika langsung memilih masih dibuatkan kurang oleh Frans.

"Emm itu berapa ya?"

"Ini tiga ratus juta, pak. Kalau yang liontin ini tujuh koma sembilan dan lengkap dengan surat-suratnya."

"Oke saya mau ambil yang itu dua."

"Ada lagi pak?"

"Oh ya sekalian ditambah memo ya?"

"Tulisannya, pak?"

Frans menambahkan sebuah memo di dalam kotak kalung berlian itu dan tak begitu berlama langsung segera menuju ke tempat tujuan.

Kemeja coklat lengkap dengan penampilan gagahnya ditunjukkan Frans juga untuk tampil memukau di depan para wanita di sana.

Teman-teman Mawar cukup histeris bahkan juga tak segan-segan menarik dasi panjang Frans dan seakan meminta jatah.

"Aduuhh si ganteng anak sultan."

"Iya nih anak sultan udah datang saja."

"Eh kalian jangan godain calon suamiku dong." Ketus Mawar.

"Hah, calon suami? Lo yakin mau menikah dengan anak sultan? Busee gilee, gue juga mau. Ya apalagi jatahnya pasti gede-gede, bagi dong. Yang bulat bawah itu juga enggak papa."

Mendengar hal itu sama sekali tak membuat jijik Frans. Laki-laki yang penuh akan hasrat tentu membalas semuanya dengan lelucon.

Para wanita di sana dibuat tertawa oleh Frans dan bahkan rasa cemburu di Mawar justru nampak terlihat.

"Memang kalian sanggup berapa jam? Ha ha ha."

"Ha ha, anak sultan emang jago berapa jam?" Jawab salah satu diantara para wanita yang di salon.

"Sayang, ihh. Aku cemburu tahu."

Wajah Frans seketika sumringah dan bahkan juga diantaranya merangkul Mawar yang usai perawatan.

Membawa calon istri untuk keluar dari ruangan dan masuk ke dalam mobil tentu diajaklah jalan-jalan guna shopping maupun memberi suprise kecil.

"Kita mau ke mana sih? Apa jangan-jangan kamu melakukan ini karena tadi, iya?"

"Sayang, sudah jangan beranggapan jelek dulu. Aku itu lagi free dan lagian juga kita sudah lama enggak jalan-jalan, kamu mau kan shopping?"

Secepat kilat wanita bersamanya mengangguk dua kali, tapi di samping itu juga Frans meminta sesuatu.

"Bener kamu mau?"

"Iya aku mau, kita juga sudah lama enggak shopping bareng."

"Tapi dengan satu syarat. Aku mau kamu lepas baju dan menari di belakang kemudi mobil. Gimana?"

"Oke setuju."

Mereka berdua menjalankan tugas masing-masing. Frans yang bagian mengemudikan mobil tentu mengharap jika alat perekam itu merekam aksi Mawar yang cukup fantastis.

Dengan meletakkan alat perekam mini di atas kemudinya dirasa cukup aman. Frans benar-benar tidak hilang akal dan sebelum melanjutkan ke tempat pembelanjaan dia sengaja mampir di gedung tua.

Suasana yang cukup sepi dan jauh akan keramaian membuat ia menghentikan laju mobil.

Adegan panas di dalam mobil itu pun terasa cukup ampuh dan bahkan Frans yang resleting celananya diturunkan seketika menjadi tegang.

"Aku hisap ya?"

"Hooh... O o o oh sayang, o o oh...."

Hisapan Mawar yang mengenai ujung lidahnya. Frans menggeliat akan ini seketika menjadi meliar lebih dari sebelumnya.

Celana panjang yang dikenakan Mawar diturunkan dan seketika membuka sedikit CD dimasukkanlah batang miliknya memasukki lobang berbulu lembut.

"A a a ah Frans, Frans."

"Ouh, ouh sayang... Ouhhhh oooo o o oo h."

"Keluarkan saja Frans, keluarkan saja."

"Uuuh."

Tangan kanan yang mengocok batang miliknya seketika keluar cairan putih kental dengan seketika pula milik Mawar telah melumer.

Mereka merasa belum terpuaskan dan kali ini masih melanjutkan dengan posisi Frans di bawah dan Mawar di atas.

Keduanya menggunakan cara duduk. Awalnya Mawar mengambil posisi yang pas untuk lobang berbulu lembut ke arah batang yang berurat.

"Mau tempo pelan atau cepat?"

"Dua-duanya." Singkat Frans.

Bermula tempo tersebut sangat begitu pelan dan cepat atau lambat semakin dipercepat oleh Mawar.

Frans yang cukup merasa tak sanggup seketika sudah membanjiri lobang berbulu lembut itu dan Mawar justru tak peduli hingga pada akhirnya kewalahan.

Keduanya dengan kondisi masih terbuka itu telah meneguk air mineral di dalam mobil. Frans yang lelah dibuatkan sangat manja.

"Habis dipakai dibenerin lagi dong."

"Iya aku tutup lagi itu resleting kamu, ya sekalian aku lap."

Mengelap batang berurat itu telah menjadikan lidah Mawar yang menghabisi hingga tidak ada sedikit tersisa cairan kental putih.

"Kalau kita sudah menikah semua tentu berbeda."

"Iya benar, pagi siang sore bahkan malam kita bisa puas-puasan berdua."

"Aku udah enggak sabar tahu sayang. Frans sayang itu orang yang sangat aku cintai. Kita kapan-kapan saja ke mall."

"Lah kenapa, kamu lelah ya? Ya aku enggak memaksa sih."

"Iya. Kapan-kapan enggak apa kan Frans sayang, kamu tidak akan marahkan?"

Justru sebuah usahanya cukup berhasil. Frans sama sekali tidak mengeluarkan banyak uang untuk perempuan itu.

Dia yang sengaja mengajak bergoyang Mawar guna mencari lelah perempuan itu dan bahkan juga diantaranya memberikan sebuah kejutan kecil.

Laki-laki itu pun merogoh saku jasnya dan memberikan kotak tersebut.

"Apa ini?"

"Sudah buka saja dulu."

Dengan penuh akan penasaran tentu membuat perempuan itu menyegerakan membuka kotak terbalut kertas kado.

Beberapa kertas kado itu dibuka namun ternyata dibuat berlapis-lapis oleh Frans.

"I ih apa sih ini sayang?"

"Sudah buka saja sayang, pokoknya itu buat kamu?"

"Sumpah ya kamu itu selalu buat aku makin cinta, ya meskipun caranya kadang menyebalkan."