Wajah cantik Lin Xue'er perlahan menjadi tegang.
Lebih dari 90% dari orang-orang yang lewat pasti akan menoleh melihatnya. Dia cukup percaya diri dengan ini.
Ye Xiao malah berpikir jika dia lebih biasa daripada wanita gemuk dan kikuk yang sudah seperti kanguru itu?
Apakah Ye Xiao sengaja menekannya?
Atau, wanita itu memang orang yang disukai Ye Xiao?
"Masalah kecantikan, menurutku tidak ada wanita yang cantik di dunia ini selain dia."
Kata-kata yang diucapkan Ye Xiao di kediaman Ye saat malam itu kembali memenuhi kepala Lin Xue'er sekarang.
Hanya saja…
Wanita yang sedang hamil itu menatap mereka. Lalu, dia pergi dengan ekspresi datarnya.
'Sepertinya dia tidak memiliki hubungan dengan Ye Xiao?'
"Tuan Ye, maaf. Aku hanya penasaran, tolong jangan tersinggung. Bagaimana kalau kita pergi ke pameran perhiasan bersama?" Lin Xue'er berusaha terlihat baik-baik saja dan bertanya sambil tersenyum.
"Bau parfum di tubuhmu terlalu kuat, menjauhlah."
Entah kenapa Ye Xiao merasa sedikit sedih saat melihat Mi Xiaomi yang pergi seolah-olah tidak ada yang terjadi di antara mereka. Jadi, dia berkata dengan kesal pada Lin Xue'er.
Wajah Lin Xue'er tampak malu. Sudut bibirnya sedikit berkedut.
Aroma parfum yang dia pakai hari ini bahkan terlalu ringan untuk bisa dicium orang. Meskipun orang bisa menciumnya, aromanya juga sangat menyegarkan.
"Apa Tuan Ye sangat membenciku?" mata indah Lin Xue'er sudah berkabut. Mata besarnya berkaca-kaca menggemaskan.
"Bagus kalau kamu sudah tahu."
Akhirnya, Ye Xiao tidak mempedulikan harga diri Lin Xue'er lagi. Pria itu langsung pergi setelah melontarkan kata-kata kejamnya.
Seperti gelombang, perasaan terhina mengalir ke dalam relung hati Lin Xue'er. Hal ini membuatnya merasa amat sangat marah.
"Kamu pikir kamu bisa berjalan sembarangan hanya karena kamu sedang hamil. Jika tidak bisa berjalan dengan benar, berbaring saja sana di rumah. Bukankah kamu terlalu memakan tempat saat berjalan?"
Ketika Ye Xiao berjalan meninggalkan Lin Xue'er, dia mendengar seorang pria tengah memaki seorang wanita. Sontak saja dia melihatnya.
Dan ternyata itu adalah wanita yang sedang hamil tadi.
Ye Xiao melihat wanita itu tengah menopang tubuhnya dengan satu tangan dan mengusap perutnya dengan tangan yang lain. Dia tidak berdaya untuk membalas makian pria itu.
"Sial sekali!" Pria itu mengumpat lagi sebelum berlalu pergi.
Setelah berjalan beberapa langkah, Ye Xiao menghentikan pria itu.
"Kamu mau apa?"
Tinggi pria tersebut hanya 1,6 meter lebih. Dia langsung merasa seperti mendapat tekanan besar ketika berdiri di hadapan Ye Xiao yang tingginya mencapai 1,85 meter. Dia pun menggigil ketakutan. Tubuhnya merinding dan nyalinya menciut.
"Kamu pejalan kaki yang baik, bukan? Kamu tidak memakan tempat saat berjalan, kan?"
Tatapan Ye Xiao tampak sedingin pisau sehingga membuat pria itu berkeringat dingin. Pria itu menundukkan kepala dan berniat melarikan diri. Namun, kerahnya mendadak diangkat dari belakang layaknya seekor ayam.
"Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!" pria itu sangat terkejut.
"Minta maaf!" Ye Xiao membawanya langsung ke hadapan Mi Xiaomi. Dia menghempaskannya ke tanah dan berkata dingin, "Berlutut, minta maaf!"
Mi Xiaomi jelas kaget melihat peristiwa ini.
Dia tidak mengerti kenapa Ye Xiao selalu muncul di hadapannya?
Apakah Ye Xiao mengikutinya?
Mungkinkah pria itu tahu bahwa dialah yang menyerangnya malam itu?"
"Untuk apa?" pria itu sontak menolak.
"Untukku!"
Ye Xiao menendang bahunya hingga ia berlutut di tanah, "Jika kamu pintar, minta maaflah atas tindakan yang baru saja kamu lakukan. Jika tidak, maka terima konsekuensi buruknya!"
"Aku tidak akan minta maaf. Saat ini masyarakat kita diatur oleh hukum. Memangnya, kamu masih bisa membunuhku?" Kaki besar Ye Xiao menginjak pria itu dengan keras layaknya dongkrak sehingga membuat pria itu tidak bisa bergerak. Akan tetapi, pria itu masih bersikukuh.
"Tidak perlu membunuhmu. Aku punya seribu cara untuk membuatmu jatuh miskin dan menghancurkan keluargamu." suara Ye Xiao sedingin musim salju di Bulan Desember. Hal tersebut membuat orang menggigil mendengarnya.
"Si*l, apa kamu pikir kamu adalah raja neraka?"
"Oh, ya, aku adalah raja neraka." ujar Ye Xiao seraya menyeringai dingin.