"Xiaomi, bagus sekali. Tumormu masih belum membesar dan sel kankernya juga belum menyebar."
Dokter Chen berkata dengan senang pada Mi Xiaomi, "Sepertinya, bayi-bayi ini adalah anugerah untukmu."
"Dokter Chen juga sebuah anugerah untuk saya." kata Mi Xiaomi begitu terharu.
"Oh, ya. Xiaomi. Ada seorang ahli saraf muda yang baru kembali dari negara M. Dia adalah profesor termuda di Sekolah Kedokteran Harvard. Dia telah menulis beberapa makalah mengenai ilmu saraf dan otak yang mengejutkan komunitas medis. Dia dikenal sebagai ahli saraf jenius. Aku sudah memberikan informasi mengenai dirimu padanya. Aku harap dia bisa membantumu." ujar Dokter Chen.
Mi Xiaomi langsung teringat kata-kata Qin Yuanyuan hari itu. Akhirnya dia bertanya dengan hati yang berdebar-debar, "Ji Nanfeng?"
"Benar, Profesor Ji Nanfeng. Apa kamu juga mengenalnya?" kata Dokter Chen sambil menganggukkan kepala.
Jantung Mi Xiaomi kembali berdegup kencang.
'Hehe, lebih dari sekedar kenal!'
"Pagi ini, Profesor Ji telah memberikan jawaban padaku. Dia mengatakan sangat tertarik dengan kasusmu. Kembalilah ke sini lagi besok. Xiaomi, datanglah jam 9 pagi besok agar kamu bisa diperiksa olehnya." kata Dokter Chen.
Mi Xiaomi menyentuh wajah mungilnya yang tembem dan berbintik. Lalu, dia menatap perutnya yang membuncit seperti bukit, kaki gajahnya, dan hatinya merasa keberatan seketika.
Ketika SMA, Mi Xiaomi tinggi dan ramping. Dia memiliki rambut pendek yang keren dan cantik. Dalam surat cinta yang dia tulis untuk Ji Nanfeng, dia menggambarkan dirinya sebagai rusa ceria yang berlarian di hutan.
Namun, sekarang dia sudah seperti induk kanguru yang bodoh dan tidak semanis lainnya.
Ah.
Dia tidak boleh merusak ingatan dan citra cinta pertama Ji Nanfeng.
"Dokter Chen, saya tidak ingin diperiksa olehnya. Saya juga tidak ingin melakukan pemeriksaan mendalam. Cukup seperti ini saja." Mi Xiaomi berkata ragu pada Dokter Chen.
"Xiaomi, ini adalah kesempatan untuk bisa memperpanjang usiamu. Apa kamu tidak berpikir bahwa ibumu ingin hidup bersama putrinya di hari tuanya? Apa kamu ingin ketiga bayimu tumbuh bersama ibu yang sakit-sakitan?"
Dokter Chen memandang Xiaomi bingung sebelum berkata, "Walaupun peralatan medis kami tidak dapat menyelamatkan nyawamu. Akan tetapi Profesor Ji adalah orang yang jenius. Dia sudah menangani beberapa masalah saraf yang sulit. Siapa bilang dia tidak dapat menyelamatkanmu."
"Dokter Chen, sebenarnya saya tidak ingin bertemu dengannya."
Mi Xiaomi menunduk. Dia mencoba menghindari tatapan Dokter Chen, "Ada sedikit masalah di antara kami dulu saat SMA. Tidak seharusnya dia menyelamatkanku."
"Benar-benar, ya. Bagaimana mungkin Profesor Ji masih mengingat masalah di masa mudanya? Apalagi itu bukan masalah pertumpahan darah."
Dokter Chen berkata dengan nada marah, "Jangan pikirkan itu."
"Intinya, saya tidak ingin bertemu dengannya. Dokter Chen tidak perlu memberitahu informasi tentang saya lagi padanya. Jika tidak, saya tidak akan menemui Dokter lagi nanti." kata Mi Xiaomi dengan kukuh.
"Xiaomi, ini berkaitan dengan hidupmu. Tidak bisakah kamu berpikir lebih logis? Kamu bisa tidak datang periksa kepadaku, tapi kamu tidak bisa mengabaikan hidupmu." kata Dokter Chen lembut namun serius.
"Dokter Chen, terima kasih atas perhatian Anda. Ini adalah pilihan saya."
"Xiaomi, kenapa kamu sangat keras kepala? Memangnya masalah apa yang belum terselesaikan dulu?" kata Dokter Chen cemas.
"Dokter Chen, izinkan saya jujur pada Anda. Saya tidak ingin bertemu dia dengan tubuh jelek dan sakit-sakitan ini. Adapun alasannya, Dokter Chen juga pernah muda. Jadi jangan paksa saya." Mi Xiaomi akhirnya mengatakan alasan yang sebenarnya.
Dokter Chen menatap Mi Xiaomi dalam diam, sebelum menghela napas dan berkata, "Xiaomi, Apa penampilan lebih penting dari sebuah nyawa dan kesehatan?"