Kekhawatiran Wu Yuxuan langsung menghilang begitu saja setelah ia melihat sinar batu oval ungu yang dibawanya masih ada. Batu itu seperti bintang yang menuntunnya ke sebuah tempat yang ditakdirkan untuknya.
"Sampai kapan?"
Pertanyaan seperti itu terus terulang tiap detik saat fikiran seseorang dalam kondisi kosong dan tengah dalam situasi tertekan oleh keadaan yang terus memojokannya.
Sudah lebih dari seminggu Qiao Lu terus bergumam bahkan dalam tidurnya ia tak henti berfikir dan mengatakan apa yang ada di kepalanya.
Dunia tetaplah cukup kejam meski sudah terisi banyak orang baik.
Tak ada yang bisa membelokan garis hidup seseorang kecuali atas izin dirinya sendiri agar orang lain membelokannya. Dan kini, Qiao Lu tengah berada di ambang garis tipis itu. Ia tengah berusaha melindungi garis hidupnya. Ia tak mengizinkan orang lain membelokannya, sekalipun itu adalah kedua orang tuanya. Sebenarnya mereka hanyalah orang tua Qiao Lu yang gila akan harta. Mereka seorang pedagang yang cukup licik dan kejam, bahkan mereka rela mengorbankan anak mereka demi mendapatkan penghasilan besar.
Qiao Lu telah dijual kepada seorang janda kaya untuk 'dipekerjakan' dirumah bordilnya. Dalam satu kamar khusus ia dipaksa untuk membuang kehormatannya demi memuaskan nafsu para pria yang telah rela membayar mahal untuk bermalam dan menikmati keindahan setiap lekuk wajah dan tubuhnya.
Krak ....
Suara deritan pintu terdengar begitu nyaring di ruang hening tempat Qiao Lu berada. Suara langkah seseorang yang memasuki ruangan itu begitu halus dan elegan. Dia adalah sang janda kaya pemilik rumah bordil yang kini berwajah marah karena Qiao Lu telah membuat beberapa pelanggannya harus keluar dari kamar dengan luka-luka gores di tubuhnya setelah Qiao Lu melawan saat miliknya hendak direnggut.
"Lihatlah kelinci kecil ini. Dia mencoba menumbuhkan taring untuk memakan daging" ucap nona janda kaya itu pada Qiao Lu yang tidak merespon apapun. Jiwa dan fikirannya seolah tidak ada di tempat. Ia cukup trauma dengan tiga malam berturut-turut saat keperawanannya hendak di ambil.
"Apa kau sudah bosan memakan wortel?!" Tukas si janda kaya denhan kesal, "kau fikir berapa kerugian yang kudapat hah?!. Jika dua pria sebelumnya itu masih cukup wajar dan aku bisa mengembalikan uang mereka, namun kau sudah melukai tuan muda kedua klan Wu?!. Bagaimana kau akan bertanggung jawab jika bisnis rumah bordilku ini ditutup!"
Tentu saja semua pedagang mengenal tuan muda kedua klan Wu yang kini berada di posisi tinggi untuk mengatur semua perdagangan di Guangxing.
Ocehan si janda kaya itu tak dihiraukan oleh Qiao Lu yang tengah sibuk dengan fikirannya sendiri. Ia tengah termenung dan berdebat dengan dirinya sendiri. Ia membela dirinya sendiri dan melindungi dirinya sendiri. Semuanya, ia melakukannya sendiri tanpa berharap ada seseorang yang membantunya melarikan diri dari kehidupannya. Qiao Lu telah membulatkan keputusannya untuk tidak mempercayai siapapun lagi.
Qiao Lu mendapatkan hukuman kurung dan tidak diberi makan setelah ia melukai tuan muda kedua klan Wu.
Karena wajah dan tubuh adalah satu-satunya nilai jual Qiao Lu, maka nona janda kaya itu tidak dapat menerapkan hukuman pukulan ataupun cambuk padanya. Ia hanya dapat menyiksanya dengan mengurungnya di ruangan gelap yang membuat Qiao Lu ketakutan dan kelaparan.
"Dengar ... besok malam kau harus bekerja dengan benar untuk mengganti rugi semuanya. Jika tidak aku akan benar-benar membunuhmu!" Tukas si janda kaya pada Qiao Lu yang masih terdiam.
Tidak lagi!. Ia harus kabur!.
Selama dalam hukuman kurungnya, Qiao Lu terus berfikir jika dirinya harus pergi melarikan diri dari tempat itu. Ia tidak ingin merendahkan dirinya dengan membuang kehormatannya sedangkan ia tak mendapatkan apapun. Qiao Lu telah bertekad malam itu, "garis hidupku adalah milikku!"
Malam dimana semua rencana Qiao Lu akan dijalankan akhirnya tiba. Ia hanya perlu berpura-pura menuruti perintah sambil menunggu pria yang telah memesannya. Qiao Lu tidak peduli siapa yang akan datang malam ini untuknya, meski itu adalah seorang pangeran sekalipun ia tetap akan berencana untuk membuat pria seperti itu lumpuh, dan saat itulah ia akan mengambil kesempatan melarikan diri.
Di malam yang sama, Wu Yuxuan telah salah mengira sebuah penginapan ternyata adalah sebuah rumah bordil yang begitu tenang tak seperti rumah bordil kebanyakan yang begitu meriah dipenuhi godaan wanita cantik.
"Silahkan tuan ini kunci kamar anda, selamat menikmati malam anda"
"Oh, ya terimakasih" ucap Wu Yuxuan saat menerima kunci kamarnya.
"Sangat mahal tapi tidak ada pelayanannya?" Batin Wu Yuxuan yang sebenarnya sengaja memesan kamar yang paling mahal agar ia mendapatkan fasilitas lebih karena memang kebiasaannya, tapi Wu Yuxuan mengira jika di planet parasit itu harga mahal dan murah tidak terlalu jauh.
"Mungkin kamarnya yang lebih bagus dari harga yang murah ..." tebaknya. Setidaknya itu menjadi alasan yang bagus jika memang tidak ada pelayanannya.
Sementara Wu Yuxuan berjalan ke arah pintu kamarnya yang memang cukup berbeda dari pintu lainnya yang terlihat biasa. Qiao Lu di dalam kamar pesanan Wu Yuxuan tengah bersiap-siap dengan benda-benda yang dapat ia gunakan untuk melukai Wu Yuxuan yang tanpa mengetahui apapun telah memesan kamar beserta dengan pelayanan plus dari seorang wanita cantik.
Sedangkan wanita yang menjaga di loket pembayaran tadi masih terpesona dengan ketampanan Wu Yuxuan yang begitu mirip dengan Yu Feng muda karena bahkan Yu Feng meninggal saat usianya tiga puluh dua tahun sehingga wajahnya yang masih terjaga diingat banyak orang.
"Oh, waktu telah berlalu begitu lama untukku, namun wajah tuan muda Yu Feng masih terukir jelas dalam ingatan ... kurasa penglihatanku mulai memburuk, tapi ini cukup baik jika yang dapat kulihat adalah wajah tuan Yu Feng di setiap pria" ucap wanita penjaga loket saat mengingat jika ia sudah berpuluh tahun bekerja di rumah bordil, bahkan disaat Yu Feng sang master bintang masih hidup dan sering datang ke rumah bordil untuk sekedar berbincang ringan dengan wanita-wanita yang ada disana, entah itu wanita muda ataupun wanita tua yang masih tetap cantik tanpa polesan berlebih.
Sama halnya dengan seorang gadis mungil yang mengikuti Wu Yuxuan sejak dari kolam yang terpesona dengan ketampanan Wu Yuxuan. Bahkan ia juga mengatakan jika Wu Yuxuan adalah reinkarnasi Yu Feng , walau tentu ada perbedaan antara wajah Yu Feng dengan Wu Yuxuan yang sedikit membuat gadis mungil itu kecewa.
"Tidak ada tahi lalat di dekat ujung garis matanya" batin gadis itu, dan ia pun kembali ke wujudnya yang semula, yaitu seekor hewan kecil yang sangat Yu Feng sukai. Dia adalah seekor rubah berbulu merah kecil yang sempat Yu Feng selamatkan.
Sama seperti Wu Yuxuan yang mengandalkan batu ungunya untuk menuntunnya, rubah kecil itu juga mengikuti instingnya untuk terus mengikuti Wu Yuxuan.
Dengan penuh semangat, rubah kecil itu menyelinap masuk kedalam rumah bordil.
Dari balik bangku-bangku dan tirai yang ada, rubah kecil itu melihat Wu Yuxuan yang baru saja memasuki kamarnya. Tapi sayang langkah kecilnya tak bisa mengejar Wu Yuxuan sampai menutup pintu kamarnya dan terkejut dengan apa yang ada di dalamnya sehingga ia kembali keluar dan membuat si rubah kecil terbentur pintu karena ia berdiri di depannya.
"Ma-maaf. Aku salah kamar!" Ujar Wu Yuxuan panik, ia lalu keluar dan memeriksa kembali kunci serta pintu kamar yang ia pesan.
"Sama!" Batinnya. Wu Yuxuan masih tak percaya dan berulang kali mengecek nomor yang ada di pintu kamar dengan seorang wanita di dalamnya.
Wu Yuxuan menelan ludah, ia kembali mencoba memasuki kamarnya, "mungkin aku terlalu lelah hari ini ..." batinnya membela diri, tapi tetap saja begitu ia membuka pintu ia terus melihat sosok wanita cantik di ranjang kamar itu. Wanita cantik dengan pakaiannya yang cukup terbuka seolah tengah menunggu Wu Yuxuan untuk masuk.
"Apakah ini termasuk fasilitas?!" Batin Wu Yuxuan tidak mengerti dan bingung apakah ia harus kembali untuk menanyakan hal ini, tapi hal itu takut membuat seseorang curiga dengannya yang bukan berasal dari planet parasit ini sehingga Wu Yuxuan mengurungkan niatnya. Ia memasuki kamar bersamaan dengan si rubah kecil yang akhirnya berhasil menyelinap masuk.
Wu Yuxuan menutup begitu halus pintu kamarnya. Begitu sudah didalam kamar, Wu Yuxuan masih menghadap pintu. Ia juga membelakangi Qiao Lu yang kini ikut bingung melihat tingkah Wu Yuxuan.
Qiao Lu nampak asing dengan Wu Yuxuan yang tak pernah ia lihat mengunjungi rumah bordil.
Setelah membaca keadaan, Qiao Lu menjadi yakin dan ia pun bangkit dari kasur untuk menghampiri Wu Yuxuan.
"Tuan, nampaknya anda orang baru ... apakah ada yang salah dengan kamar ini?, apakah saya kurang bagus?" Tanya Qiao Lu.
Wu Yuxuan yang dengan spontan langsung berbalik.
"Bukan be-" Wu Yuxuan kembali menelan air liurnya saat melihat pemandangan wanita dengan dada yang cukup berisi, ditambah pakaiannya yang memperlihatkan pemandangan yang membuat Wu Yuxuan harus menekan gejolak prianya.
Entah kapan terakhir kali ia menjalin hubungan dengan seorang wanita. Yang pasti itu sudah lama karena ia terlalu sibuk dengan penelitiannya sehingga beberapa wanita yang telah berpacaran dengannya memutuskannya karena dicampakan.
Wu Yuxuan lebih mementingkan kumpulan bintang yang jauh di langit dari pada mereka yang berada di depan wajahnya.
"Bintang ..."
"Bintang?"
"Semua bintang berada di dalam matamu. Begitu indah dan berkilau .." ucap Wu Yuxuan secara refleks begitu melihat kedua mata indah milik Qiao Lu.
Setelah ia menjadi cukup takut ditinggalkan seorang wanita, Wu Yuxuan mempelajari beberapa trik disela penelitiannya, seperti menggoda dan memuji wanita. Tapi kali ini Wu Yuxuam mengatakan kebenarannya karena kedua mata Qiao Lu memanglah indah seperti bintang-bintang telah masuk kedalamnya.
Sedangkan Qiao Lu yang mendengar ucapan itu hanya terdiam. Ia sendiri selalu banyak mendengar pujian dari pria yang memesannya, tapi tak pernah ada pria yang memujinya seperti Wu Yuxuan.
Semua pria yang datang pada Qiao Lu sebelumnya-sebelumnya hanya memuji wajah dan lekuk tubuhnya dengan nafsu.
Seketika Qiao Lu merasakan panas di wajahnya, dan kali ini ia pun ikut membalik tubuhnya serta menjauh dari Wu Yuxuan beberapa langkah.
Menyadari tingkah Qiao Lu dan sadar dengan kata-katanya barusan, Wu Yuxuan segera meminta maaf.
"Maaf!. Aku tidak bermaksud-"
"Terimakasih" potong Qiao Lu yang seolah menjadi luluh begitu saja, bahkan ia sendiri baru saja menyadari ketampanan Wu Yuxuan yang bagai seorang pangeran sesungguhnya yang datang untuk membawanya pergi.
"Tuan, bisakah anda membeli saya?" Lanjut Qiao Lu setengah memohon.