Pagi yang cerah sinar matahari menembus gorden hingga menggangu tidur seseorang. Ella tadinya memejamkan mata mulai membuka mata karena merasa sentuhan di bagian pinggang hingga perutnya. Wanita itu tentu saja mengerut dalam posisi berbaring dan ketika ia membuka mata betapa terkejutnya Ella menemukan dirinya yang berada dalam pelukan Kai. Lantas tidurnya begitu nyaman dan tubuhnya hangat hingga pagi ternyata Kai-lah yang menjadi penghangat untuknya menggantikan selimut.
Ella tak terlalu mengingat hal semalam terlalu jelas. Meskipun begitu sisa ketakutan semalam masih terasa hingga memori semalam terlintas di Kepalanya membuat Ella merinding.
Wajahnya berubah menjadi merah seperti udang bakar. Ella malah bersemu di pagi itu saat terlintas memori dirinya yang berani mencium bibir Kai tadi malam. rasanya kepala Ella akan meledak mengingat hal itu. Ditambah posisi mereka yang begitu dekat hingga hembusan nafas hangat Kai menerpa wajahnya, membuat detak jantung Ella bergerak tak teratur.
"Kau benar-benar sudah gila, El. Tapi... Apa yang ku katakan semalam...?" Wajah Ella mengerut, sedang mengingat-ngingat kata-katanya semalam.
Setelah mengingat segalanya Ella terdiam menatap Kai yang tertidur lelap.
Ella melepaskan tangan Kai dengan hati-hati dan segera turun dari ranjang. Sejenak ia menatap Kai yang masih tertidur pulas. Wajahnya yang begitu tenang saat tidur membuat Ella ingin mengelus dan menciumnya. Namun Ella sadar diri, saat ini pria ini tidak mencintainya. Namun mungkin suatu hari nanti Ella yakin akan mendapatkan cintanya.
Ella meyakinkan dirinya bahwa suatu hari nanti Dia pasti akan mendapatkan cinta Kai. Tanpa membuang-buang waktu Ella segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi Ella juga menyiapkan air hangat dan perlengkapan mandi untuk Kai. Agar ketika Kai terbangun pria itu akan langsung mandi.
Ella segera menuju dapur dan mulai berkutat dengan bumbu dan perlengkapan dapur. Imbuh keringat meleleh di pipinya, Ella terlihat bersemangat memasak makanan pagi untuk dirinya dan juga Kai karena kebetulan pelayanan mereka sedang pulang Kampung dan akan kembali seminggu lagi.
Ella telah belajar di internet, bahwa cara membuat seseorang jatuh cinta kepada kita adalah dengan membuat masakan yang enak. Pertama-tama Ella akan melayani Kai dan membuat pria itu nyaman kepadanya.
"Semoga mas Kai suka dengan masakanku," Gumam Ella lantaran selama ini Kai tidak pernah mencicipi masakannya. Ella ingat dulu pertama menikah di malam pertama Ella membuat masakan spesial untuk Kai namun pria itu malah menolaknya dan meminta masakan pelayan saja. Dan hingga saat itu Ella tak pernah memasak untuk Kai lagi. Semoga kali ini Kai tidak menolaknya lagi.
Sementara Ella sibuk memasak di dapur, Kai yang sedang tidur mulai mengerakkan lengannya. Tangan pria itu bergerak ke sisi ranjang mencari-cari tubuh seseorang yang seharusnya berasa disana. Namun karena tidak menemukan siapapun Kai akhirnya membuka mata dan melihat ranjang disebelahnya telah kosong.
Dengan raut bertanya-tanya kemana Ella pergi, Kai segera turun dari ranjang menuju kamar mandi. Kai menatap bathup ternyata telah diisi air, handuk dan perlengkapan mandinya juga telah disediakan. Jika bukan Ella siapa lagi yang menyiapkan semua ini. Karena biasanya ketika bangun pagi Kai akan menuju kamar mandi di kamar lain untuk mandi yang telah disiapkan oleh pelayan.
Namun kemana Ella pergi. Ah sebaiknya mandi saja. Kai merasa tubuhnya begitu gerah dan butuh mandi.
Beberapa menit kemudian Kai keluar dari kamar mandi dengan kondisi tubuh yang lebih segar. Pria itu kini berdiri di depan cermin dan menatap wajahnya. Ketika Kai menatap bibirnya, kejadian semalam langsung terlintas di kepalanya.
Kai menggeleng. Kenapa dia malah memikirkan hal itu? Sebaiknya ia mencari Bi Ijah untuk membantunya berpakaian. Maklum di umur 34 tahun Kai tak terbiasa berpakaian sendiri, dia selalu membutuhkan bantuan orang lain.
Kai keluar kamar dan langsung menuju lantai bawah. Pria itu menuruni tangga dan mendapati Ella yang sedang sibuk mengatur makanan di meja ruang utama. Di kediaman mereka memiliki 3 meja makan, yakni di dapur, ruangan dekat kamar utama, dan di ruang utama.
Ella yang sedang mengatur makanan menyadari kedatangan Kai. Dia menatap Kai yang sedang menuruni tangga kemudian tersenyum. Ella tak bisa membohongi dirinya bahwa Kai terlihat sangat tampan pagi ini. Ah tidak, dia memang selalu tampan.
"Mas kau sudah bangun?" ucap Ella seraya menyambut Kai yang hanya menggunakan piyama mandinya saat ini.
Kai menatap Ella dan tak menyahuti perkataan istrinya itu. Kemudian matanya menatap makanan di meja. Apa wanita ini yang memasaknya? keberanian darimana dia memasak semua ini?
"Dimana Bi Ijah?" tanya Kai yang tak merespon Ella.
Namun Ella tidak menyerah. Meskipun Kai tak menanggapinya Ella yakin sebentar lagi sikapnya akan berubah.
"Mas lupa ya, bi Ijah kan sedang pulang kampung. Jadi aku akan memasak selama seminggu, sampai bi Ijah kembali," sahut Ella.
Kai menyeringai, ia baru ingat bahwa Bi Ijah sedang di kampungnya. Ini artinya tidak ada yang akan membantunya untuk berpakaian. Jika seperti ini mau bagaimana lagi. Sebaiknya ia kembali ke kamar.
"Mas... " Panggil Ella.
Kai berhenti namun tak berbalik menatap Ella.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" ucap Kai kepada Ella yang berdiri di belakangnya dan terus tersenyum kepadanya. Sejak tadi Ella terus tersenyum dan Kai menyadari hal itu.
"Kau tampan, mas!" ucap Ella memuji.
Kai malah termangu mendengar perkataan Ella. Pria itu terdiam sesaat sebelum berdehem.
"Makan dulu mas!" ucap Ella kepada Kai yang malah berjalan menaiki tangga. Ella menatap Kai dan mengikuti suaminya itu yang ternya masuk ke kamar.
Melihat Kai hendak mengambil pakaian yang telah Ella siapkan di atas nakas, Ella pun berkata, "Itu aku yang siapkan, mas!" ucap Ella seraya tersenyum.
Kai hanya menatap Ella dengan dingin. Meskipun begitu ia menyadari ada yang berubah dari Ella, wanita ini meskipun terkesan mencintainya namun tak pernah berusaha menujukan wajah seperti ini.
Kai pun mulai memakai pakaiannya di depan Ella. Ia tak peduli Ella terganggu atau tidak. Karena ia berharap Ella segera pergi. Ketika Kai berbalik ternyata Ella masih berada di tempatnya dan sedang memerhatikannya.
Kai sedikit menyerangai oleh hal itu. Wanita ini benar-benar berubah atau hanya kebetulan saja.
"Apa kau butuh kaos kaki, mas!"
"Tidak!" sahut Kai dengan dingin.
Ella diam memerhatikan Kai yang telah menemukan kaos kaki. Namun pria itu terlihat kembali mencari sesuatu.
"Kau butuh sepatu ya, mas?"
"Tidak!"
"Kalau begitu apa kau butuh dasi?" Ella berlari ke lemari yang juga sedang berada Kai dan menemukan dasi dengan cepat. Lalu memberikannya kepada Kai
Ella seperti ekor. Ketika Kai berjalan maka ia akan mengekori di belakangnya. Kai menuju walking closed untuk mencari sesuatu yang ia butuhkan dan Ella mengekorinya juga. Sikap Ella membuat Kai terheran-heran. Padahal biasanya Ella tak seperti ini.
"Ini mas... kau mencari ini, kan?" Kai terdiam ketika Ella memberikan ikat pinggang kepadanya. Selain sikap Ella yang membuatnya muak, Kai teringat sesuatu bahwa dia tak terbiasa menggunakan ikat pinggang tanpa bantuan bi ijah.