Sebuah pertemuan antara kedua Alpha membuatku sedikit terkaget dengan apa yang terjadi karena Ander yang tiba-tiba saja muncul dan mencoba mengajak Belbatom untuk berbicara, dan untung saja mereka tidak melaku kan hal-hal aneh lain nya, yang membuat diri ku sedikit tenang dengan apa yang terjadi.
"Aku akan mengantarmu pulang Verona" Belbatom yang menuntun diriku untuk pulang, karena diri nya yang awal nya mengajak diri ku untuk pergi ke tempat makan dan juga mengajak diriku berjalan-jalan saat ini.
"Boleh, terima kasih" Ucap ku yang menjawab apa yang menjadi ajakan dirinya, di mana diri ku juga sangat senang karena bisa untuk di hibur dan masih ada yang memperdulikan diriku, menurut ku ini adalah sebuah hal yang sangat menyenang kan.
"Ayo lekas berjalan ke rumah, sepertinya matahari sudah semakin turun dan akan tenggelam" Ucap nya yang melihat ke arah matahari yang sudah tidak terik lagi.
"Baiklah, ayo kita pulang" Ucap ku yang dengan segera mengikuti langkah nya dan dia pun mencoba untuk menyeimbang kan langkah dirinya dengan ku.
Bagi ku, sebuah hal-hal kecil yang sangat berharga, lebih baik di bandingkan kesendirian dan juga rasa sepi yang harus ku alami, dan aku pun menjadi seseorang yang bahagia untuk hari ini, karena perasaan seseorang yang tersalur kan dan tersampaikan, oleh senyuman, oleh genggaman tangan, oleh sebuah kata-kata yang terlontar.
Beginilah kehidupan, meskipun cipratan air kotor di jalanan, atau juga sebuah gemericik air hujan yang turun dan jatuh ke tanah, membuat suasana begitu terasa nyaman di balut rasa ingin untuk berlindung.
Entah mengapa suasana dan juga rasa mengalir dari dalam dan membuat kita terlena, dengan sebuah hal yang sangat menyenang kan untuk ku rasakan.
"Sudah sampai, sampai jumpa lagi" Belbatom melambaikan tangannya sambil tersenyum ke arah diriku, melihat ku dengan sebuah tatapan yang hangat.
"Sampai jum.." Aku yang menengok ke arahnya sambil melambaikan tangan, namun sudah tidak ada siapa – siapa lagi di sebelahku, membuat ku merasa seperti sebuah ingatan yang terulang, ketika tadi pagi Anderion mengantar kan diriku dan juga hilang dengan sangat cepat nya.
Langitnya sudah semakin gelap dan sepertinya akan sangat gelap melihat awan dan juga bulan yang sudah akan muncul, matahari yang perlahan mulai terbenam, ku langkah kan kaki ku masuk ke dalam rumah, gagang pintu yang menonjol di tengah tinggi nya pintu, suara anak-anak yang berteriak di sekeliling rumah, melihat mereka bermain dengan penuh semangat dan begitu ceria, mengingat kan diri ku akan sebuah hal yaitu kebersamaan bersama dengan orang-orang yang kita ajak untuk bermain bersama.
Ah sudah semakin larut saja, benar-benar tidak terasa sebuah waktu yang berputar dengan sangat cepat nya, membuat ku merasa bahwa hari-hari memang sangat cepat dan terasa begitu berat bila tidak segera untuk menyelesai kan apa yang akan terjadi ke depan nya nanti.
Aku pun dengan segera masuk ke dalam rumah, ku dapati Melva yang tidak ada di ruangan, namun sebuah api kecil di mana di atas api terdapat sebuah penggorengan dengan minyak yang terisi sebuah makanan yang tergoreng dan menyebarkan sebuah wangi yang begitu harum nya.
"Melva, apa kamu sedang memasak, kenapa tidak terurus seperti ini" Teriak diriku dengan sebuah nada yang lantang , memanggil dan mencari Melva yang tidak ku lihat saat ini.
"Aku sedang mandi, kamu tolong masak sebentar Verona" Dari arah kamar mandi ku dengar sebuah teriakan yang cukup keras, dan juga basuhan air yang menerpa tubuh.
Oh ternyata Melva sedang mandi pikirku, aku pun dengan segera untuk mengangkat makanan yang sudah terlihat matang, dan menyiap kan beberapa bahan yang bisa untuk menjadi menu tambahan, ah benar-benar indah, eh tunggu dulu, di mana diriku mulai mencari bahan-bahan makanan yang aku beli.
Akhirnya ketemu juga makanan-makanan yang sudah ku beli dan ku siap kan untuk ku masak, aku pun mengambil beberapa bahan yang bisa untuk menyempurna kan masakan-masakan yang bisa ku makan untuk sebuah hidangan yang melengkapi makanan yang sebelumnya sudah terjadi.
Waktunya cepat sekali sudah hampir dua puluh menit dan aku belum banyak melakukan sesuatu, jam makan malam pun sudah hampir tiba, tapi untung lah hanya diriku dan juga Melva yang akan menyantap sebuah makan malam yang akan kami makan saat ini.
"Wah kamu hebat sekali Verona memasak banyak sekali makanan untuk kita berdua" Ucap Melva yang baru keluar dari kamar mandi dan mengelap rambutnya dengan sebuah handuk yang cukup tebal.
"Sudah kamu cepatlah segera mengeringkan badanmu, makanan kita sudah hampir siap nih" Sambil membereskan makanan dan juga menyiap kan minuman serta menghidangkan nya di sebuah meja makan, membuat diriku dan juga Melva mencium aroma wangi yang benar-benar membuat nafsu makan menambah.
Aku pun merapihkan semua makanan dan minuman yang ada membuat ku merasakan sebuah sensasi dan juga keinginan untuk bisa segera menyantap makanan – makanan yang sudah tersaji saat ini.
"Yuk segera kita duduk dan makan" Ucap Melva sambil berlalu ke kamar dan berganti pakaian, setelah mengeringkan badan nya.
"Ayo cepat, makanannya sudah siap" Ucapku sambil tersenyum ketika menghidangkan makanan-makanan yang sudah kami siapkan.
"Iya sebentar lagi aku akan makan" Melva dengan segera menyiap kan sebuah handuk yang di gantung di sebuah tempat yang cukup tinggi.
Kami pun dengan segera duduk di kursi yang sudah ada dan tersedia, dengan menarik kursi ke belakang dan bersiap untuk menyantap makanan yang sudah ada, membuat kami bisa untuk segera mencicipi makanan yang sudah kami siapkan berdua.
"Waaah enaknya masakan mu Verona" Ucap Melva memujiku, di mana sebenarnya dia pun ikut memasak makanan yang ada saat ini, sambil memegang garpu dan sendok dan mengambil banyak lauk pauk untuk di santap.
"Itu kan kamu juga memasak nya dan kita sama-sama" Ucap ku yang mencoba untuk tidak terlalu memikirkan apa yang dia katakan, karena bagi ku sebuah kebersamaan lebih menyenang kan di bandingkan sebuah pujian yang di layangkan kepadaku.
Kami pun duduk dan mengambil banyak sekali makanan, dengan penuh semangat dan juga membuat kami benar-benar senang ketika berada pada sebuah tempat yang membuat kami nyaman, di luar jendelan, sebuah bulan purnama terlihat begitu terang, aungan serigala terdengar keras, mungkinkah itu mereka, pikirku tanpa mengetahui apa yang terjadi.
Malam pun semakin larut, selesai diriku dan juga Melva untuk memakan semua makanan yang sudah kami siapkan, di mana diriku dan juga Melva sudah sangat puas dan sangat kenyang untuk kembali menyantap makanan makanan yang masih tersedia.