Adam merasakan tubuhnya didekap dengan erat. Dia pun membalasnya. Dia tahu kalau Tari merasakan hal yang sama dengannya, bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain. Tapi, entah kenapa pikiran buruk terbersit di benak istrinya, hal yang tidak penah Adam pikirkan sebelumnya.
"Mas janji akan selalu di sampingmu Sayang. Apapun yang terjadi. Karena kamu wanita satu-satunya dan tidak akan terganti," tandas Adam yang membuat Tari hanya tergugu. Dia masih sesegukan sambil membenamkan kepalanya di dada suaminya.
Adam hanya membiarkan istrinya melampiaskan kesedihannya sampai tidak terdengar suara isakan lagi. Baru kemudian, dia berkata lembut.
"Ayo kita turun Sayang. Hari sudah beranjak petang," ujarnya. Tari yang tanggap langsung melepaskan pelukannya. Terlihat raut wajahnya yang kuyu penuh air mata. Adam pun meraih handuk putih di atas meja dan membalutkannya ke tubuh Tari. Baru kemudian, dia membalutkan handuk di tubuhnya sendiri. Sekilas, dia melihat istrinya yang menginggil.