"Kamu tidak butuh belas kasihan? Kalau begitu kamu menyeret kakimu yang terluka itu untuk ditunjukkan pada siapa?"
Ning Qing mengerutkan kening ketika dia mendengar kata-kata tajam ini, "Kamu tidak perlu memperdulikan aku."
Wajah Nian Lie sangat sempurna dan tampan, wajah itu juga menunjukkan ekspresi ketidaksabaran yang jelas bisa terlihat.
"Ning Qing, jangan lupakan identitasmu sekarang." Tatapannya menyapu wajah pucat itu. Bibirnya tertekan seolah menunjukkan ancaman dan ejekan.
"Kamu sekarang adalah Nyonya muda keluarga Lie, jangan buat aku, Nian Lie, malu dengan kelakuanmu."
"..."
"Masuk. Jangan sampai aku mengatakannya untuk ketiga kalinya." Ning Qing mengepalkan tangannya, merasa dipermalukan.
Tapi dia tidak punya kemampuan untuk melawan, dia hanya bisa mengangkat tangannya untuk membuka pintu mobil kemudian duduk di bawah tatapan dingin pria itu. Suasana di dalam mobil sangat hening hingga terasa mengerikan.
Ning Qing menempelkan seluruh tubuhnya ke pintu mobil, tidak ingin menghadapi pria di sampingnya sama sekali.
Melihat perlawanannya, Nian Lie sedikit mengerutkan kening kemudian bertanya, "Apakah kamu sudah kembali ke rumah keluarga Ning?" Suaranya dingin dan tanpa emosi.
Ning Qing mengepalkan tangannya, "Hm." Suasana di dalam mobil jadi lebih sunyi.
Ning Qing mengernyit, dia berpikir bahwa pria itu akan bertanya lagi. Tanpa disangka, pria itu tidak mengatakan apa-apa lagi.
Sepuluh menit kemudian, mobil berhenti di Yunjing nomor 1.
Ning Qing membuka pintu lalu keluar dari mobil. Sebelum dia sempat berkata apa-apa, mobil itu sudah meluncur pergi.
Dia mencengkram ujung bajunya lalu berjalan tertatih-tatih ke arah pintu.
Malam harinya, Ning Qing makan sedikit. Setelah dia membersihkan luka di kakinya, dia pergi ke kamar mandi untuk mandi.
Deru suara mobil dari lantai bawah teredam oleh suara air.
Saat Ning Qing selesai mandi dan sudah mengeringkan rambutnya, satu jam kemudian.
Dia melihat pria yang duduk di sofa, membuat Ning Qing menghentikan langkahnya.
Di sofa, posisi duduk Nian Lie tidak beraturan. Tangannya berada di sandaran tangan sofa, rokok terjepit di antara jari-jarinya yang ramping. Percikan api berkedip-kedip, dan kabut putih muncul. Kaki panjangnya yang sempurna menyilang, seakan-akan dia sudah menunggunya lama.
Ning Qing menarik kembali keterkejutan di wajahnya kemudian berkata tanpa basa-basi, "Ada apa?"
Di bawah cahaya oranye, mata Nian Lie yang dalam dan gelap tertuju padanya.
Ning Qing menghembuskan napas pelan, lalu berjalan menuju tempat tidur dengan langkah yang agak goyah. Ketika dia melewatinya, dia mencium bau wine yang samar.
Dia berbalik kemudian menatapnya, "Kamu mabuk." Suaranya penuh dengan kepastian.
Nian Lie bergumam dengan suara rendah. Ning Qing duduk di samping tempat tidur, menarik selimut, dan tidak berencana untuk mempedulikan pria itu.
Selama beberapa saat, tidak ada gerakan di sisi sofa. "Aku mau istirahat. Silakan keluar."
Ning Qing sangat tenang, ini yang membuat Nian Lie sangat tidak senang.
Dia terhuyung-huyung berdiri lalu melihat ke samping.
"Jika kamu mabuk, kembalilah ke kamarmu dan beristirahatlah."
Nian Lie tidak menjawab sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.
Bau tembakau mengitari dadanya, lalu perlahan-lahan keluar dari bibir tipisnya seiring dengan perasaan sesaknya. Lalu, jarinya mengendur dan puntung rokok di tangannya jatuh.
Langkah kakinya terhuyung-huyung saat dia berjalan ke arahnya.
Ning Qing membuka matanya lebar-lebar dan memperingatkan, "Nian Lie, kamarmu ada di lantai satu." Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, pria itu sudah bergegas ke arahnya.
Dengan mudahnya Nian Lie membelenggu tangannya dan menekan kakinya sehingga dia tidak bisa bergerak ataupun melawan.
Ning Qing berteriak kesakitan, "Apa yang kamu lakukan! Lepaskan aku!" Bau alkohol yang menyengat di tubuhnya membuat Ning Qing ketakutan.
Nian Lie menundukkan tubuhnya, tatapannya menelusuri wajah Ning Qing. Hingga akhirnya dia berbisik lembut, "Ah Ning, apakah itu kamu?"
Ning Qing membeku sesaat, lalu mengangkat kepalanya dengan ragu, "Ah Ning?"
'Siapa?'
Sebelum dia bisa bereaksi, Nian Lie sudah menindih tubuhnya dan menekankan bibir tipisnya yang berbau wine ke atas bibirnya.
Tubuh Ning Qing tegang, Dia dengan cepat menghindari bibirnya, lalu berteriak, "Nian Lie, jangan gila karena alkohol. Aku bukan Ah Ning-mu…" Saat dia meneriakkan kata-kata itu, dia langsung mengerti. Ah Ning, apakah itu Ning Su? Nian Lie benar-benar bertekad menjadikannya sebagai pengganti Ning Su.
Keringat dingin membasahi dahinya. Ning Qing menekan dada Nian Lie, tapi kekuatannya tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan seorang pria.
Tangannya yang besar masuk ke dalam bajunya.
Ning Qing beteriak, "Nian Lie, apa kamu gila?! Aku bukan Ning Su!"