Chereads / Menjauhlah Dariku, Pria Tampan! / Chapter 20 - Bertemu Dengan Cinta Pertama

Chapter 20 - Bertemu Dengan Cinta Pertama

"Dia mungkin tidak bisa menyembuhkan saya. Bukankah Anda bilang jika tumor saya tumbuh di bagian vital. Selain keajaiban dari Tuhan, bahkan Anda tidak berani untuk mengangkatnya, kan? Sehebat apapun Ji Nanfeng, dia juga manusia."

Mi Xiaomi berkata sambil menggelengkan kepalanya, "Tumor saya sudah tidak tumbuh selama beberapa bulan ini. Mungkin dia sudah berhenti sekarang."

"Tapi itu juga bisa menjadi bom waktu."

"Hidup dan mati semua orang sudah ada takdirnya sendiri-sendiri." ucap Mi Xiaomi dengan tenang.

"Yah, aku menghargai pendapatmu. Profesor Ji tidak lama berada di sini. Kudengar dia hanya akan tinggal selama tiga bulan. Sulit untuk menemuinya lagi saat dia kembali ke negara M." kata Dokter Chen dengan raut wajah kecewa.

"Biarkan seperti ini saja. Aku tidak akan pernah melihatnya selamanya." ujar Xiaomi sambil tersenyum pahit.

Mi Xiaomi keluar dari rumah sakit. Tanpa dia sadari, dia sudah berada di gerbang masuk SMA 1 Jiangcheng. Saat melihat gerbang sekolah yang terbuka, dia pun memutuskan untuk masuk.

Sekarang adalah masa liburan musim panas. Jadi hanya ada sedikit orang di sekolah.

Ada seorang pria yang sedang bermain basket.

Jika Mi Xiaomi melihat dengan jelas, orang itu mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam. Dengan tubuhnya yang tinggi, dia berhasil memasukkan bola ke dalam ring dengan langkah lebarnya. Dan ternyata pria itu adalah Ji Nanfeng. Mi Xiaomi tiba-tiba merasa jika angin musim panas ini sangat sejuk.

Seperti yang selalu dia lakukan saat SMA, dia tidak berani menonton langsung di dekat lapangan basket, melainkan hanya bersembunyi di balik pohon beringin besar. Dia memperhatikan pria itu dalam diam.

Sudah sepuluh tahun berlalu.

Ji Nanfeng masih menjadi pangeran basket. Gerakannya mulus dan keren. Hal tersebut membuat Mi Xiaomi merasa kembali ke masa SMA dulu.

Saat dia tengah tenggelam dalam lamunannya, tiba-tiba sebuah bola basket menggelinding di kakinya.

Kemudian…

Ji Nanfeng berlari ke arahnya…

Mi Xiaomi panik. Akan tetapi perutnya yang terlalu besar membuatnya melarikan diri. Jadi dia hanya bisa menendang bola basket itu menjauh. Lalu dia berbalik untuk menghindari Ji Nanfeng.

Ji Nanfeng meraih bola basket itu. Dia memantulkannya ke tanah beberapa kali.

Bola basket itu seolah memantul di dalam jantungnya. Hal tersebut membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

"Mi Xiaomi?"

Tiba-tiba ada suara yang memanggil namanya dari belakang.

Suara ini sedikit lebih berat dari anak muda biasanya. Akan tetapi, masih jernih dan indah.

Mi Xiaomi menjadi tegang. Kemudian, dia menundukkan kepalanya dan tidak menjawab.

Namun…

Aroma samar rumput hijau yang telah lama hilang kini bisa dia rasakan. Ji Nanfeng sudah berdiri di depannya sambil memegang bola basket. Dia tidak bisa menghindar lagi dan hanya mendongak untuk menatap wajah pria itu.

Rambut hitamnya basah oleh keringat. Wajahnya terlihat lebih dewasa dan tampan. Sementara, sepasang bola mata hitamnya masih bersinar layaknya bintang. Bibirnya yang berbentuk M sedikit terangkat sehingga membuat dua lesung pipi kecilnya terlihat.

Dulu, hanya dengan melihat Ji Nanfeng tersenyum, Mi Xiaomi sudah merasa ada angin musim semi yang menerpa wajahnya. Rasanya dia bisa dimabuk kepayang hanya karena melihat lesung pipi itu.

Ji Nanfeng juga menatapnya.

Jangan sampai pria itu mengenalinya!

Tolong jangan!

Mi Xiaomi diam-diam memohon dalam hati.

"Maaf, aku salah orang!"

Senyum Ji Nanfeng semakin lebar. Dia mengibaskan rambut basahnya. Lalu, memantulkan lagi bola basket itu dan berjalan ke tengah lapangan. Dia melompat. Kemudian, dia memasukkan bola ke dalam ring.

Mi Xiaomi menghela napas lega sambil menepuk dadanya sebelum bergegas pergi.

Di lapangan basket, Ji Nanfeng menghentikan gerakannya dan menatap punggung Mi Xiaomi yang perlahan menjauh seperti penguin. Dia tersenyum ringan, "Mi Xiaomi, bagaimana mungkin aku salah mengenalimu?"

Mi Xiaomi berjalan keluar gerbang dengan cepat sambil menundukkan kepalanya. Dia tidak sadar bahwa dia sedang menyeberang jalan.

Saat dia berjalan…

Tiba-tiba seseorang berlari ke arahnya dan mengangkatnya hingga ke pinggir jalan.