"Iya, Aku Maya? Kenapa kaget?" sahut Maya dengan ketus sambil menyibak rambutnya yang menguar aroma yang sangat wangi.
Adam terkesima melihat kecantikan dari Maya. Betapa tidak wanita itu berubah sangat drastis dalam kurun waktu yang cepat. Tanpa sadar, dia menggeleng-gelengkan kepala sambil berdecak kagum seakan larut dalam kecantikannya. Apalagi melihat lehernya yang jenjang menantang sekarang memancingnya untuk melahapnya dengan ganas.
Untuk sesaat, Adam terlupa akan dosa Maya yang telah lalu. Insting kelaki-lakiannya justru mencuat jika berhadapan dengan wanita secantik itu.
Tangannya secara perlahan mengelus pipi Maya yang teramat lembut. Maya semakin menyenderkan tubuhnya di dinding sembari menikmati sentuhan kasar dari lelaki yang selalu membuat perasaannya tidak menentu.
"Kamu cantik sekali, Maya," desah Adam yang serasa menggelitik telinga Maya. Namun mendadak Wanita itu mendorongnya dengan kasar hingga Adam mundur beberapa langkah.