Richardo berjalan menuju kamarnya di lantai dasar, dimana tersedia kamar bagi anggota kelompok inti. Sebenarnya ia memiliki apartemen di kota, tapi ia lebih sering berada di mansion atau di markas.
Begitu membuka pintu kamar Richardo langsung masuk, melepaskan mantelnya dan membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Meski tubuhnya sedikit lelah namun senyuman tak bisa hilang dari bibirnya. Richardo menyentuh bibirnya yang tadi dikecup singkat oleh Grace. Jantungnya ikut berdebar membayangkan kembali kejadian beberapa menit tadi.
Terkadang ia masih tak menyangka dengan semua ini. Grace bisa menerimanya, dan sedang berusaha untuk membuka hatinya. Richardo dapat melihatnya, Grace sedang berusaha keras. Usahanya dapat dilihat saat tadi mengecupnya, suatu kemajuan yang luar biasa.
Matanya hampir terpejam saat ia mendengar tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Richardo mendengus kesal, saat melihat dua bekicot kebun memasuki kamarnya begitu saja.