Chereads / PAWANG WANITA / Chapter 14 - Dibuat Penasaran

Chapter 14 - Dibuat Penasaran

Semua tidak bisa ditoleransi bagi Frans. Menghadapi hal yang tentunya menjadi sumber pokok maalah membuat hatinya semakin panas.

Gelas mug yang berisikan kopi dingin telah dibanting dan diratakan ke arah lantai.

"What?"

"Iya, pak Frans sendiri yang harus membersihkan ini semua. Bapak yang harus mengepelnya."

"Kamu suruh saya?"

"Tidak, pak. Tapi ini sudah menjadi wewenang papinya pak Frans."

Hatinya tidak cukup untuk melakukan segala pekerjaan kantor, Frans yang murka itu ingin menampar laki-laki di depannya.

"Emm, sudah sekarang kamu pergi dari sini! Saya muak akan semaunya."

Tidak tahu cara mengepel untuk membersihkan pecahan kaca maupun kopi dingin membuat dia merasa jijik.

Tangannya seakan memegang sesuatu dengan rasa takut maupun benci. Tapi mau tidak mau Frans harus segera melakukan.

Perlahan-lahan pekerjaan itu telah selesai. Mengepel yang dirasa cukup menyebalkan itu bertambah parah.

'Bruk!'

"Lah, cobaan macam apa lagi ini? Aduh sakit, bangke."

Frans terpeleset tepat dimana dia sendiri yang mengepel tempat itu. Bersamaan dengan hal tersebut para karyawan yang mendengar suara keras langsung menuju ke pantrie.

Rasa malu maupun kekesalan yang campur aduk membuat dia seketika melemparkan gagang pel ke mereka.

"Bangsat, apa yang kalian tonton? Bubar, bubar sekarang! Mau aku pecat sekarang? Pergi bangsat!"

Pinggangnya dirasa cukup sangat sakit dan ia pun berusaha bangun sendiri lalu menuju ke ruangan.

Mengantarkan rasa sakit yang tak terkira itu pun dia telah mendapatkan kabar yang tak cukup mengenakan.

HRD telah mengetuk pintu ruangannya, dia yang juga memberikan sebuah kabar tentu membuat Frans hanya menundukkan kepala di atas meja.

"Maaf pak, saya hanya memberitahu. Kata papinya pak Frans tamu kita tidak jadi ke kantor, dan kemungkinan besok. Maaf, pak."

'Huhh.'

Frans menghela nafas cukup panjang. Matanya geleng-geleng dan meminta HRD di depannya untuk pergi meninggalkan dia sendiri.

Tak dapat untuk berkata-kata lagi membuat Frans seakan sudah dipastikan kegilaan meningkat drastis.

Terdengar suara ponsel yang menandakan ada yang menghubungi itu pun sama sekali tak membuat dia bergerak.

"Terserah, aku malas angkat telpon. Enggak tahu apa semuanya itu enggak enak? Aku maals menghadapi ini.'

Memilih untuk sejenak berdiam diri pun membuat semakin tidak nyaman.

Frans yang berdiri dan meminta semuanya untuk pulang tentunya sekaligus dia sendiri ingin segera berbaring di rumah.

Perjalanan waktu menuju ke rumah itu juga tak terhindar dari kata macet.

Perkotaan yang dipenuhi akan begitu banyak kendaraan maupun asap membuat Frans harus semakn menunggu dan menunggu.

'Huhhhhhhhhhhh.'

'Clunting'

Ada sebuah pesan yang telah masuk dan membuatkan Frans juga sekalian mengecek akan siapa yang menghubunginya di kantor.

Terdapat ada dua panggilan tak terjawab itu dari saudara iparnya, begitu pula dengan sebuah pesan yang menjadi orang yang sama.

Nia : Akang

Nia : Akang, di mana? Ini teh Hana cariin akang

Frans : Baru pulang ini, ini juga masih kejebak macet

Frans : Jangan bahas Hana, aku lagi malas

Nia : Maaf atuh, akang sudah makan? Ayo akang jangan ngambek lagi

Nia : Kalau akang marah itu nanti bakalan cepat jeleknya dan enggak anu lagi

Frans : Ha ha ha, gimana, gimana?

Frans : Coba katakan, jelek tapi kecil atau jelek tapi panjang?

Nia : Maksudnya akang?

Nia : Kang, maksudnya gimana? Neng enggak paham maksudnya

Frans sengaja memancing akan keberadaan perempuan itu, tetapi siapa sangka ternyata Nia cukup lebih polos lagi dibandingkan sang istri.

Begitu banyak usaha Frans mengenalkan hal keburukkan saudara iparnya malah membuat dia bangkit lagi.

"Ha ha ha, masak iya hanya karena cewek masalah kek hilang gitu aja? Memang edan bener kok cewek itu, mana kalau dinikmatin itu pasti jauh lebih edan lagi tentunya."

Sembari masih menjadikan menunggu membuat Frans sedikit terangsang dan rasa sakit yang pasca jatuh seketika sirna.

Dibuatkan tertawa, dibuatkan bangkit memang membuat siapa saja tidak mau melepaskan sebauh momen itu.

Frans yang sengaja menyimpan percakapan itu membuat dia senyum-senyum.

"Gila, ini perempuan buat aku nyaman. Ya daripada si Hana ya lebih mending inilah, jauh lebih cantik dan BOHAI lagi. Ha ha."

'Clunting.'

Nia : Oh, emang pisang itu jelek ya kang?

Frans : Ya enggak begitu jelek sih, tapi aku yakin kamu menyukainya

Nia : Kalau dicoba gimana?

Nia : Nia malah penasaran kayak gimana pisang yang akang maksud

Frans : Beneran penasaran?

Frans : A a ahhh

Nia : Iya penasran banget akunya, kang

"Mantap, dia saja sudah terbuat penasaran tinggal eksekusi saja. Huhhh, bikin tegang aja batangku. Lagian juga ini masih macet, ya enggak ada salahnya ngocok dulu."

Dengan memberikan sebuah percakapan yang semakin meliar itu membuat Frans tak kuasa melakukan dan melakukan terus menerus.

Frans : Oh iya, emangnya apa yang kamu tahu pisang itu apa saja?

Frans : Ya kali ada pisang yang terlewatkan

Nia : Ya ada pisang raja, pisang kepokm ya pisang pada umumnya kang

Frans : Ya kamu benar, pisang yang kamu sebutkan itu tidak ada salahnya tapi ada sebuah pisang yang kenikmatannya jauh lebih dari kata enak

Nia : Masak sih kang? Emang ada yang jual ya, di mana ya? Aduh, Nia malah makin penasaran

Frans semakin menggeliat kegirangan dan bahkan juga diantaranya tertawa-tawa sendiri di dalam mobil.

"Ini Nia bego atau gimana sih? Sumpah aku enggak ngerti, tapi yang jelas aku harus bisa membuat dia penasaran. Tapi, jangan sampai kalau si Hana tahu kalau saudara perempuannya aku kenalkan dunia beginian. Ha ha ha."

Melanjutkan akan sebuah percakapan yang ada di pesan tentu membuat Frans terus saja ketagihan.

Laki-laki itu senang jika nafsunya segera dituntaskan, tetapi sayangnya semua dirasa belum waktunya.

"Haduh aku enggak sabar menikmatinya, pasti lobangnya masih tertutup rapat dan pasti bulunya lebat banget. Ha ha sumpah makin menggiyurkan jika aku semakin membayangkan dan terus saja membayangkan ha ha."

Frans : Kamu masih penasaran?

Nia : Iya aku masih penasaran dengan pisang yang akang ceritakan ke aku, ya aku sama sekali belum pernah tahu dan katanya nikmat banget

Frans : Jelas nikmat dong, itu juga tidak sembarangan dipakai tapi buat orang tertentu juga itu nikmaaaaaaaaat banget gitu

Frans : Ya kalau nanti ada waktu luang aku berikan kontan buat kamu

Nia : Apanya kang? Akang mau beri tunjuk?

"Uhuy, dia makin penasaran dan penasaran saja. A a ah ini anak sumpah buat aku makin anu saja, ha ha ha. Sek asek josss."