Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

COLD NIGHT : THE FATE

🇮🇩archer_lunar
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.6k
Views
Synopsis
Semua orang memiliki rahasianya masing-masing. Akan tetapi, bagaimana jika kamu tidak tahu asal-usul dari rahasia mu tersebut? Itulah yang dialami oleh Rizk K. Vence. Dia tidak tahu masa lalunya yang kelam. Yang dia tau, seorang gadis bernama Yuma tiba-tiba muncul dengan membawa segudang misteri. Gadis yang selalu diam bahkan saat kekacauan ada di depannya, membuat Rizh sadar akan sesuatu. Saat dia hampir mengetahui asal-usulnya, Yuma telah kembali ke tempat seharusnya dia berada yang membuat Rizh bertekad kuat menemuinya. Dalam perjalanan untuk bertemu lagi dengan Yuma demi memastikan masa lalunya, Rizh mulai sadar jika dirinya berbeda dengan orang lain. Dia bergabung dengan suatu organisasi untuk bisa bertemu dengan Yuma lagi. Saat itulah, Rizh mengetahui siapa dirinya. Siapa itu Key, siapa itu Yuma, dan siapa itu Lizen. Semuanya terungkap. Saat semua hal terungkap, Rizh menemukan apa tujuannya diciptakan, perang besar terjadi. . . Hari-hari di HLA terasa damai dan normal tanpa suatu perkara, namun setelah kedatangan Yuma, hidup Rizh menjadi penuh dengan darah dan keringat air mata. Entah ini baik atau buruk, ataukah memang ada rahasia yang tidak bisa Yuma ungkapkan kepada Rizh? Hubungan mereka semakin dekat, semakin banyak pula rintangan dan halangan yang membuat Rizh tersadar bahwa dinding pembatas antara dirinya dan Yuma bukan sesuatu yang bisa dihancurkan dengan mudah. Secara alami mereka bergerak berdasarkan insting, tanpa melibatkan emosi pribadi. Hal itu membuat banyak orang salah paham. Termasuk ayah Rizh sendiri. "Jika kalian melanjutkan ini, salah satu dari kalian akan mati." Genre : teen-fiction, action, romance. Warning! Segala jenis ilustrasi dan gambar murni bukan milik saya!
VIEW MORE

Chapter 1 - PROLOG

"Dingin...." keluh seorang anak kecil.

"Sstt... Bertahanlah sebentar lagi. Aku akan mengeluarkan mu dari sini," ucap salah seorang anak lain yang lebih besar dari anak kecil di dekapannya.

"Apakah kita akan hidup?"

"Kamu pasti akan hidup."

"Hanya aku?"

"Diamlah. Kamu adalah percobaan yang istimewa, kamu yang paling diinginkan oleh mereka. Sementara aku hanyalah produk gagal, aku pasti akan baik-baik saja."

Dua anak kecil, satu perempuan satu laki-laki sedang bergandengan tangan berlari di lorong panjang sebuah laboratorium besar. Di sepanjang lorong mereka berlari tertulis angka yang sama.

71

Goncangan demi goncangan menjadi tanda bahwa sebentar lagi tempat yang berdiri di tengah-tengah pulau tak berpenghuni ini akan runtuh rata dengan tanah.

Dua anak ini adalah satu dari sekian ratus produk yang berhasil kabur. Beberapa produk berharga sudah dikemas untuk dikirimkan ke pemilik dari laboratorium. Beberapa lagi menyelematkan diri dari reruntuhan bangunan. Kebanyakan mereka yang melarikan diri adalah produk-produk gagal yang dibiarkan begitu saja.

"Hei kalian!"

Suara besar menarik perhatian dua anak itu. Seseorang dengan senjata lengkap dan baju pelindung membuat kaki kedua anak itu bergetar.

"Kalung itu... Hei! Apa yang kau lakukan di sini?! Seharunya kau ada di ruang 1! Dan kau, kau seorang Zeta! Apa yang kalian lakukan?! Kembali ke tempat kalian!"

"Tidak!" Anak perempuan itu berteriak keras. Dia berdiri di depan anak laki-laki yang lebih kecil darinya.

"Dia bukan uji coba! Dia manusia! Biarkan dia bebas!"

"Kau ini bicara apa, huh?! Mana ada manusia di laboratorium ini. Laboratorium ini hanya menciptakan monster! Sekarang jadilah anak yang baik dan kembalilah ke tempat kalian yang seharusnya!"

"Key! Lari!" teriak sang gadis sembari menarik tangan anak laki-laki yang dipanggilnya Key tersebut.

Mereka berdua pun lari secepat mungkin di lorong panjang yang terasa tak ada ujungnya, sampai tiba-tiba, anak perempuan itu terjatuh karena kakinya mati rasa.

"Ack!"

"Jangan coba-coba lari!" ucap sang penjaga yang menembak bius pada kakinya.

"Uh, 09!" pekik Key yang panik membantu gadis tanpa nama yang dipanggilnya 09 tersebut.

"Kamu larilah, Key! Jangan sampai mereka menangkap mu!"

"Tapi aku tidak ingin meninggalkan mu!" kepanikan membuat mata Key berbinar-binar menahan tangis.

"Bukankah kamu bilang kamu ingin bebas?! Sekarang saatnya! Masuk fentilasi itu dan kamu akan menemukan kapal pengangkut sampah. Kapal itu akan menuju ke suatu negara. Hiduplah di negara itu dengan kemampuan mu! Aku yakin kamu pasti bisa karena kamu adalah salah satu yang terpilih!"

"Tapi... Tapi...."

"Pergilah! Jika aku selamat, aku pasti akan mencari mu. Ini janjiku untukmu!"

Penjaga itu sudah semakin dekat.

"09... Aku... Aku...."

"Tidak ada waktu lagi! Aku lebih tua darimu,  wajar untukku melindungi yang lebih muda dariku! Sekarang pergilah!"

"Tidak!"

"Pergi!"

BAM!!!

Lorong itupun mulai hancur dan runtuh. Getaran-getaran mulai dirasakan. Reruntuhan mulai berjatuhan.

Dengan seluruh tenaga yang bisa ia kumpulkan, 09 berdiri dan mendorong Key sampai keluar dari lorong tersebut.

"09!" teriak Key saat ia terjatuh.

"Hiduplah! Temukan keluarga yang mencintaimu! Kamu adalah manusia yang istimewa Key! Ingat itu!"

Itulah kata-kata terakhir 09 yang mampu di dengar oleh Key, seorang anak laki-laki berumur 5 tahun yang terjatuh dari ketinggian, menghantam tumpukan tubuh-tubuh dingin yang sudah mulai membusuk di atas kapal yang sebentar lagi berlayar.

Matanya berderai air mata saat ia melihat dengan jelas anak perempuan yang menyelamatkannya itu melambaikan tangannya sebelum puing-puing bangunan jatuh mengubur tubuhnya hidup-hidup.

"09!!!!! Huaaaa!!!! Aarrgggghhhhh!!!!"

Serpihan memori pecah menjadi kaca di kepala Key. Dia menyaksikan sendiri Laboratorium 71, laboratorium besar di suatu pulau tanpa penghuni, laboratorium yang menjadikan anak manusia sebagai eksperimen, kini telah hancur lebur rata dengan tanah.

Perlahan-lahan kesadaran Key mulai menghilang. Dia mulai pusing saat kapal tanpa nahkoda ini membawanya secara otomatis menuju suatu tempat.

"....09...."

To be continued