Chereads / Asrama SMA Flower Garden 13 / Chapter 2 - 『#2』 Ditembak kakak kelas

Chapter 2 - 『#2』 Ditembak kakak kelas

Di lapangan saat ini yang biasanya dibuat untuk upacara bendera Ryu, Mirhan, Heri, dan Arif berdiri. Mereka masih menjalani hukuman karena kesalahan seorang temannya yang bangun kesiangan. Siapa lagi kalau bukan si Jin Botol yaitu Ryu.

Mereka diperhatikan oleh murid-murid dari yang sekelas sampai kakak kelas. Diantara kakak kelas ada seorang murid cewek bernama Mesha Aprianti. Dia adalah teman masa kecil Heri.

Heri melirik ke cewek itu lalu kemudian dia tersenyum merona merah seperti kepiting rebus. Masha menatap Heri dengan datar kemudian kembali ke dalam kelas. Ryu yang menyadari sikap Heri kepada tuh cewek mulai bersuara.

"Widih...ada yang lagi jatuh cinta nih…" ucap Ryu nyengir sambil hormat ke bendera.

"Siapa Yu?" tanya Arif penasaran.

"Siapa ya?" tanya Ryu seolah dia hanya ngomong ngasal. Mirhan dan Arif tertawa puas menertawakan Ryu.

Mereka dihukum sampai jam istirahat. Mereka sama sekali tidak merasa capek berdiri sambil hormat bendera. Mereka dari awal dihukum sampai istirahat terus-menerus bercanda.

"Fiuh… Akhirnya istirahat juga," ucap Ryu setelah terdengar bunyi lonceng istirahat. "Akhirnya gue bisa minum dan makan di kantin," tambahnya sambil melenturkan tangannya yang mulai keram.

"Paling lo pengen ngerokok di kantin," ucap Heri menanggapi omongan Ryu. Dia juga melenturkan tangannya yang kram.

"Sial…hari pertama gue masuk sekolah gue dihukum hormat di lapangan, akhirnya gue ga bisa mendekati cewek-cewek di sekolah ini," ucap Arif ngomel-ngomel.

"Harusnya sekolah ini gue beli aja, biar gue ga kena hukum," ucap Mirhan dengan polosnya. Mata Ryu langsung memandang tajam ke arah Mirhan. Sebab dia sudah diperingatkan oleh orang tua Mirhan agar tidak membuang uang untuk hal yang tidak perlu.

『』

Saat mereka ingin berniat pergi ke kantin, pak guru yang telah menghukum mereka tiba-tiba memanggil dari belakang. "Kalian mau kemana?" tanya beliau seakan ingin memarahi mereka.

"Kami ingin ke kantin…" jawab Ryu setengah gugup.

"Siapa yang mengizinkan kalian ke kantin?" tanya pak guru memasang wajah serius.

"Bukannya masa hukuman kami berakhir sampai istirahat?" jawab Arif mulai panas.

"Begini pak, di SMP saya dulu yang juga sekolah favorit dan sekolah anak-anak CEO, kami dihukum hanya satu jam pelajaran, sekarang kami sudah dihukum sampai istirahat, ini udah lebih dari cukup," ucap Mirhan yang memang pernah sekolah di sekolah anak-anak orang kaya. Pak guru mendengar jawaban Mirhan mulai gugup karena baru sadar murid yang dia hukum adalah anak sultan.

"Kami bisa saja menuntut bapak atas tindakan penyiksaan kepada anak murid, kalau itu sampai masuk ke media massa, nama baik sekolah ini akan tercoreng," ucap Heri dengan tegas mengancam.

"Baiklah kalian boleh istirahat…" ucap pak guru yang sudah kalah berdebat dengan mereka berempat.

"Her...emang ada pasal yang bisa nuntut sekolah karena menghukum orang yang terlambat?" tanya Arif sambil berbisik ke Heri saat mereka berjalan menuju ke kantin.

"Heh…sssttt...udahh diem…" ucap Heri sambil berbisik dengan meletakkan jari telunjuk ke depan mulut.

"Ada…" jawab Ryu serius.

"Dimana?" tanya Arif sangat bersemangat mendengarkan.

"Di Wakanda…" jawab Ryu lalu sambil nyengir.

"Oh...Wakanda toh…" ucap Arif menanggapi jawaban Ryu dengan serius. "Eh bentar…" sejenak dia terdiam. "Sialan lo, Yu!" teriaknya, sementara Ryu sudah lari lebih dulu ninggalin mereka. "Itukan tempat yang ada di film!" teriak Arif mengejar-ngejar Ryu yang lari ke kantin.

Ryu sudah berlari sangat cepat meninggalkan Arif, tapi Arif berhasil mengejarnya berusaha menangkapnya. Selain Arif umurnya lebih tua dari Ryu, dia juga memiliki badan yang cukup atletis. Fisiknya juga sangat kuat untuk berlari, sedangkan Ryu yang memiliki kebiasaan merokok dengan mudah ditangkap Arif. Leher Ryu langsung dipiting oleh Arif dengan kesal, namun pitingan Arif bukan pitingan yang dia lakuin buat musuhnya bertarung. Dia memiting hanya berniat buat bercanda dengan Ryu.

Semua orang di kantin memperhatikan tingkah mereka berdua yang bercanda. Sedangkan Mirhan tertawa dan Heri tersenyum melihat tingkah kedua temannya yang bercanda kayak bocah. Sehingga mereka tidak menyadari kedatangan seorang cewek menghampiri Ryu dan Arif dengan tersenyum. Dia adalah salah satu geng cewek populer dari kakak kelas mereka.

"Ryu," ucapnya pada Ryu yang sedang dipiting Arif. Mendengar itu Arif langsung menghentikan aksinya lalu melepaskan pitingannya pada Ryu.

Ryu lalu mengelus lehernya untuk memastikan lehernya tidak apa-apa. "Ia, ada apa?" tanya Ryu dengan santai seolah tadi tidak terjadi apa-apa.

"Rasya ingin bicara sama lo," ucap cewek itu dengan serius.

"Kenapa dia ga datang kesini?" tanya Ryu sambil memperbaiki pakaiannya yang sedikit berantakan.

"Dia cuman pengen ngomong sama lo," jawab cewek itu menjelaskan

Ryu melirik pada teman-temannya untuk meminta pendapat.

"Udah temuin aja, kali aja penting…" saran Arif yang lebih tua dari mereka.

"Ok...gue akan kesana…" ucap Ryu kemudian.

Dia mengikuti cewek itu yang menuntunnya menemui Rasya. Mereka berjalan melewati beberapa kelas. Ryu sendiri tak berbicara apapun dengan cewek itu. Mereka berjalan menuju belakang gudang yang sepi.

Disana telah menunggu tiga cewek yang menunggu Ryu. Disana ada tiga cewek yang duduk di sebuah bangku panjang. Salah Satu cewek langsung berdiri saat melihat Ryu datang bersama cewek yang menemui Ryu di kantin.

"To the point aja, lo pada mau apa?" tanya Ryu lalu menyalakan rokok karena dia menebak tempat itu sangat sepi, tidak akan ada guru yang tau mereka disana.

"Gue Rasya…" ucap seorang cewek yang berdiri saat Ryu datang.

"Kalau mereka ngapa-ngapain gue, gue bakalan ngelawan," bisik Ryu dalam hati sudah menyusun rencana.

"Gue pengen jadi pacar lo," ungkap Rasya membuat Ryu hampir menjatuhkan rokok yang dia nyalakan.

"Hah? Apa? Lo gila ya?" tanya Ryu karena aneh aja, seumur hidupnya tidak pernah ditembak cewek, kali ini ada cewek yang nembak dia. "Kita aja belum saling kenal, masa lo pengen gue jadi pacar lo?" tambahnya.

"Kita mungkin memang ga saling kenal, tapi sejak gue liat lo saat MOS (Masa Orientasi Sekolah) gue sudah mulai suka sama lo," ungkap Rasya berusaha meyakinkan Ryu.

Mungkin Ryu memang tidak pernah ngerasain bagaimana rasanya pacaran, tapi dia juga tidak sebodoh itu. Dia berpikir sangat keras sambil ngerokok. Dia berusaha menimbang-nimbang keadaan saat ini. Setelah berpikir begitu lama dia mendapat jawaban yang pas agar tidak menyakiti hati tuh cewek.

"Kasih gue waktu buat berpikir," jawab Ryu dengan mantap.

"Berapa lama?" tanya Rasya sambil memegang tangan Ryu, berharap Ryu menjadi salah tingkah diperlakukannya seperti itu.

"Nanti gue akan menemui lo lagi," jawab Ryu lalu membuang rokoknya setelah itu melepaskan pegangan Rasya dari tangannya. "Gue mau balik ke kantin dulu, temen gue sudah nungguin gue disana," ucap Ryu lalu pergi meninggalkan mereka.

Ryu tidak berbicara apa-apa setelah sampai di kantin. Teman-temannya sendiri tidak ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Dia menjalani aktivitas seperti biasanya di kantin. Dia masih tetap bercanda dengan teman-temannya. Hingga bel sekolah berbunyi dia kembali ke kelas.

Saat pengenalan wali kelas pak Sani. Ryu mau mengambil buku dari tasnya. Saat dia sedang merogoh ke dalam tasnya, dia menemukan sebuah kertas yang bertuliskan.

"Kalau lo pengen sekolah dengan aman, maka lo harus jauhi Rasya!..." itulah isi tulisan dalam kertas itu.

….Bersambung….