Chereads / Hiraeth (way back home) / Chapter 9 - Pertemuan

Chapter 9 - Pertemuan

Chris terdiam saat Hwa bercerita bahwa ayah Minho meninggal dalam kecelakaan sedangkan ibunya koma selama enam bulan dan menyusul ayahnya setelah itu. Selama ini Minho bukan menghilang melainkan pergi ke Jepang karena kecelakaan yang menimpa keluarganya.

Pria berbadan kekar itu menyesali perbuatannya pada Minho saat mereka bertemu di makam Yongbok empat tahun lalu. Chris tak menyangka bahwa Minho selama ini menjalani kehidupan yang berat.

Chris juga sempat bertanya bagaimana Hwa dan Minho bisa saling kenal. Hwa menceritakan bahwa sebenarnya dia sudah tau tentang Chris dan Minho sejak SMA, karena Hwa berteman dekat dengan Yongbok, Seunghan, dan Yeonjin. Mereka bertiga sering menceritakan tentang Chris dan Minho pada Hwa.

Yang paling membuat Chris terkejut adalah pertemuan Hwa dan Minho di jembatan Mapo. Saat itu Chris turut mencari Hwa bersama Seongeun, tapi dia tidak menyadari bahwa pria yang menyelamatkan Hwa adalah Minho.

Dan ya, lagi-lagi Chris terkejut ketika tau bahwa tujuan Minho pergi ke jembatan Mapo sama dengan tujuan Hwa, yaitu untuk mengakhiri hidupnya.

Terlihat dari raut wajah pria berbadan kekar itu, bahwa dia sangat menyesal telah salah paham terhadap Minho. Chris mengira bahwa Minho mengabaikan mereka, tapi kenyataannya Chris lah yang telah mengabaikan Minho.

"Oppa… minggu depan Minho akan pergi ke makam Yongbok. Aku memberitahu hal ini kepadamu agar tidak ada lagi penyesalan untukmu," ucap Hwa.

"Aku rasa kau harus segera menyelesaikan kesalahpahaman diantara kalian Chris." Seongeun yang dari tadi menyimak tanpa tau apapun berusaha meyakinkan pacarnya itu. Sebelumnya Chris memang pernah menceritakan tentang sahabatnya tapi, Seongeun belum tau sedetail ini.

"Apa Minho akan memaafkanku?" tanya Chris pesimis.

"Tentu… dia terus menerus memikirkan bagaimana caranya agar bisa meluruskan kesalahpahaman diantara kalian." Hwa meyakinkan Chris.

Setelah berpikir beberapa saat, Chris akhirnya meyakinkan diri untuk menemui Minho di akhir pekan. Dia tak ingin memperpanjang kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka, dan berharap semoga persahabatan mereka bisa kembali seperti dulu.

Di akhir pekan, tepatnya di hari Minggu. Seperti yang sudah direncanakan, Minho akan pergi ke makam Yongbok dan bertemu dengan Yeonjin juga Seunghan. Minho masih belum tau bahwa Chris juga akan datang hari ini. Hwa sengaja tidak memberitahu tentang Chris pada Minho. Dia ingin mereka bisa menyelesaikannya sendiri.

Saat ini Hwa tengah merangkai sebuah bouquet. Kali ini Hwa merangkaikan bunga matahari dan bunga chrysant dengan arti persahabatan dan ketenangan. Berharap semua kesalahpahaman diantara mereka bisa terselesaikan dan Yongbok bisa tenang disana.

Tepat setelah Hwa selesai mengikatkan pita di bouquet bunganya, Minho datang untuk mengambil bouquet itu. Hwa tersenyum menyambut Minho yang berpakaian rapi dengan rambut tertata.

"Apa kau akan pergi sendiri atau setelah dari makam Yongbok kau akan menghadiri sebuah acara?" tanya Hwa heran saat melihat Minho tampak sangat rapi dengan balutan jas hitam.

"Aah,, aku akan bertemu dengan Yeonjin dan Seunghan," ucap Minho sambil mengagumi bouquet bunga buatan Hwa.

"Seunghan? Apa dia sudah kembali dari Prancis?" tanya Hwa bersemangat.

"Ya, dia sudah kembali," jawab Minho.

"Waah, benarkah? Aku ingin menemuinya… sekarang dia pasti sangat mahir memainkan piano… pianis kelas dunia Kim Seunghan." Hwa berkata dengan mata berbinar. Minho terkekeh melihat reaksi Hwa, pria itu mengacak rambut gadis itu dan mencubit pipinya. "Menggemaskan," batinnya.

"Nanti kamu pasti akan bertemu dengannya… aku pergi dulu ya, jangan lupa minum obatmu," ucap Minho sembari berlalu pergi keluar dari toko bunga Hwa.

Setelah Minho pergi, Hwa merangkai sebuah bouquet lagi. Kali ini rangkaian bunga marigold yang sedang ia kerjakan. Bunga ini akan diberikan pada sahabatnya Asha yang akan tiba di Korea siang ini.

Selesai merangkai bunga, Hwa merapikan barang-barang yang berantakan, setelah itu dia bersiap pergi menuju bandara dengan menaiki bus. Ya, gadis itu masih belum mau mencoba untuk berkendara dengan mobil lagi.

Asha adalah sahabat Hwa semenjak kelas lima sekolah dasar. Asha pergi ke Taiwan untuk mengurus perusahaan ayahnya yang berbasis IT, yang terkenal dengan nama KJ Group.

Setelah perjalanan kurang lebih setengah jam, Hwa sampai di bandara Incheon. Gadis itu tampak cantik dengan balutan dress berwarna peach dan rambut yang dikepang dua. Hwa menunggu di area kedatangan internasional, gadis itu tampak sedikit mencolok dengan memegang bouquet bunga.

Tak sampai sepuluh menit, seorang gadis dengan blush dan celana jeans keluar dengan beberapa koper bawaannya. Gadis itu langsung menemukan Hwa dan melambaikan tangannya. Dia sedikit berlari menghampiri Hwa.

Mereka berdua saling berpelukan. Rasanya sudah lama sekali mereka berpisah, sudah hampir empat tahun. Mereka saling melepas rindu satu sama lain. Asha bahkan menangisi keadaan sahabatnya itu. Rupanya kabar bahwa Hwa melakukan percobaan bunuh diri sampai juga ke telinga Asha.

"Ya! Kamu sudah gila… ah tidak, aku yang gila karena meninggalkanmu sendiri," ucap Asha sambil memukul pelan sahabatnya itu.

"Aku baik-baik saja tau…" bantah Hwa.

"Mulai sekarang aku akan menjagamu!" titah Asha.

"Wah pergerakanku semakin sempit, banyak sekali yang menjagaku sekarang." Hwa menghela nafas.

"Oh ya, bagaimana kabar Seongeun eonni?" tanya Asha.

"Seongeun eonni sekarang berpacaran dengan Chris oppa," jawab Hwa.

"Heol, daebak! Luar biasa…" ucap Asha takjub.

"Lalu bagaimana denganmu? Sekarang apa sudah ada hubungan yang jelas antara kau dan Minho oppa?" lanjut Asha.

"Tidak ada yang spesial diantara kami." Hwa mengelak sembari mendorong troli berisikan koper milik Asha.

"Ya! Dasar… bukankah dari awal hubungan kalian memang sudah spesial?" Asha sedikit meninggikan suaranya dan berlari mengejar Hwa. Karena kelakuannya itu, Asha mendapatkan tatapan sinis dari Hwa yang akhirnya membuat gadis itu terdiam.

Sebuah mobil kini telah menunggu Asha, gadis itu mulai memasukkan koper-kopernya ke dalam bagasi mobil itu, Hwa juga ikut membantu memasukkan beberapa koper. Bawaan Asha memang tidak sedikit.

Setelah selesai memasukkan koper-kopernya, Asha melihat ke arah Hwa yang terdiam di samping mobil. "Ada apa? Apa kau tidak akan naik?" tanya Asha.

"Aku akan pulang dengan bus," jawab Hwa. Mendengar jawaban dari Hwa, Asha tersadar bahwa gadis dihadapannya ini memiliki trauma terhadap mobil. Gadis itu lantas menepuk keningnya dan berkata, "maafkan aku…"

"Kalau begitu, aku pergi bersamamu dengan menaiki bus. Sudah lama tidak jalan-jalan bersamamu." lanjut Asha sembari menarik tangan sahabatnya itu pergi. Dia memberi kode pada supirnya untuk pergi tanpa dirinya.

"Masih belum bisa mengatasi ketakutanmu berkendara dengan mobil?" tanya Asha sesaat setelah mereka duduk dalam sebuah bus.

"Mungkin aku masih butuh waktu," jawab Hwa.

"Tidak apa, pelan-pelan saja. Jangan terlalu memaksakan diri." Asha menggenggam tangan Hwa, berusaha meyakinkan gadis itu.

Di sepanjang perjalanan, Asha banyak menceritakan tentang kesehariannya di Taiwan. Mulai dari merindukan masakan Korea sampai kisah tentang dirinya yang dikejar-kejar oleh pria Taiwan. Asha pandai menghidupkan suasana, sepanjang perjalanan mereka tertawa bersama.

Di tempat yang lain, Minho telah bertemu dengan Seunghan dan Yeonjin. Mereka bertiga pergi menuju makam Yongbok tanpa tau bahwa Chris telah menunggu mereka di sana.