Pram pun menyaksikan hal itu karena berdiri tepat dihadapanku.
"Beneran basah banget. Banjir." Gumannya sambil memperhatikan kemaluanku.
"Iya.. tangan kamu nakal." Balasku.
Pram tertawa lantas sekali lagi melumat bibirku.
"Sekarang, ibu gak boleh pakai celana dalam, sampai kita tiba di rumah nanti." Bisiknya.
"Ehhhhh.. kok gitu sih??? Masa ibu gak boleh pakai celana dalam??? Nanti kalo ada yang lihat gimana?? Lagian kan risih kalo gak pakai celana." Protesku.
Pram tersenyum sambil menggelengkan kepala.
"Saaayaaannngggg… " aku merengek manja.
"Boleh ya..?"
Pram tetap pada keputusannya.
"Ya udah deh.. ibu nurut sama kamu." Kataku seolah pasrah.
Akhirnya aku harus beraktivitas selama sisa hari tanpa mengenakan celana dalam. Sungguh pengalaman pertama yang terasa janggal, namun memberikan sebuah sensasi yang tak dapat kulukiskan dengan kata-kata.