Pagi ini merupakan pagi yang istimewa untuk pangeran akshara dan putri diah, karena sebentar lagi mereka akan resmi menjadi suami dan istri. Putri Diah dan Pangeran Akshara menjalani prosesi adat sebelum pernikahan secara terpisah, pangeran akshara yang di temani Raja mahesa, pangeran yudistira dan pangeran jaka menjalani prosesi adat pernikahan di kuil tirto doso yang terletak di sebelah timur istana kerajaan.
Sedangkan putri diah menjalani prosesi adat pernikahan yang di dampingi oleh raja agung, ratu ambalika, ratu ambar dan putri laksmi, menjalani nya di kuil sarasvati yang terletak di arah selatan istana kerajaan.
Prosesi pernikahan itu berlangsung hingga sore hari. Ketika hari menjelang malam Brahmana Baladewa datang untuk memimpin doa sekaligus memimpin pemberkatan perkawinan pangeran dan putri. Pangeran dan Putri telah di rias dan memakai pakaian pernikahan khusus kerajaan Kurusetra. mereka terlihat sangat cantik dan tampan, saat mereka memasuki altar suci, Brahmana Baladewa memandu mereka dan memimpin doa doa, agar pernikahan pangeran dan putri bisa abadi selamanya, putri dan pangeran mengelilingi altar api suci sambil di iringi doa doa yang di ucapkan oleh Brahmana Baladewa, setelah mengelilingi altar suci dan selesai pemberkatan nya, putri dan pangeran duduk di singgasana yang telah di persiapkan oleh Raja dan Ratu.
Pernikahan mereka sangat besar dan megah, semua rakyat beserta tamu undangan merasa takjub karena begitu megah dan indahnya dekorasi pernikahan nya, bahkan mereka juga terpesona dengan putri dan pangeran yang duduk di singgasana, para tamu undangan bahkan putri putri kerajaan lain merasa iri pada putri diah, karena mendapatkan pangeran yang sangat tampan, mereka tak percaya ada pangeran seperti itu di kerajaan tanah jawa ini. Putri Diah yang melihat semua putri kerajaan mengagumi suaminya itu, mulai risih, ia lalu dengan sengaja menunjuk kan kemesraan nya pada pangeran.
Pangeran mengetahui istri nya itu sedang cemburu pada nya, ia lalu ikut menunjuk kan kemesraan nya dengan mencium tangan Putri Diah sambil mengambil setangkai mawar dari vas bunga, yang berada di samping singgasana mereka.
Putri putri merasa bahagia jika mendapatkan pasangan seperti pangeran akshara itu, "kok putri diah yang di kasih bunga, tapi kok aku ya yang tersentuh", kata salah satu putri kerajaan yang hadir pada temannya yang sama sama seorang putri.
"Iya aku juga sama, ah seandainya aku yang duduk di sana betapa bahagia nya diri ini. Sumpah pria ini idaman banget", kata temannya itu.
"Kok bisa sih aku gak tau ada pria se tampan ini, apa dia itu dewa yang turun dari nirwana ya? kok tampan nya gak ada obatnya", kata putri itu.
"Iya ya, kok bisa ya aku gak ada info tentang pria ini, padahal pangeran di semua kerajaan di tanah jawa ini, semuanya aku sudah ketahui, bahkan aku pernah ke kerajaan blambangan, tapi aku tak pernah mendengar tentang pangeran tampan ini", kata temannya itu yang sering berkeliling ke semua kerajaan itu.
"Jelaslah kalian tak pernah tau tentang pangeran akshara, baru saja aku mendapatkan kabar dari pelayan ku, katanya memang pangeran akshara sengaja di sembunyi kan, bahkan rakyat blambangan baru melihat pangeran ini setelah berapa puluh tahun kemudian, yang mengetahui hanya prajurit dan pelayan pribadi nya saja", kata putri yang menggunakan pakaian berwarna biru itu.
"Oh pantas jika aku tak pernah mengetahui nya, pangeran tampan memang pantas di sembunyi kan, ehm kira kira pangeran mau tidak ya, menjadi kan ku yang ke dua hehehe", kata putri yang lainnya.
"Seperti nya kita harus coba itu putri, siapa tau kita beruntung hehehe", jawab temannya itu.
Semua putri putri cantik itu membicarakan pangeran akshara, pangeran pangeran lain mendengar pangeran akshara di bicarakan dan di kagumi, terbesit rasa iri hanya mereka memang mengakui jika pangeran akshara memang lebih tampan darinya, mereka yang hanya memiliki wajah lokal jelas berbeda dengan wajah pangeran akshara yang blesteran turki jawa, bagi sebagian masyarakat zaman dahulu, wajah campuran seperti ini itu sangat langka, sehingga seseorang yang memiliki wajah seperti ini sudah pasti sangat tampan saat itu.
Saat ini Putri Diah dan Pangeran Akshara sangat bahagia, tapi di saat mereka bahagia pangeran akshara mendapatkan kejutan lainnya, ia mendengar Raja Lawu yang bernama Tejo Alu Pati datang bersama istri dan anaknya pangeran Dursasena dan Putri Roro Segoro Wetan. Pangeran Akshara segera melihat ibunya itu, ada perasaan benci dan dendam pada adik iparnya itu, tak cuma itu kakek mahesa pun terlihat sama seperti ibunya, kakek bahkan sudah terlihat seperti akan menyerang, tapi ibu yang melihat itu langsung memegang ayahnya itu dan berusaha untuk meredamkan amarah nya. Raja Mahesa kemudian mengikuti kata ratu Ambar itu, raja mahesa berpura pura seolah olah tak ada yang terjadi.
Saat Raja Tejo menyalami Raja Agung dan Ratu Ambalika, ia melirik ke arah Raja Mahesa mertua dari kakak kandungnya itu, bahkan ia terkejut melihat Kakak iparnya Ratu Ambar dan sekilas melihat ke arah ku. Dia langsung berbalik dan pamit pulang tanpa berbicara dan bersalaman dengan keluarga kakak iparnya itu. Melihat kejadian itu aku sebenarnya ingin membunuh nya, karena ia terlihat tak sopan dan menghargai keluarga nya, terlebih dia orang yang telah membunuh ayahnya dan penyebab ibunya menjanda seperti ini.
Putri Diah melihat perubahan terhadap suaminya itu, ia langsung berusaha mencairkan suasana hatinya, "Mas tenang aja, nanti akan ada waktunya mas bisa membalas paman mas itu", kata putri diah sambil membelai wajah nya yang tampan.
"Iya dek, makasih sudah mengingat kan", kata pangeran akshara sambil mengecup kening putri diah.
Lagi lagi para wanita kembali meleleh melihat adegan romantis itu, sang pangeran menjadi bintang pujaan malam itu dan sang putri adalah si penakluk pangeran tampan itu.
Pesta pernikahan ini akan berlangsung tiga hari tiga malam, mereka sangat bahagia karena pada malam pertama pernikahan nya, banyak para tamu yang datang bahkan aula kerajaan yang di persiapkan untuk para raja beserta keluarga nya sudah penuh. Bahkan sampai pihak kerajaan membuka taman Kerajaan dan di rubah menjadi tempat perjamuan keluarga raja yang belum mendapatkan tempat. Para undangan sangat menikmati jamuan dan tarian yang di persiapkan oleh kerajaan, semuanya larut dalam kebahagiaan.
Putri kemudian mengajak Pangeran untuk menari bersama, saat pangeran turun dari singgasana untuk menari, para putri raja bersorak saat melihat pangeran turun dan menari, mereka terpukau dengan pangeran akshara.
Di tempat lain Raja Tejo Alu Pati yang melihat kakak iparnya masih hidup, merasa khawatir. apalagi ia sempat melihat pangeran akshara, ia melihat keponakannya itu kelak akan membalas dendamnya itu. Bahkan ia melihat jika keponakannya itu memiliki ilmu kanuragan yang tinggi, ia mulai menyusun rencana untuk menyingkirkan keponakannya itu.