"Hmm, kamu selalu mengatakan bahwa kamu akan mencari pekerjaan. Akan tetapi mana uangnya?"
Satu pria menendang bibi itu, "Aku beri waktu satu bulan lagi. Jika kamu masih tidak membayar bunganya, maka terima sendiri konsekuensinya."
"Aku pasti akan membayar bunganya pada kalian. Baru-baru ini aku telah menghubungi sebuah agen pembantu. Mereka bilang akan segera menghubungiku setelah ada pekerjaan. Jadi, tolong jangan sentuh putriku." ujar bibi itu sambil menangis.
"Huh."
Kedua pria itu pun berjalan pergi.
"Ya Tuhan, kenapa hidupku menderita sekali? Ini semua salah suamiku yang sudah meninggal. Dia meninggalkan tumpukan hutang karena kalah judi sehingga aku yang harus melunasinya. Tidak ada orang yang menginginkanku untuk menjadi pembantu, karena aku hanyalah lulusan SD..."
Bibi itu menangis pilu hingga membuat Mi Xiaomi tersentuh saat melihatnya.
Dia lihat bahwa meskipun bibi itu sudah tua, tapi penampilannya bersih dan rapi.
Pembantu di rumahnya kebetulan ingin mengundurkan diri karena menantu perempuannya akan segera melahirkan. Dia meminta mereka untuk mencari pembantu lain.
Ibu juga sedang mencari pembantu yang cocok belakangan ini.
"Bibi, apa kamu mau menjadi pembantu di rumahku?"
Mi Xiaomi berjalan mendekati bibi itu dan menanyakan kalimat yang akan paling dia sesali dalam hidupnya.
Bibi itu langsung berhenti menangis dan bertanya penuh semangat padanya, "Orang baik, apa Anda benar-benar mau mempekerjakan saya sebagai pembantu?"
"Ya."
"Terima kasih, terima kasih. Saya pasti akan bekerja keras dan merawat rumah Anda dengan baik. Saya pastikan hanya ada setitik debu di sana."
Bibi itu sangat terharu hingga dia hendak bersujud pada Mi Xiaomi.
"Berdirilah. Aku akan menunjukkan padamu rumahku." ucap Mi Xiaomi padanya.
Sang Bibi berdiri seraya menepuk-nepuk debu di tubuhnya. Dia mengulurkan tangan untuk memegang Xiaomi, lalu bertanya sambil melihat perutnya, "Perutmu besar sekali, apa Anda akan segera melahirkan?"
"Baru empat bulan. Aku hamil kembar tiga. Jadi terlihat lebih besar." jawab Mi Xiaomi.
"Oh baru empat bulan."
Ada terlintas kekecewaan di dalam mata Bibi itu. Akan tetapi Mi Xiaomi tidak menyadarinya.
"Ya, baru empat bulan."
Mi Xiaomi mengangguk dan berkata, "Jadi kamu yang akan menjagaku nanti."
"Tenang saja, Nona. Saya pasti akan menjaga Anda dengan baik. Sehingga Anda bisa melahirkan tiga bayi yang lucu dengan lancar." janji sang bibi.
"Terima kasih. Aku Mi Xiaomi. Mulai sekarang kamu bisa memanggilku Xiaomi."
"Nama saya Huang Fang. Ini kartu identitas saya." Bibi itu mengambil kartu identitasnya dari dalam tas dan menunjukkannya pada Mi Xiaomi.
Mi Xiaomi melihatnya sekilas, "Kalau begitu, aku akan memanggilmu Bibi Fang. Di rumahku hanya ada aku dan Ibuku. Aku akan membayarmu 10.000 yuan sebulan. Akan tetapi Bibi harus melakukan semua hal. Bagaimana menurut Bibi?"
"Terima kasih, terima kasih. Saya sangat setuju. Saya tidak menyangka bisa menjadi pembantu yang dibayar tinggi dan disediakan tempat tinggal."
Huang Fang meraih tangan Mi Xiaomi dan berterima kasih, "Saya akan menjaga kalian dengan baik dan membuat kalian senyaman mungkin, seperti istri tuan tanah."
"Hahaha~"
Mi Xiaomi tertawa.
Dia membawa Huang Fang ke rumahnya.
"Rumahmu benar-benar seperti rumah seorang tuan tanah. Pekarangan ini pasti sangat mahal. Kemudian, perabotan ini juga mahal, kan? Apakah ini guci-guci antik?"
Huang Fang memasuki rumah Mi Xiaomi. Dia sudah seperti Nenek Liu yang memasuki Taman Garden View. Huang Fang selalu bertanya dengan takjub.
"Rumah ini turun temurun dari Nenek Moyang kami. Begitu pula perabotan dan guci-gucinya. Ini bukan barang antik. Ini semua produk modern. Silahkan, duduk dulu. Aku akan menelepon Ibu untuk pulang."
Mi Xiaomi yang sadar bahwa ibunya sedang tidak ada di rumah pun memutuskan untuk menelepon Ibunya dan memintanya pulang untuk bertemu dengan pembantu baru mereka.
Bukannya duduk, Huang Fang justru langsung sibuk melakukan pekerjaan rumah dengan cepat.
Ibu Mi akhirnya datang dan puas melihat Huang Fang. Dia mencatat informasi Huang Fang dan menandatangani kontrak kerja. Dia juga meminta Huang Fang untuk tinggal di rumah mereka.
Kinerja Huang Fang pun sangat baik. Setiap hari rumah mereka bersih mengkilat. Makanan yang dia buat juga enak. Dia pembantu yang sangat kompeten. Hal tersebut membuat Ibu dan anak keluarga Mi itu sangat mempercayainya.
Namun, kepercayaan inilah yang kemudian menikam mereka seperti pisau…