Tapi pemilik asli tubuh ini tidak memiliki kemampuan itu. Dia hanyalah manusia biasa yang penakut dan pengecut.
Karena pemilik asli tubuh ini orang biasa, maka dia pasti begitu dikucilkan setelah dimasukkan secara paksa ke departemen ini.
Orang-orang di dalamnya pada dasarnya marah karena dia dapat memasuki departemen khusus tanpa memiliki keterampilan apapun.
Oleh karena itu, setelah bekerja selama dua bulan, pemilik asli tubuh ini hanya diperlakukan sebagai pelayan atau sengaja dipaksa melakukan misi untuk menakutinya.
Dari ingatan pemilik asli tubuh ini, Lu Zijia tahu bahwa ada hadiah tambahan selain bonus setelah menyelesaikan misi di Kantor Administrasi Khusus.
Lu Zijia mengusap dagunya. Diam-diam dia berpikir mungkin dia bisa pergi ke Kantor Administrasi Khusus untuk melihat situasinya.
Lagi pula, jika dia mendirikan kios di luar, belum tentu juga dia memiliki pelanggan.
Setelah memikirkannya, dia memutuskan untuk pergi ke sana. Namun, sebelum Lu Zijia sampai di depan pintu kediaman, dia kembali mundur.
Paman He yang mengantarnya keluar pun bingung melihatnya kembali.
"Nyonya Muda Kedua, ada apa?"
Lu Zijia tersenyum canggung, "Itu, Paman, apa kamu bisa meminjamiku 200 yuan dulu?"
Kenapa dia bisa lupa jika uang 100 yuan yang sebelumnya telah dia kembalikan ke penjaga keamanan kemarin.
Sekarang dia tidak punya uang sepeserpun.
Paman He terpaku mendengarnya, kemudian dia tersenyum ramah. Tanpa menanyakan kenapa dan untuk apa wanita itu meminjam uang. Dia langsung menyerahkan uang 200 yuan pada Lu Zijia.
"Terima kasih, Paman He."
Lu Zijia mengambil uang 200 yuan itu seraya berterima kasih dengan tulus. Baru setelah itu pergi.
Setelah kepergiannya, Lu Zijia tidak tahu jika Paman He tengah menatap punggungnya dengan kasihan.
Putri dari keluarga Lu bahkan tidak memiliki 200 yuan di tubuhnya.
Dapat dilihat betapa menderitanya dia bersama keluarga Lu.
200 yuan bahkan tidak terhitung banyak bagi keluarga Lu.
Namun, setelah digunakan untuk membayar ongkos taksi, 200 yuan ini hanya cukup untuk membeli dua lembar kertas jimat.
Bahkan dia harus meminjam cinnabar dari pemilik toko.
Untungnya, pemilik asli tubuh ini adalah pelanggan tetap di toko itu. Jika tidak, pemilik toko itu tidak akan mau meminjamkannya!
Setelah melukis satu jimat keselamatan dan jimat pengusiran roh jahat, Lu Zijia merasa sedikit lemas.
Namun, karena suasana hatinya sedang baik, dia menyimpan kedua jimat itu dan langsung pergi ke Kantor Administrasi Khusus.
Pemilik toko mengira jika Lu Zijia telah belajar beberapa keterampilan di Kantor dan mempraktekkannya di sini.
Akan tetapi Lu Zijia langsung keluar setelah beberapa menit sehingga membuat penjaga toko berpikir dia sudah menyerah.
Pemilik toko itu menghela napas sambil menggelengkan kepalanya. Dia jelas meragukan kemampuan Lu Zijia.
Di tempat lain.
Lu Zijia tengah berdiri di depan gedung perkantoran lima lantai di pinggiran kota yang sangat mewah. Dia menghela napas, lalu berpikir bahwa Kantor Administrasi Khusus Ibu Kota benar-benar kaya.
"Lu Zijia, kenapa kamu lama sekali? Mana kertas jimat dan cinnabar-nya?"
"Apa kamu tahu kamu telah membuang banyak waktuku. Jika misiku gagal, maka itu salahmu!"
Lu Zijia baru saja akan memasuki gedung kantor saat suara melengking terdengar di telinganya.
Kemudian, dia melihat seorang wanita dan dua orang pria datang ke arahnya.
Wanita adalah orang yang meneleponnya. Namanya Tong Kexin, murid sekolah Maoshan.
Tong Kexin yang melihat Lu Zijia tidak membawa kertas jimat pun semakin marah.
"Lu Zijia, mana kertas jimatku! Bagaimana aku bisa mengusir hantu tanpa jimat, kamu pasti sengaja, kan?!"
Menurut Tong Kexin, Lu Zijia iri padanya karena dia bisa menjadi murid Maoshan yang memiliki keterampilan sihir aneh, dan terlihat menakjubkan bagi orang biasa.