Kala itu Cynthia ikut kontes untuk pertama kalinya. Dia bersungguh-sungguh mencari referensi dan riset untuk pengembangan ceritanya. Ketelitian dan ketekunan dia butuhkan untuk menulis cerita tersebut.
Untuk pertama kalinya, dia merasa minder karena yang ikut kontes itu bukan penulis pemula biasa. Dari riwayat profilnya tertulis pengalaman beberapa penulis yang telah menulis sudah setahun yang lalu.
Mereka adalah saingan terberatnya Mawaru.
'Bagaimana ini?'
'Bagaimana kalau aku tidak bisa mewujudkan mimpiku sebagai penulis sesungguhnya? Setidaknya walaupun nanti tidak menang, aku bisa dikontrak di platform ini.'
Dia bekerja keras untuk menyajikan karya sebagus mungkin.
Setiap hari, dia belajar dan terus belajar mengasah kemampuan menulisnya.
Hingga akhirnya dia yang mengasahnya setiap hari menjadi mahir, dan pemahaman bahasanya menjadi baik.
Dia adalah seorang pecinta anime, dia membuat cerita jejepangan dengan genre romansa fantasi. Dari kebanyakan orang yang ikut kontes, hanya dia yang menyajikan cerita jejepangan.
Dia menulisnya karena suka, dan dia merasa novel buatannya ini terlahir dari jiwanya.
Jiwa otaku yang melekat di dalam dirinya itu tidak dapat terpisahkan.
****
Beberapa bulan pun berlalu ....
Di dalam komunitas, ada beberapa orang yang telah dikontrak karyanya, bagi Cynthia yang mengetahui hal ini menjadi berharap-harap cemas. Dia agak minder karena karyanya belum sama sekali ada editor yang tertarik untuk menyeleksi karyanya.
"...." Padahal itu yang dia tunggu-tunggu!!
Namun, dia tidak berkecil hati dan tidak patah semangat! Dia berjuang terus, dan dia yakin pasti ada nilai dalam setiap perjuangan.
Tak lama setelah itu ....
Setelah kontes berjalan selama enam bulan, hanya beberapa orang tersisa termasuk Mawaru yang belum diseleksi. Dia sempat kehilangan harapan sesaat, dia sempat kehilangan kepercayaan dirinya.
Saat itu dia mencoba menghubungi Kawarimi tapi, Kawarimi belum membaca pesannya sama sekali. Dia teringat dengan perkataan Kawarimi yang bilang kalau menaungi para penulis termasuk Olivia, dulunya. Dia tidak mau berpikir buruk pada Kawarimi, dan dia pikir mungkin orang itu masih sibuk.
'Jika ini bukan hal yang terbaik, maka aku akan pasrah dan memulai kehidupan normal lagi.'
'Mungkin aku terlalu ambisius mengejar impianku, dan ingin mendapatkannya dengan cepat tapi, ternyata aku belum pantas mendapatkannya.'
'Ya, aku pasrah untuk semua itu ....'
****
Namun, sebulan kemudian ..., Mawaru dihubungi seorang editor yang berkata telah menyeleksi karyanya.
"Eh!?" dia heran dengan perkataan editor yang dia buka lewat notifikasi aplikasinya. Tidak ada orang lain selain Kawarimi yang dia kenal maka dia menghubunginya lagi. Tapi, lagi-lagi Kawarimi belum membaca pesannya.
Memang tidak ada tanda-tanda Kawarimi online, dan apa mungkin dia akan ganti nomor? Dia sempat berpikir aneh dan curiga.
'Eh, apa jangan-jangan ... editor yang menghubungiku ini adalah ... Kawarimi?'
Karena penasaran, dia mencoba membalas pesan dari sang editor. Dia begitu ramah dan memiliki nama yang feminim, Fitria.
'Ng? Jadi, dia cewek, ya? Namanya khas Indonesia banget!!'
'Berarti jelas! Itu bukan Kawarimi,' kini yang dia pikirkan berarti salah.
Cythia sempat meragukan kalau Fitria itu seorang editor. Tapi, editor yang memiliki nama tersebut benar-benar ada. Lama-lama Cynthia yang terus bertukar pesan dengannya merasa, 'Editor Fitria sangat ramah dan enak diajak mengobrol.' Dia dia begitu sungkan mengutarakan pendapat maupun sesuatu yang selalu dia pikirkan saat mengembangkan novelnya. Terkadang dia juga membutuhkan masukan dari Editor Fitria itu.
Seminggu setelah berkenalan dekat, sangat beruntung sekali novel milik Cynthia ini berhasil dikontrak. 'Selanjutnya aku harus bagaimana ...?' dia bertanya-tanya cemas.
Dia senang sekaligus bingung. Namun, dia tidak berhenti sampai sini dan dia akan terus menulis sampai menamatkan ceritanya.
****
Hari-hari pun terus berlalu, terkadang chat dengan editor Fitria yang ramah itu membuat Cynthia sedikit manja, dia merasa sudah sangat dekat dan layaknya editornya itu seperti temannya sendiri.
Dia belum tahu kalau editor dan penulis lain belum ada yang seakrab ini.
Terutama, editornya juga suka anime, sama seperti dirinya, malah Editor Fitria ini 11 12 dengannya, maksudnya sudah saling nengetahui banyak anime.
Dia sempat berpikir juga kalau dia dan editornya seumuran.
"...."
Dua bulan sebelum pengumuman kemenangan kontes, Kawarimi menghubungi dirinya ....
Dia resign dari pekerjaannya dikarenakan banyak penulis yang harus dia tangani. Dia kuwalahan di tahun tersebut bahkan hampir menenggelamkan chat dari Cynthia. Jika dia memiliki waktu luang, dia merasa lebih baik jika gadis ini mengajaknya bertemu di luar untuk berbincang-bincang.
Namun, waktu yang dijanjikan untuk pertemuan itu tidak terlaksana, tepat dua bulan lagi, di mana dua hari sebelum pengumuman kontes itu, sepucuk surat undangan dikirimkan ke alamatnya.
'Undangan?' dia yang menerimanya pun memandangnya dengan heran. Apa isi undangan itu?
Dan ....
Ternyata ....
Itu adalah undangan para pemenang kontes, dan yang mengirimkan undangan itu adalah ....'Dari editor pusat!'
Untuk memastikan itu asli, Cynthia menghubungi Fitria untuk mengonfirmasinya.
Itu benar-benar asli!
Dia senang bercampur haru sekaligus, dia sedikit gelisah, bagaimana caranya datang ke pesta pertemuan itu ...?
________
To be Continued