"Apa? Maya kabur?" seru Fani. Wira yang mendengarkannya tampak biasa saja. Dia justru sibuk memainkan bulatan indah milik Fani seolah tidak sabar untuk bermain lagi.
"Iya, Nyonya. Tadi pembantu di sana yang info ke sana. Tapi, Nyonya jangan khawatir, saya sudah meminta anak buah saya untuk mencarinya," sahut Rangga yang tidak menenangkan hati Fani sama sekali. Fani mengigit bibir. Aneh, bukannya Maya sendiri yang meminta perlindungan. Tetapi kenapa sekarang dia malah kabur?
Mendadak perasaan tidak enak menggelayuti batin Fani. Apakah Maya kabur karena sedang merencanakan sesuatu? Dari awal, dia sudah yakin kalau wanita itu akan sulit berubah. Sekali ular tetap saja ular. Tidak ada bedanya dengan Santi.
"Pokoknya, saya enggak mau tahu, pokoknya kamu harus cari Maya sampai ketemu. Shhhh…." Fani mendadak mendesis. Rangga di seberang sana keheranan.
"Nyonya, kenapa?" tanya Rangga. Namun, Fani buru-buru mematikan ponselnya. Dia memegang kedua sisi kepala suaminya dan mengangkatnya.