(Takahashi Shinsuke POV)
Aku bergelung di tempat tidurku. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Aku tak bisa tidur. Walau sulit untuk mengakuinya, aku sebenarnya sangat mencintai Kenkyo. Aku tak bisa tidur tanpa memandang wajahnya yang innocent itu terlebih dahulu. Walau kita tak pernah tidur seranjang, tapi aku selalu mengecup keningnya sebelum tidur.
"Kenkyo-chan, di mana kau saat ini?"
Sebuah panggilan masuk, dari Detektif Lee.
"Iya?"
"Detektif Takahashi, ada kasus pembunuhan lagi di Hotel Oakwood Premier Incheon. Korban adalah penyanyi asal Jepang yang semalam mengadakan konser di dekat sini."
"Baik, aku akan segera ke sana," ucapku sambil beranjak pergi.
***
Aku telah sampai di lokasi. Sudah ada tim forensik juga di TKP. Seong-chan memotret tiap sisi korban. Detektif Lee sedang berbincang dengan salah satu tim forensik. Tapi tunggu, aku tak melihat Ketua Tim Kang dan Detektif Moo di sini.
Aku mendekat ke arah korban. Luka lubang di tenggorokan lagi?? Dan korban juga penyanyi asal Jepang? Kasus ini hampir sama dengan Nona Yukiko Shinoda. Apa benar pelakunya perempuan seperti analisis Detektif Lee?
Sepuluh menit kemudian Ketua Tim Kang datang bersama Detektif Moo. Ini aneh, bukankah rumah Ketua Tim Kang dekat dari sini? Kenapa sampai membutuhkan waktu hingga puluhan menit untuk sampai di lokasi? Dan lagi, kenapa bisa datang dengan Detektif Moo bukan Detektif Lee kekasihnya?
Pemandangan menjijikkan! Detektif Lee mengecup bibir Ketua Kang ketika ia baru sampai. Bahkan mereka tak perduli dengan orang-orang dari tim forensik?
Baiklah, kuakui memang aku iri. Aku tak pernah bisa melakukan
seperti yang Detektif Lee lakukan pada Ketua Kang Rae-ah.
***
Pukul 9 pagi waktu Incheon. Aku bermobil menuju Kantor Satuan Lalu Lintas Incheon. Ketua Kang menghubungiku kalau tim patroli menemukan gadia dengan ciri-ciri mirip seperti Kenkyo. Yah, semoga itu sungguh gadisku.
Aku memasuki Kantor Satlantas dengan pikiran kacau. Dari kejauhan aku melihat Ketua Kang dan Seong-chan tengah duduk di depan gadis kira-kira berusia 17 tahun. Gadis itu masih membelakangiku. Namun keadaannya sangat kacau. Rambut acak-acakan, tanpa memakai alas kaki juga.
Aku mendekat ke arahnya. Sungguh, itu memang gadisku. Aku memeluknya sangat erat. Namun ia tetap bergeming, bahkan ia menjauhkan tubuhnya dariku.
"Kenkyo-chan.... apa kau masih marah dengan nii-san?" tanyaku. Ia tetap bergeming, sesekali ia menggelengkan kepalanya. Ia terlihat bingung.
"Detektif Takahashi, tim patroli menemukan nona ini sedang berputar-putar di tiang dekat halte. Aku belum memastikan dia sambil menyanyi atau tidak."
Pletak!
Kepala Seong-chan dipukul tas oleh Ketua Kang.
Namun aku tak perduli dengan perkataan bocah itu. Mataku menatap lekat mata Kenkyo.
"Apa yang terjadi padamu, Kenkyo-chan?"
"Kami sudah menanyakan itu sejak tadi, Takahashi-san. Namun ia malah semakin bingung."
Itu suara Ketua Tim Kang Rae-ah.
"Sebelumnya dia baik-baik saja, Ketua Kang."
Aku meyakinkan mereka. Jangan sampai mereka mengira gadisku punya gangguan mental. Oh Kami-sama! Ada apa ini sebenarnya?
"Aku mendiagnosis dia sedang mengalami 'translent global amnesia'. Jika memang benar dugaan kita sebelumnya bahwa ia diculik, kemungkinan besar sang penculik memberi dia obat Lipitor dari golongan obat Statin. Meskipun bersifat sementara, penderita nampak benar-benar linglung karena fungsi kognitifnya tiba-tiba lenyap. Aku perkirakan Nona Kenkyo akan membaik dalam 6 jam ke depan," ucap Ketua Kang. Seong-chan hanya manggut-manggut di samping Ketua Kang, entah mengerti atau apa.
Aku akui memang Ketua Kang ini sangat cerdas. Analisanya 80% akurat. Tapi kenapa dia melupakan kejadian saat kami menemukan mayat wanita tua? Aku yakin saat itu bukan hanya halusinasiku.
Aku kemudian membawa Kenkyo pulang ke rumah Akiyama Kenichi. Mungkin itu adalah tempat yang aman bagi Kenkyo saat ini.
***
Pukul 12 siang waktu Incheon. Tim kami kembali melakukan rapat. Rapat kembali dipimpin Ketua Tim Kang Rae-ah.
"Hanya berselang waktu 2 minggu telah terjadi pembunuhan yang sama. Lubang di tenggorokan dan muka berparut."
"Kurasa pembunuhnya kurang kreatif, Ketua," sela Seong-chan.
"Dari informanku di Jepang, penyanyi ini memiliki sedikit masalah dengan agensinya, Ketua," ucapku.
"Apa Anda mengira pelakunya dari pihak agensi yang mengenal Nona Kawamoto Murasaki?" tanya Detektif Lee padaku.
"Tapi bisa saja wanita ini juga memang memiliki musuh di Korea ini," tambah Detektif Moo.
"Ah yah, aku baru ingat! Kemarin siang aku dan Ketua Kang bertemu dengannya di taman. Dia sangat galak. Kurasa ia memang punya banyak musuh."
Seong-chan ikut bersuara. Sesaat kemudian ia menatap tajam ke arah Ketua Kang.
"Bahkan dia sempat menampar Ketua Kang Rae-ah," imbuhnya.
"Apa maksud tatapanmu, Seong-chan? Kau menuduhku yang melakukannya, hah?" ketus Ketua Kang.
"Bukan begitu, Senior! Tapi ...." Seong-chan tak melanjutkan kalimatnya karena Detektif Moo menatap tajam ke arahnya. Detektif Lee hanya menanggapi dengan dingin.
***
Aku sampai di rumah Kenichi pada pukul 9 malam. Aku melihat Kenkyo sudah tertidur lelap. Dia terlihat seperti bayi kalau sedang tidur, sangat cantik. Aku mendekat ke arahnya. Ia membuka mata menyadari kedatanganku.
"Nii-san?" pekiknya.
"Beristirahatlah! Maafkan nii-san yah."
Ia mengangguk. Ia terlihat lebih baik daripada tadi pagi.
"Kenkyo-chan... asal Kenkyo tahu, kalau namanya cinta itu tidak dinilai dari ciuman tapi dinilai dengan hati. Nii-san mencintai Kenkyo, percayalah! Tapi, Kenkyo belum seutuhnya mengenal apa itu cinta. Nii-san akan mengajarkanmu secara perlahan," ucapku sambil mengecup keningnya.
***
Tokyo, Jepang.
Takeru memasuki ruang ayahnya. Ia melihat ayahnya sedang membersihkan samurai.
"Ayah mencarimu kemarin di apartemenmu tapi kau tak ada," ucap Tuan Watanabe Taiga.
"Aku sedang keluar kota selama beberapa hari, ayah," ucap Takeru.
"Tadi pagi-pagi buta Zan Da juga mencarimu ke sini. Dia ingin menemuimu juga tapi kau seolah tak ada di seluruh Jepang katanya."
"Aku sudah memperingatkan wanita itu untuk menjaga batasannya," ucap Takeru geram.
Tuan Taiga hanya menanggapi dengan senyuman.
***
Incheon, Korea Selatan.
Moo Tae-gu menarik Kang Rae-ah secara kasar.
"Lepaskan aku, oppa! Jangan sampai Tae-gyeon mengira yang enggak-enggak tentang kita!" ketus Rae-ah sambil memghempaskan genggaman tangan Tae-gu.
"Aku hanya ingin melindungimu, Rae-ah!"
"Tapi jangan terlalu mencolok, oppa! Aku tak ingin semua curiga tentang hubungan kita. Aku tak ingin appa tahu. Itu akan membahayakan nyawamu," ucap Rae-ah sedikit terisak.
"Tak perduli apa yang akan terjadi padaku, aku akan selalu melindungimu, Rae-ah."
Siapa sebenarnya pelaku dari pembunuhan berantai ini?
Ada hubungan apa antara Tae-gu dan Rae-ah?
Apa analisa Seong-chan itu benar?