Sepulang dari restoran, Tari gelisah karena menahan hasrat yang membelenggu. Sudah lebih dari belasan tahun, tanpa pernah tersentuh oleh lelaki. Sebagai wanita normal tentu dia membutuhkan belaian hangat lelaki. Dan bayang-bayang lelaki yang selalu memenuhi angannya tidak lain adalah Adam.
Tari bangkit dari ranjangnya malam itu. Bergegas ke kamar mandi. Menyiram tubuhnya dengan air dingin. Namun entah kenapa hasratnya tidak bisa terobati. Dia masih tersiksa karena bayang-bayang tubuh kekar Adam terus membayangi.
"Bagaimana ini?" ucapnya resah. Mendadak dia mendapatkan sebuah ide. Dia bergegas untuk menelfon Adam.
"Iya, Tari, ada apa?" tanya suara bass di seberang sana.
"Abang bisa datang ke sini?" tanya Tari. Dia menggigit bibir karena merasakan sesuatu yang menggelitik di bawah sana.
"Sudah malam Tari, ada apa sih?" tanya Adam yang tidak peka. Tari jengah. Namun karena nafsu yang membelenggu membuatnya harus memaksa Adam untuk datang.