Chereads / Asrama SMA Flower Garden 13 / Chapter 11 - 『#11』 Malam minggu Ryu

Chapter 11 - 『#11』 Malam minggu Ryu

Sepulang sekolah Ryu merasa ada yang aneh sejak dia diajak Rasya jalan. Dia merasakan hawa yang yang sangat gelap dari tatapan para cowok. Dia sama sekali tidak mengerti mengapa semua cowok menatap sinis ke arahnya.

"Hai Ryu…" Rasya menghampiri Ryu lalu memeluk tangan Ryu. Melihat itu membuat semua cowok di sekolah itu tambah murka ke Ryu.

"Bisa gak usah sambil memeluk tangan gue?" Ryu kelihatan sangat risih diperlakukan seperti itu oleh Rasya. Semua cowok tambah marah melihat sikap Ryu ke Rasya.

"Yaelah...Sya…rapet banget sama Ryu…" ucap teman-temannya yang berjalan menguntit Ryu dan Rasya.

Ryu langsung bereaksi melepaskan tangan Rasya dari tangannya. "Sekarang sudah ada teman lo kan?" Ryu terlihat sangat kesal. "Jadi lo bisa pulang bareng mereka," tambah Ryu kemudian.

"Gue jemput malam ini ya?" Rasya lalu melambaikan tangan sembari berpisah dengan Ryu. Sedangkan Ryu hanya mengangguk dan melambaikan tangan.

"Cie...yang bakalan jalan sama Rasya…" ucap Mirhan menghampiri Ryu.

"Apaan sih?..." Ryu menanggapi dengan kesal.

"Akhirnya teman kita ini punya pacar juga," Arif ikut meledek Ryu.

"Eh…sialan lo ya?...emang gue semenyedihkan itu?" tanya Ryu dengan kesel.

"Lo mau jalan pakai apa?" tanya Mirhan sambil membuka pintu mobilnya.

"Katanya sih pengen jemput gue naik motor," jawab Ryu dengan santai membuka pintu di depan di sebelah Mirhan yang nyetir.

"Enak bener lo? Udah diajak ngedate dengan cewek yang paling cantik di sekolah, terus tuh cewek yang jemput pake motor," Arif menanggapi jawaban Ryu dengan kesal.

"Dasar cowok gak modal…" Heri ikut menimpali dengan kata-kata yang menyakitkan.

"Lagian bukan gue yang ngajak Nyet…" Ryu menanggapi ucapan kedua temannya.

Mobil Mirhan mulai berjalan keluar halaman sekolah. Mereka membicarakan hal yang sama sekali tidak penting untuk dibahas selama di perjalanan. Hingga sesampainya di asrama, Ryu langsung tidur di kamarnya.

***

"Yu…Ryu…" terdengar Helena memanggil dari luar pintu kamar Ryu.

"Kalau lo ngebangunin dia hanya begitu, tuh anak gak bakalan bangun," ucap Heri yang kebetulan lewat di depan kamar Ryu. Dia kemudian mengeluarkan sebuah alat pengeras suara dari kantung celananya. "Pakai ini…" dia lalu memberikan alat itu ke Helena.

"Ryu!...bagun!..." terdengar suara yang setara dengan suara jet pesawat terbang.

"Iya!..." teriak Ryu dari dalam. Kemudian pintu kamarnya terbuka lalu mengeluarkan asap yang sangat pekat. "Berisik banget si…" Ryu lalu ngomel-ngomel karena dibangunin saat dia pengen curi start buat tidur.

"Tuh cewek lo sudah nungguin lo di warnet…" ucap Heri lalu kembali ke warnet.

"Siapa?" tanya Ryu kelihatan bingung.

"Siapa lagi kalau bukan Rasya," Helena lalu menjawab dengan ketus. Dia juga lalu mengikuti Heri menuju warnet.

"Ya ampun gue lupa…" ucap Ryu lalu menepuk kepalanya. "Ternyata tuh cewek serius pengen jemput gue?" keluhnya kemudian.

Dia kemudian masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Dia memakai kaos berwarna putih dengan jaket hoodie berwarna biru tua. Seperti biasa dia memakai celana jeans biru dan sepatu kets cowok berwarna hitam.

Kemudian dia mengunci kamarnya lalu menuju warnet. Disana Rasya duduk menunggunya di kursi tempat menunggu di warnet. Rasya memakai Blouse putih dengan rok berwarna biru untuk alas kakinya memakai sepatu kets cewek berwarna putih.

Rasya tersenyum saat melihat Ryu sudah datang menemuinya. Ryu tercengang melihat penampilan Rasya yang sangat cantik. Rasya memang selalu modis walaupun di sekolah. Itulah yang membuat semua cowok di sekolah tertarik padanya.

"Kamu kenapa Yu?" tanya Rasya sambil tersenyum manis ke arah Ryu.

"Gak apa-apa…" jawab Ryu terkejut karena ditegur Rasya.

"Pakaian gue aneh ya?" tanya Rasya sambil melihat-lihat pakaiannya.

"Gak kok, cantik malah…" pujian Ryu membuat Rasya salah tingkah.

"Cie...yang mau malam mingguan…" ucap Mirhan yang mengganggu pembicaraan mereka. "Semangat ya bro…"

"Gue hanya pengen jalan bukan pengen perang…" ucap Ryu menanggapi ucapan Mirhan.

"Ryu jangan sampai melakukan hal yang aneh-aneh ya nak?" Helena menirukan pesan seorang ibu yang melepas anaknya yang akan pergi dengan pacarnya.

"Gue hanya jalan-jalan bukan buat hal yang aneh-aneh woy…" Ryu menanggapi ucapan Helena dengan kesal. Sementara itu Rasya tertawa melihat tingkah mereka.

""Alhamdulillah… Akhirnya anak emak nggak jomblo lagi." tangis Helena menirukan adegan FTV komedi tadi siang.

"Ya ampun mak… Pasti habis nonton FTV Tangisan hati seorang emak ini orang," ucap Ryu sambil memegangi kepalanya.

"Seumur hidup gua baru pertama kali lihat ada cowok yang bawa motor punya ceweknya, biasanya cowoknya punya motor sendiri," ucap Heri dengan sinis.

"Hah…" ucap Ryu kebingungan mendengarkan apa yang telah diungkapkan Heri.

"Sebegitunya kah lo jarang keluar rumah?" tanya Helana pada Heri. "Coba lo liat diluar sana cowoknya bukan hanya makai motor ceweknya, bahkan sampai makai duit ceweknya buat makan," ungkap Helena menjelaskan.

"Hadeh...Daripada makin lama makin diejek, yuk kita cepat minggat dari ini warnet," ajak Ryu ke Rasya, kemudian mereka berdua keluar warnet.

"Kita mau kemana?" tanya Rasya saat mereka sudah di luar warnet.

"Lo pengen kemana?" Ryu balik bertanya.

"Terserah lo aja, yang penting gue bisa jalan bareng lo," ucap Rasya sambil memek tangan Ryu.

Rasya datang ke asrama Ryu memakai motor matic. Di tahun 2009 motor matic baru populer di indonesia. Ryu duduk di depan mengemudikan motor dan Rasya duduk miring di belakang karena dia memakai rok. Setelah mereka memasang helm, Rasya lalu memeluk Ryu dari belakang.

Ryu sebenarnya tidak tahu ingin pergi kemana, karena baru saja pindah ke kota ini. Ditambah lagi dia selama ini belum pernah pacaran. Dia berpikir pacaran hanya sekedar makan, jalan, dan ngobrol.

Akhirnya Ryu mengajak Rasya ke mall yang ada tempat yang seru buat bermain seperti Timezone. Sebenarnya dia hanya ingin bermain game-game yang dia suka di sana. Ternyata tempat ini juga menjadi tempat yang Rasya sukai kalau jalan ke mall.

"Lo suka gak main game Dance?" tanya Rasya bersemangat.

Dia lalu mengeluarkan kartu dan membawa ke kasir untuk mengisi saldo di kartu itu. Kartu itu dipakai nanti untuk bermain semua game yang ada disana. Ryu juga membuat kartu dan mengisi saldo dengan uangnya.

Mereka berjalan menuju sebuah mesin arcade dance. Game ini dimainkan dengan menyesuaikan pijakan pada kaki pemain. Meniru arah panah yang ada di layar. Arah panah itu akan menyesuaikan dengan musik yang mereka pilih.

Ryu sebenarnya sudah pernah bermain game ini dengan Mirhan, sebab Mirhan sering mengajaknya untuk bermain di Timezone. Seperti biasa Mirhan yang ngebayarin dia bermain. Ryu bisa dikatakan tidak pernah mengeluarkan uang saat jalan sama Mirhan.

"Lo bisa main ini?..." tanya Ryu pada Rasya sambil menunjuk mesin arcade di depannya.

"Kita liat aja," jawab Rasya sambil tersenyum.

Rasya lalu menggesek kartu yang dia punya ke mesin arcade itu. Mereka memainkan musik dance yang sering dimainkan di mesin arcade sejenis pada masanya. Awalnya gerakan yang mereka keluarkan standar masih bisa diikuti Ryu. Semakin kesini gerakan yang dimunculkan semakin susah. Itu sejalan dengan musik yang semakin ngebit. Ryu beberapa kali loss pijakan, sedangkan Rasya bergerak sangat anggun disana. Akhirnya bisa ditebak siapa yang akan kalah di permainan ini. Ryu kalah telak oleh Rasya yang pada dasarnya sudah sering main game ini.

Mereka memainkan seluruh game yang ada disana dengan sangat bahagia. Akhirnya Ryu kalah dalam semua game yang mereka mainkan berdua. Terlihat sekali dia sangat kesal karena itu.

"Malam minggu depan kita main lagi…" pintanya ke Rasya dengan kesal.

Rasya tertawa melihat tingkah lucu yang diperlihatkan Ryu. Baru kali ini dia menemui cowok yang lebih tertarik dengan game ketimbang cewek. Ryu bagi Rasya adalah salah satu cowok yang cukup unik dibanding cowok lainnya. Dia semakin penasaran ingin mendapatkan cinta Ryu.

Setelah makan di restoran cepat saji, mereka pulang ke asrama. Rasya rela mengantarkan Ryu sampai ke asrama Flower Garden. Dia senang Ryu mengajaknya jalan lagi minggu depan. Kalian tau betapa berbunga-bunganya suasana hati Rasya saat ini. Sampai malamnya tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Bersambung…