Danzel menanti dengan cemas di depan pintu mansion di temani oleh Pascoe dan Richardo.
"Bagaimana dengan nasibku?" tanya Danzel pelan.
Sudah bisa dipastikan David akan marah padanya. Apalagi sampai mengetahui ia sempat tertidur di sana, ya meskipun itu hanya sebentar saja.
"Aku tak akan membelamu, Danzel. Karena kau menyebalkan, meninggalkan kami," ujar Pascoe dengan nada tengilnya.
"Kau benar-benar..." geram Danzel kesal."Kau bukan saudara dan teman yang baik!" ketusnya.
"Eh, itu salahmu sendiri. Mengapa kau kabur dari tugas hah?!" Pascoe sedikit memekik.
"Aku lelah, Greta menghajarku habis-habisan. Membuat badanku lelah, aku benar-benar tak percaya ia memiliki stamina yang kuat hari ini," lirih Danzel seraya mengusap wajahnya.
"Dasar menjijikkan!" Pascoe memasang wajah jijiknya. "Aku tidak peduli. Maniak sepertimu memang harus dapat pelajaran sekali-kali," ujar Pascoe puas.